Bab 1 (Amplop biru berbunga)

194 108 21
                                    

Isabela Safitri, biasa di panggil Bela. Aku menyukai seni, juga suka menyanyi dan sedikit bisa menari. Saat ini baru saja memasuki sekolah SMP, yang mana sebagian orang mengatakan bahwa kita akan memulai cerita baru, pengalaman baru, teman baru, mengenal orang - orang baru, bahkan hal - hal baru seperti yang namanya jatuh cinta. Namun, rasanya aku belum siap untuk jatuh cinta dan mengenal apa itu cinta yang sebenarnya.

Seiring berjalannya waktu, tidak disangka ada seseorang yang hadir di hidupku. Awalnya aku sama sekali tidak mengenalnya, bahkan tidak pernah bertemu dengannya sebelum ini. Yovando Raditya Putra, seseorang yang aku kenal lewat Indri, sahabatku sendiri. Laki - laki itu kurus, agak tinggi, dan agak hitam manis. Sungguh  laki - laki yang sangat sederhana. Rambutnya hitam pekat, juga hidung mancung, alis tebal, juga tentunya terlihat seperti laki - laki lembut dan penyayang- tipe cowok idamanku. Namun, sayangnya kami tidak bersekolah di tempat yang sama dan terpaut jarak dua tahun. Bisa di bilang Yovan adalah kakak kelasku dari sekolah lain. Waktu aku duduk di kelas 1 SMP, itu berarti Yovan duduk di kelas 3 SMP. Kami sama - sama berada di semester akhir saat berkenalan itu.

Awalnya aku bingung dengan sikapnya yang selalu baik dan perhatian padaku. Aku takut dia hanya ingin mempermainkan perasaanku seperti yang orang - orang bilang, banyak cowok - cowok yang suka mempermainkan perasaan cewek. Akan tetapi hadirnya membuat diriku seketika menjadi ragu dengan apa yang orang - orang bilang tentang kebenaran cinta. Sebab, ketika bersamanya, aku merasa seperti ada yang berusaha menyayangiku dan melindungiku setelah papa dan abangku.

* * *

Pagi ini sengaja aku berangkat lebih awal ke sekolah, karena ingin bertemu dengan sahabatku Indri untuk sekedar bercanda ria ataupun menanyakan tugas sekolah dengannya. Setelah sampai di sekolah, buru - buru aku masuk ke kelas, lalu meletakkan tas yang digunakan untuk menaruh perlengkapan sekolah.

Saat meletakkannya di dalam laci meja, awalnya aku merasa biasa saja. Tidak ada hal aneh. Namun, ketika hendak menarik tangan ini keluar, tidak sengaja aku merasa menyentuh sesuatu. Tampak sebuah amplop dengan warna favorit-biru muda-bergambar bunga yang bertuliskan "UNTUKMU,BELA" terletak di sana. Sontak tanganku dengan pelan dan gemetar mengambilnya, lalu memasukkannya ke dalam saku rok seragamku sebelum ada yang lain yang melihat. Secara tidak langsung, itu artinya aku sudah menerima surat itu dengan perasaan yang tidak menentu. Senang sekaligus berdebar - debar, semuanya terasa membingungkan.


"Surat apa ini?, kenapa ada surat di sini?", tanyaku heran pada diri sendiri.


Berbagai perasaan aneh itu muncul, yang mana belum pernah aku rasakan sebelunya. Rasa penasaran pun membuat diriku ingin sekali segera membuka surat itu. Namun,  aku takut jika ada yang melihat. Saat mengedarkan pandangan sekeliling, takut ada yang melihat, tiba - tiba saja Indri sudah berada di belakangku sembari menyapaku.

"Bela..."


Tentu aku terkejut saat ada yang menepuk pundakku. "Kamu bikin kaget saja Ndri".

"

Bel, kamu baru sampai ya? Kok, wajah kamu pucat dan kusut amat?",tanya Indri yang sudah berada di sampingku.


"Buset kamu, Ndri. Sudah kayak jailangkung saja, datang tiba - tiba", ujarku.

Juorney Of Love (Terbit - Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang