Hampir 7 tahun sejak pertemuan itu, aku dan Bang Yovan tak lagi bertemu. Saat ini aku sudah berumah tangga, memiliki seorang anak laki - laki yang sebentar lagi berumur dua tahun, aku ikut pindah ke kota Padang, tempat suamiku berada karena sebelumnya aku sempat kuliah di kota ini.
Suatu ketika, di daerah tempat aku bersekolah dulu dan tempat tinggal kedua orang tuaku, adik bungsuku pun akan mengadakan acara pesta perayaan 17 Agustus. Aku di minta orang tuaku pulang ke kampung bersama anakku untuk menyaksikan acara tersebut. Aku sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga yang tidak memiliki kesibukan lain, tentu saja menerima ajakan orang tuaku untuk pulang ke kampung.
Hari ini, di kampungku akan di gelar acara 17 Agustusan. Adik bungsuku yang ikut memeriahkan acara ini memintaku untuk mengabadikan momen itu dengan kamera. Aku mengikuti permintaan adikku itu, dengan membawa sang anak dan ikut berkumpul untuk menyaksikan acara. Hingga suatu ketika, seseorang memanggil dan merangkul pundakku dari belakang.
"Bela...", panggilnya.
Deg!
Jantungku berpacu dengan cepat, tubuhku berdesir dengan heba. Suara itu mengingatkan pada seseorang yang aku tahu dan aku kenal belasan tahun lalu. Aku memperhatikan untuk melihat laki - laki itu, yang ternyata adalah mantan kekasihku dulu. Walaupun tidak ada kata putus di antara kami berdua saat itu, tapi ia sudah pergi meninggalkanku tanpa kabar sekian lamanya.
Aku terdiam mematung dan melihat siapa orang yang sudah menegur dan merangkul pundakku itu. Bertahun - tahun hidupku damai tanpa bayang - bayang mantan, namun kini justru mantan itu berdiri di sampingku.
Terlihat bang Yovan sedang menatapku sambil tersenyum manis, membuatku hampir saja meleleh jika tidak mengingat statusku saat ini yang sudah memiliki suami dan juga anak.
Namun di balik semua itu, aku menyadari jika laki - laki itu tidak berubah sedikitpun. Bang Yovan masih senang menggodaku, sama seperti dulu, bahkan kebiasaannya mengacak rambutku masih tetap ia lakukan.
Mataku membulat saat mihat laki - laki dewasa bertubuh gagah. Tatapannya membuat jantungku berdegup lebih cepat dari biasanya, darahku membeku seketika setelah kedua netra kami saling beradu.
"Assalamualaikum mantan!, kamu apa kabar Bel?", tanya bang Yovan padaku dengan senyum merekah terukir di bibirnya.
"Alhamdulillah sehat bang, abang sendiri apa kabarnya?", tanyaku balik.
"Alhamdulillah seperti yang kamu lihat saat ini Bel", ucap bang Yovan yang membuatku tertawa pelan.
"Lucu ya, kita bisa ketemu lagi setelah sekian lama berpisah", ujarku.
"Abang senang bisa bertemu kembali dengan kamu Bel", ucap bang Yovan.
Lalu tanpa sadar bang Yovan menaruh tangannya ke kepalaku dan mengacak - acak rambutku dengan lembut seperti yang sering ia lakukan padaku dulu saat kami pacaran.
"Abang ngapain di sini?", tanyaku.
"Adik abang ikut memeriahkan acara ini, kalau kamu sendiri bagaimana?, ngapain kamu di sini?", tanya bang Yovan balik padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juorney Of Love (Terbit - Remake)
Romance( Kisah Nyata) Kegagalan cinta pertama kami karena hasutan dari seorang sahabat sehingga menimbulkan kesalahpahaman di antara kami,membuat hubungan kami berakhir tanpa kata putus. Bertahun - tahun kami terpisah jarak dan waktu hingga suatu ketika ka...