Sesampainya di rumah, aku selalu memandangi topi putih berinisial nama kami yang telah di berikan Bang Yovan barusan di mal, lalu menaruhnya di atas meja belajar. Aku merasa sangat beruntung sekali memiliki seorang kekasih yang begitu perhatian dan penuh kasih sayang. Topi itu selalu aku gunakan dan bawa kemana pun, tebtunya selain jam sekolah.
Minggu pun tiba, hari ini aku janji akan main ke rumah Indri, alasannya saja yang pergi main, tapi tujuan utamaku tidak lain dan tidak bukan adalah untuk bertemu Abang Yovan, kekasih hatiku. Hari ini pun aku telah bersiap untuk pergi ke rumah Indri, tetapi kali ini aku tidak lagi meminta di jemput olehnya seperti biasa karena aku sudah tahu rumah Indri dan rumah Bang Yovan ada di mana.
Aku menaiki ojek pengkolan untuk bisa sampai ke rumah Indri. Ojek yang aku tumpangi ini harus melewati rumah Bang Yovan dulu sebelum sampai ke rumah Indri. Saat lewat depan rumahnya, tidak lupa aku memberikan kode kepada Bang Yovan agar segera menyusul. Bang Yovan yang paham, spontan menyusulku dengan motor orang tuanya yang terletak di halaman rumahnya. Tidak berapa lama kemudian, sampailah aku di rumah Indri. Setelah membayar tagihan ojek, tidak lama kemudian motor Bang Yovan pun tampak parkir di depan rumah Indri.
"Assalamualaikum", salam bang Yovan di depan pintu.
"Walaikumsalam", jawabku dan Indri.
"Ayo silahkan masuk bang", ujar Indri mempersilahkan bang Yovan masuk.
Abang Yovan pun masuk dan memilih duduk di kursi yang berada di sampingku.
"Apa kabar kamu Bel?", tanya bang Yovan menyapaku.
"Alhamdulillah baik bang, abang sendiri apa kabarnya?, maaf kalau belakangan ini kita jarang ketemu ya, aku cuma tidak mau mengganggu kegiatan belajar abang dalam menghadapi kelulusan nantinya", ucapku.
"Abang juga baik Bel, ya tidak apa - apa, terimakasih karena kamu mengerti kondisi abang saat ini, kamu masih ada jadwal latihan tari?", tanya Bang Yovan.
"Masih ada Bang. Menunggu pertunjukan juga", jawabku.
"O ya Bel, jangan keseringan main ke sini ya? Jangan hanya gara - gara ingin menemui abang, kamu jadi lupa belajar", saran Bang Yovan kepadaku.
"Tidak apa - apa bang,ini juga sambil belajar kok, kalau ada tugas sekolah, ya sekalian aku kerjakan sama Indri di sini, oh ya bang, setelah lulus nanti, abang mau lanjut sekolah dimana?", tanyaku penasaran.
"Yovan...".
Tiba - tiba terdengar suara seorang wanita paruh baya memanggil nama Bang Yovan dari teras luar. Rumah Indri yang memiliki kaca transparan pun memudahkan siapa saja yang melihat dari luar ataupun dalam akan kelihatan.
"Mampus, itu pasti suara mama Abang. Ayo kita sembunyi Bel!", seru Bang Yovan.
"Tapi Bang, sandal dan motor Abang ada di luar", ucapku ikut panik.
"Biar aku yang ambil dan sembunyikan sandal Bang Yovan. Kalian sembunyi saja, aku akan menemui mama Bang Yovan dan kasih alasan", ucap Indri berjalan keluar.
Sementara Indri keluar, aku danBang Yovan segera mencari tempat persembunyian di dalam rumah Indri.
"Permisi tante, mau cari Bang Yovan ya? Tidak ada di sini, tante", jawab Indri sembari menghampiri mama Bang Yovan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juorney Of Love (Terbit - Remake)
Romance( Kisah Nyata) Kegagalan cinta pertama kami karena hasutan dari seorang sahabat sehingga menimbulkan kesalahpahaman di antara kami,membuat hubungan kami berakhir tanpa kata putus. Bertahun - tahun kami terpisah jarak dan waktu hingga suatu ketika ka...