Ke esokan harinya, seperti apa yang telah aku janjikan kepada Karina, akupun membawa barang - barang pemberian Bang Yovan ke sekolah untuk di berikan kepada Karina sesuai dengan yang di katakan Karina kemarin.
Saat sampai di sekolah, seperti biasanya, aku meletakkan tas ku di laci meja, aku lihat ke arah meja Indri yang masih terlihat kosong, aku menyangka jika Indri belum datang.
Namun hingga pelajaran pertama di mulai, Indri tidak juga datang. Namun saat guru mata pelajaran pertama mengabsen, di situlah aku baru mengetahui, kalau ternyata Indri telah pindah sekolah.
Seketika duniaku benar - benar terasa hancur, aku merasa sendiri saat ini, memang ada Karina, tapi aku dan Karina tidak se akrab dengan Indri.
Hingga akhirnya waktu istirahat tiba, semua murid sibuk ke kantin, aku memghampiri Karina yang hendak ke kantin.
"Ka, aku sudah kumpul semua barang - barang pemberian Bang Yovan", ucapku memperlihatkan sebuah paper bag yang berisi barang - barang pemberian Bang Yovan yang berupa topi dan pigura foto, dan menyerahkannya kepada Karina.
Karina tampak tersenyum senang.
"Makasih Bel", ucapnya.
"Sama - sama", jawabku.
Setelahnya aku berjalan ke taman samping kelas, tempat yang sudah menjadi favoritku belakangan ini.
Aku memilih duduk seorang diri di sana, karena aku sudah di tinggal pergi oleh sahabatku Indri.
"Kenapa sesakit ini rasanya patah hati. Ya Allah maafkan aku, hilangkan perasaan ini dari hatiku. Bantu aku melupakan laki - laki bernama Yovando Raditya Putra itu", ucapku.
Saat aku sedang melamun memikirkan Indri dan juga Bang Yovan, tiba - tiba pipiku terasa dingin sekali, sebuah eskrim cornello menempel di pipiku.
Akupun menoleh ke arah sumbernya, ternyata itu adalah ulah Kak Rama yang lagi - lagi berkunjung ke sekolahku.
"Kak Rama...", pekikku.
"Hai... ngapain sendirian di sini?, nih Kakak bawain es krim,di terima dan di makan ya, Kakak lihat di TV orang yang lagi sedih itu makan, makanan yang manis - manis biar sedihnya hilang", ujar Kak Rama menyodorkan es krim itu padaku dengan senyum manisnya.
"Wih... Makasih ya Kak, Kakak tau banget kalau aku suka es krim, tapi ini benaran buat akukan Kak?", tanyaku.
"Iyalah Kakak tau, karena Kakak..., eh maksudnya kebetulan saja, bukan buat kamu, tapi itu buat pacar kakak", ucap Kak Rama menarik kembali es krim itu.
"Lah kalau mau kasih pacar, ya jangan pamer akulah", ucapku.
"Orang pacarnya Kakak kamu kok", ucap Kak Rama pede.
"Kak bercandanya gak lucu, aku tabok mau", ucapku memperlihatkan sebuah buku mini yang biasanya aku gunakan untuk menulis catatan kecil juka sedang bosan.
"Idih, jadi cewek galak amat sih", ucapnya menoel hidungku.
"Habisnya Kakak ngeselin sih", ujarku.
"Di makan tuh es krimnya, nanti lama - lama bisa meleleh kayak hati Kakak ke kamu", ucap Kak Rama lagi menggodaku.
"Sekali lagi ngomong macam - macam, benaran aku tabok ya", ucapku yang akhirnya memakan es krim itu asal karena kesal dengan ulah Kak Rama yang terus menggodaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juorney Of Love (Terbit - Remake)
Romance( Kisah Nyata) Kegagalan cinta pertama kami karena hasutan dari seorang sahabat sehingga menimbulkan kesalahpahaman di antara kami,membuat hubungan kami berakhir tanpa kata putus. Bertahun - tahun kami terpisah jarak dan waktu hingga suatu ketika ka...