CHAPTER 21 SEASON 2: "The Dancing Plague Of 1518"

10 2 0
                                    

The Principals Of Life And The Ant Keeper

Pagi yang cerah bagi para warga eropa, mereka makan bersama keluarga mereka, membagi roti dan tertawa.

"Hati-hati, masih sangat panas." Sang ibu tertawa sambil membawa roti berukuran besar yang baru ia panggang di api.

Sang ibu menaruh roti itu diatas meja kayu mereka, kedua anak dan satu suami serta satu istri kedua dari suaminya itu.

Sang suami bercumbu didepan istri pertamanya serta anak-anaknya.

Sang anak-anak yang melihat ini sebagai pemandangan yang biasa tidak memperdulikan.

Sang istri menatap suaminya dan tidak memperdulikan.

Sang istri lalu membagi-bagi roti itu menjadi lima bagian, ia juga memberi istri kedua suaminya itu potongan roti.

Sang istri duduk.

Sang suami berhenti bercumbu.

Sang suami mengambil potongannya dan mencubit sedikitnya roti untuk dicoba nya.

Sang suami terkesima.

"Masakanmu jauh lebih enak hari ini, ada apa, Lupone, sayangku?"

"Entahlah lebih enak masakanku apa bibir dia, Cassandra."

Suami dan Istri keduanya itu tertawa bersama.

"Engkau memang memiliki selera humor yang sangat baik!"

Tidak ada seorangpun dimeja itu yang memulai pembicaraan, mereka fokus pada makanannya.

"Ibu ada minyak zaitun? sepertinya akan enak jika dicocol ke roti ini."

"Ah, kamu sudah tahu tentang minyak zaitun? umurmu masih sebelas tahun, darimana kamu belajar?"

"Sekolahku mengajarkan tentang minyak zaitun dan menceritakan bagaimana roti enak dicocol pada minyak zaitun!"

"Mari kita tanya adik mu yang berumur sembilan tahun ini, apakah ia tahu tentang minyak zaitun?"

"Tentu saja!"

Sang ibu dan kakak tertawa mendengar hal itu.

"Namun sayang, kita tidak mampu membeli minyak zaitun, ayah mu membuang-buang harta pada perempuan itu."

Sang perempuan terkejut mendengar hal itu, begitupun suaminya.

Sang suami menampar sang istri pertamanya hingga terjatuh.

"Aku bekerja demi anak-anak dan menghidupi keluarga hangat ini! apakah itu caramu menghargai ku bajingan!"

Sang ibu masih berada dilantai dan mulai merangkak untuk memegang ujung kaki dari kursi mereka.

Namun sang suami menendang kursi itu hingga mengenai istrinya itu.

Lupone merasakan kesakitan yang sangat hebat.

Saat ia memegang matanya, darah memenuhi tangannya, matanya berdarah-darah.

Lupone bergegas memasuki kamarnya, namun ia terjatuh karena baju panjangnya itu.

The Principals Of Life(ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang