Setelah mendapatkan izin untuk menerbitkan novel yang aku tulis, aku dan Bang Yovan jadi sering berkomunikasi demi tercapainya karya bersama kami ini. Kami pun mendiskusikan banyak hal, mulai dari pemilihan judul, nama - nama samaran untuk tokoh asli, juga cover. Hingga akhirnya, sebuah fakta baru di ungkapkan oleh Bang Yovan dalam sebuah panggilan masuk.
"Assalamualaikum, Bela. Apa kabarnya?" tanya Bang Yovan di sela - sela jam istirahat siangnya.
"Alhamdulillah baik. Abang sendiri apa kabarnya?"
"Alhamdulillah baik juga. Bagaimana kelanjutan proses pembuatan novel kita?", tanya Bang Yovan lagi.
"Semua berjalan lancar, Bang. Memangnya kenapa? Apakah istri Abang tahu soal novel kita ini?", tanyaku, jujur aku takut jika hal ini akan jadi masalah nantinya karena kami mengungkit masa lalu.
"Istri Abang taunya Abang sedang bekerja sama dengan seorang penulis. Dia tidak tau jika cerita yang Abang dan penulis itu buat adalah cerita nyata. Istri Abang juga sempat membacanya di aplikasi tempat kamu menulis pada awalnya", jawab Bang Yovan.
"Apakah Abang takut ketauan oleh istri Abang?", tanyaku lagi.
"Sama sekali tidak, karena itu hanyalah kenangan masa lalu bagi Abang. Justru Abang takutnya, suami Bela yang akan marah".
"Syukurlah, Bang. Soal suamiku, alhamdulillah beliau sudah tau dan paham".
"Bel, sebenarnya ada hal lain yang Abanh sembunyikan dari kamu soal bubarnya hubungan kita dulu", ujar Bang Yovan tiba - tiba.
"Maksud Abang?", tanyaku.
"Bela, kalau boleh Abang jujur, sebenarnya dulu itu Abang sengaja menjauh dari kamu. Abang pergi dan menghilang karena tidak mau buat kamu menderita. Abang juga tidak mau kalau semakin dalam rasa cinta dan sayang kamu dalam hubungan kita karena kita memiki suku (marga) yang sama. Apalagi di daerah kita, Minangkabau sangat kental dengan adat dan budayanya. Abang takut perasaan ini terlanjur jauh untuk di teruskan. Karena dari awal hubungan kita terjalin sama sekali tidak pernah sedikit pun masalah di antara kita dan sebisa mungkin kita dapat menyelesaikannya, Abang pun sengaja mencari - cari alasan dan cara untuk menghindar darimu", ujar Bang Yovan, mengungkapkan fakta setelah belasan tahun lamanya kami salinh salah paham.
"Apakah itu juga yang menjadikan alasan Abang dekat dengan Karina?", tanyaku.
"Iya, maafkan Abang Bela. Abang terpaksa menjadikan Karina sebagai alasannya agar kamu dengan mudah bisa membenci Abang karena sudah mendekati sahabatmu. Bela, asal kamu tau... meninggalkanmu saat itu adalah hal yang menyakitkan bagi Abang".
"Pantas selama ini Karina sudah tidak pernah membahas Abang lagi denganku. Terakhir, dia hanya meminta semua barang pemberian dari Abang saat kita bubar dulu",jawabku.
"Masalah pemberian itu, Abang sama sekali tidak petnah meminta Karina untuk melakukannya".
"Tapi, kenyataannya begitu, Bang. Setelah kita bubar, Karina memintanya dan aku pun memberikannya, kecuali foto kita berdua. Jadi, jangan Abang pikir kalau aku masih menyimpan barang - barang pemberian Abang", jelasku.
"Maafkan Abang, Bel".
"Maafkan aku juga, Bang. Aku pikir Abang benar - benar selingkuh saat itu, sehingga aku mrmilih membuat keputusan sendiri dengan mengakhiri hubungan kita. Saat itu aku cemburu Abang dekat dengan Karina".
"Abang juga minta maaf, ya, Bel. Abang harap setelah ini kita bisa menjadi teman baik", ujar Bang Yovan.
"Iya, Bang. Aku harap tidak ada lagi kesalahpahaman dan dendam di antara kita setelah ini. Walaupum kita tidak mungkin bersama lagi, setidaknya kita masih bisa berteman baik. Ayo kita buka lembaran baru. Kita bisa berteman baik seperti dulu lagi", lanjutku.
"Iya, Bel".
KAMU SEDANG MEMBACA
Juorney Of Love (Terbit - Remake)
Romance( Kisah Nyata) Kegagalan cinta pertama kami karena hasutan dari seorang sahabat sehingga menimbulkan kesalahpahaman di antara kami,membuat hubungan kami berakhir tanpa kata putus. Bertahun - tahun kami terpisah jarak dan waktu hingga suatu ketika ka...