ʚ 𝑵𝒊𝒏𝒆𝒕𝒆𝒆𝒏 ɞ

276 7 0
                                    

⌗ HAPPY READING! ⌗

────────────────────

"Gue nggak bisa bilang 'gue nggak cinta sama lo,' please Ell tetep di sisi gue. Untuk sekarang dan selama nya."
━━━Reyyan Devara Aldrich.

🪐🪐🪐

Dan benar saja langit yang tadinya mendung sekarang menjadi hujan. "Kak Rey, hujan!" teriak Ell, karena takut jika suaranya tidak terdengar karena angin yang sangat besar.

"Astaga hujan angin," gumam pelan Rey sembari terus menggenggam tangan dingin Ell.

"Kita ngebut ya, Ell?" tanya Rey, karena tak ingin gadisnya kedinginan.

Dalam benaknya Rey memikirkan jika ia meneduh itu akan lama menunggu hujan reda. Tak butuh waktu lama akhirnya ia sampai di mansion-nya, penjaga gerbang yang melihat Rey langsung membukakan gerbang nya. Lelaki itu langsung menuju garasi rumahnya dan langsung memasukkan sepeda motornya.

Ia melepas helmnya dan helm Ell, lalu menurunkan gadis itu. Badan gadisnya langsung gemetaran karena kedinginan. "Tahan ya, sayang." Rey langsung menggendong tubuh Ell yang sudah gemetar karena dinginnya air hujan.

Mama Lily yang kebetulan melihat itu langsung berlari mengikuti langkah anaknya.

"Astaga Ell, dia kedinginan." Mama Lily langsung keluar untuk mencari baju hangat untuk calon menantunya.

Mama Lily memanggil maid yang tak jauh dari sana. "Bi! Tolong buatin teh hangat, ya."

Mama Lily mencari handuk dan baju hangat, dan langsung pergi ke kamar anaknya.

"Ell, ini ganti baju kamu." Ucap mama Lily sembari mengulurkan baju-baju yang berbahan tebal, untuk menghangatkan badan.

Ell yang melihat itu langsung mengambilnya dan bergegas ke kamar mandi untuk mengganti baju, Mama Lily yang melihat gadis itu berjalan dengan tubuh gemetar khawatir akhirnya mengikuti Ell yang melangkah ke kamar mandi.

"Sini biar Mama bantuin, sayang." Ucap Mama Lily sembari menutup pintu kamar mandi dan membantu Ell berganti baju. Gadis itu sedikit malu, apalagi Mama Lily baginya seperti orang baru.

"Nggak papa, gak usah gugup cantik." Ucap Mama Lily dengan senyum manisnya yang tak luntur.

Di sisi lain Rey mencari maid, dan saat ingin berteriak untuk mengumpulkan maid. Ternyata ada maid yang membawa teh hangat. "Itu tehnya buat siapa?" tanya Rey dengan sorot mata yang sedikit tajam bahkan baju lelaki itu belum diganti jadi air dari baju Rey terus menetes membasahi lantai rumah.

"Tadi Nyonya yang minta, Tuan." Balas maid itu sembari menundukkan kepalanya.

Rey mengambil teh itu dari tangan maid dan langsung menaruh di meja kamarnya, ia celingukan mencari Ell dan Mama nya.

Tak butuh waktu lama Mama Lily dan Ell keluar dari kamar mandi, lelaki itu yang melihatnya langsung memeluk tubuh gadisnya dengan erat seolah-olah tidak ingin ditinggalkan Ell sedikit saja.

"Rambut lo ada yang basah dikit, gue keringin ya?" tanya Rey sembari menuntun Ell untuk duduk di meja rias nya.

Lalu mengeringkan rambut gadisnya dengan hair dryer sesekali ia mengecup hangat kening Ell.

Possessive Reyyan. (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang