Bab 17 (Yang datang dan pergi)

41 30 0
                                    

Beberapa minggu setelah kejadian aku dan Karina ke rumah kak Rama, kini di sekolahku di adakan acara perpisahan, yang bertepatan dengan acara kelulusanku dan artinya sebentar lagi aku akan lanjut masuk SMA.

Seperti biasanya, setiap ada acara perpisahan dan pentas seni, aku akan terpilih untuk menjadi penari di beberapa tarian, seperti yang terjadi  hari ini, aku ikut menari dalam acara perpisahan ini.

Ternyata kabar tentang adanya acara perpisahan di sekolah kami sampai keluar lingkungan sekolah, dan kabar itu juga sampai ke bang Yovan, siapa sangka bang Yovan hadir di sekolahku.

Namun kedatangan bang Yovan jauh lebih dulu dari kak Rama.

"Bela...".

Seseorang seperti memanggil namaku, membuatku menoleh mencari sumber suara itu. Aku sontak melengahkan kepalaku menatap seorang laki - laki yang dulu pernah  membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, namun aku sia - siakan karena sebuah kesalah pahaman.

"Bang... bang Yovan", lirihku pelan.

"Kamu masih cantik saja Bel, bahkan lebih cantik saat ini. Apa kabar kamu Bel? Masih ingatkah dengan abang?", tanya bang Yovan.

Pujian sekaligus pertanyaan itu membuatku sadar dari lamunanku dan segera menatap ke arah bang Yovan yang entah sejak kapan sudah ada di sampingku.

"Iya bang, aku masih ingat sama abang. Kabar aku baik bang, bang Yovan, kenapa abang ada di sini?", tanyaku.

"Abang dapat kabar jika sekolah ini mengadakan acara perpisahan, itu artinya juga acara kelulusanmu", ujar bang Yovan.

"Abang cari siapa di sini?", tanyaku lagi.

"Abang hanya ingin melihat penampilan tarimu seperti biasanya", ujar bang Yovan.

Aku hanya bisa tersenyum mengingat bang Yovan yang sangat suka melihat aku menari, namun seketika senyum ku terpaksa harus ku hentikan, karena samar - samar aku mendengar suara motor kak Rama.

"Kak Rama...", ujarku.

"Baru di tinggal beberapa bulan kamu sudah mencoba mencari pengganti abang Bel, dan kenapa harus teman abang dan satu wilayah tempat tinggal dengan abang, Rama itu teman baik abang dari kecil", ujar bang Yovan dengan nada ketus dan seketika mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya di hadapanku.

"Abang!, abang merokok?", tanyaku terkejut dan heran, karena selama ini bang Yovan tidak pernah melakukannya di depanku.

"Hanya rokok yang bisa menemani keseharian dan menghilangkan kejenuhan abang saat ini, abang pamit, sebentar lagi Rama pasti akan menyusulmu, abang tidak mau sampai Rama melihat dan mengetahui kedekatan kita lagi, selamat tinggal Bela", ucap bang Yovan mengacak pelan rambutku seperti kebiasaan yang sering ia lakukan saat kami masih berpacaran dulu.

Sebelum kak Rama mendekatiku, bang Yovan dengan cepatnya berlalu dari hadapanku.

"Bela...", panggil kak Rama yang baru saja selesai memarkirkan mototnya bersama bang Azam.

Aku berusaha menstabilkan perasaanku, agar kak Rama tidak curiga jika aku barusan bertemu bang Yovan yang merupakan teman baiknya juga.

Juorney Of Love (Terbit - Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang