Seiring berjalannya waktu, rasa itu mulai hadir. Aku merasa nyaman berada di dekat bang Yovan. Senyum, tawa, serta tingkah konyolnya membuat hatiku berbunga - bunga. Bayangannya selalu menghantuiku seperti orang gila. Kadang aku tersenyum dan tertawa sendiri saat mengingat dirinya. Siapa sangka, kini aku mulai merindukannya. Ingin rasanya segera kembali berjumpa dengannya dan aku jawab ungkapan perasaannya saat itu. Jujur, aku sudah menyukai Bang Yovan dari pandangan pertama, apalagi semakin harinya Bang Yovan terlihat sangat perhatian padaku
Kini, hari yang di nantikan pun tiba. Dengan langkah yang pelan, aku berjalan masuk ke kelas. Sesampainya di dalan kelas, aku langsung duduk di kursiku. Di sebelahku ada Indri yang sudah datang lebih awal daripada diriku.
"Bel, ada sesuatu yang ingin aku bahas sama kamu. Bisa sekarang?", tanya Indri, memulai pembicaraan dan menatap ke sekeliling kelas yang masih sepi. Hanya ada beberapa orang saja di sana.
"Soal apa ya Ndri?", tanyaku penasaran.
"Soal Bang Yovan".
"Ada apa dengan Bang Yovan?", tanyaku.
"Bagaimana perasaanmu terhadapnya setelah beberapa hari ini kalian sudah mulai terlihat akrab? Aku lihat kalian berdua ada banyak kecocokan", tanya Indri lagi.
Aku hanya terdiam dan menunduk malu. Jujur, rasa itu sudah mulai ada untuk Bang Yovan, tetapi aku belum berani untuk menceritakannya kepada Indri, apalagi ke Bang Yovan langsung.
"Ehemmm... ehemmm... pagi - pagi sudah ada yang terpesona. Sudahlah Bel, lebih baik kamu jujur kepada Bang Yovan, sudah terlalu lama ia menunggu jawabanmu", ujar Indri memberi saran.
"Tapi Ndri, Bang Yovan sudah tidak pernah lagi membahas hal ini. Jadi, selama ini aku diamkan saja".
"Bel, jangan terlalu lama membuat Bang Yovan menunggu, jangan sampai Bang Yovan bosan karena terlalu lama menunggu jawaban kamu, bisa saja nanti Bang Yovan bosan nungguin jawaban yang tidak pasti darimu, lalu malah mencari wanita lain, saking bosannya nungguin kamu, kan?", ucap Indri panjang lebar.
"Kamu nakutin aku ya Ndri", ucapku tanpa sadar.
"Ya enggaklah, itu cuma perkiraan aku saja sih, mana taukan begitu, kita mana tau apa yang terjadi ke depannya", ucap Indri sambil tertawa geli melihatku.
"Terus aku harus apa Ndri?", tanyaku.
"Bel, apa kamu merasa gelisah kalau Bang Yovan tidak berada di sampingmu?", tanya Indri.
Aku hanya membalasnya dengan mengangguk.
"Apa kamu merasa tenang dan nyaman kalau dia berada di dekat kamu?", tanya Indri lagi.
Aku pun kembali mengangguk.
"Terus kenapa kamu harus bingung dengan perasaan kamu sendiri? Bukankah sudah jelas kalau kamu iti mulai mencintai Bang Yovan?"
"Aku tidak tahu. Rasanya tidak mungkin aku bisa jatuh cinta kepada Bang Yovan dalam waktu sedekat ini", ucapku seraya menggeleng pelan.
"Semakin kamu menepisnya, semakin kelihatan jelas kegelisahanmu, Bel. Bang Yovan memang sengaja mendiamkanmu selama ini. Sejauh ini dia hanya ingin melihat kejujuran darimu. Apa kamu akan tetap mendiamkannya jika dia masih belum mau mempertanyakannya lagi? Apa kamu mau kalau Bang Yovan benaran bosan dan menghilang begitu saja karena kediamanmu ini?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Juorney Of Love (Terbit - Remake)
Romance( Kisah Nyata) Kegagalan cinta pertama kami karena hasutan dari seorang sahabat sehingga menimbulkan kesalahpahaman di antara kami,membuat hubungan kami berakhir tanpa kata putus. Bertahun - tahun kami terpisah jarak dan waktu hingga suatu ketika ka...