CHAPTER 14: "Catedral Of Asmodeus"

5 2 0
                                    

The Principals Of Life

Suara paduan suara terdengar hingga luar dari sebuah katedral luas yang berdiri ditengah-tengah tanah kosong.

"Tiffany, apapun yang akan terjadi disini palsu, bahkan langit cerah dan pepohonan yang rindang, baiklah!"

Tiffany berada pada jalan lurus yang pada akhirnya menuju katedral.

Disamping kanan kirinya pepohonan apel memenuhi.

Tiffany memetik salah satu apel.

Tiffany berhenti berjalan.

Tiffany menggigit apel itu.

"Oh? apel asli?" Tiffany cukup terkesima.

Tiffany melanjutkan langkahnya

Ia sampai disana.

Ukuran katedral itu sangatlah besar.

Tiffany melangkahkan kakinya masuk kedalam katedral itu.

Disana seperti Surga, paduan suara bergema keseluruh bagian katedral.

Tiffany mencari tempat duduk, ia duduk ditengah-tengah, ia dapat melihat altar dengan jelas.

Ia duduk disamping seorang lansia yang memiliki tatapan kosong, lansia itu seorang laki-laki.

Lansia itu memandang ke arah Tiffany.

"Nak, engkau datang sendiri?"

Tiffany berteriak.

Paduan suara pun terdiam.

"Maafkan aku, maaf sekali, maafkan aku." Tiffany berbisik.

Paduan suara melanjutkan nyanyian mereka.

"Aku sendiri kesini."

"Selamat datang di katedral Asmodeus, nak."

"Katedral Asmodeus...?"

"Engkau memuji nama Nya juga kan?"

"Iya..." Tiffany menjawab ragu.

"Ucapkan puji Asmodeus untuk membuktikan imanmu."

"Imanku tidak perlu dibuktikan, aku sudah sangat beriman pada Ia." Tiffany tersenyum.

"Sebutkan saja nak, konon katanya, yang percaya pada Nya akan diberkati setelah menyebutkan itu."

"Bagaimana dengan yang tak percaya?"

"Mereka terbakar hidup-hidup." Sang kakek tersenyum.

"Puji Asmodeus." Deklarasi dari Tiffany.

Sang lansia terus memperhatikan.

"Aku Berharap aku tidak terbakar oleh api Ia." Tiffany dalam pikirannya.

Tidak terjadi apa-apa.

"Engkau memang pemuja Nya yang setia, nak."

The Principals Of Life(ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang