Bab 9 (Dilema penuh kejutan)

58 45 1
                                    

Setelah kejadian di cafe hari itu, jangan tanya bagaimana aku dan Bang Yovan menjalani kisah perjalanan cinta kami.

Malam ini...

Aku menatapi rintik hujan yang turun dengan sangat deras mengguyur hampir sekuruh wilayah tempat tinggalku sore hari ini dari jendela kamarku. Suasana hujan deras, syahdu, sesyahdu perasaanku saat ini. Baru beberapa hari setelah berpisah dengan Bang Yovan, aku sudah merasa rindu dan kehilangannya.

Rintik hujan membasahi dedaunan, aroma basah menyeruak menimbulkan ketenangan dalam hati. Kelopak bunga meliuk - liuk mengikuti setiap tetesan hujan yang menerpanya.

Tidak jauh berbeda di mess yang di tempati Bang Yovan, ia juga melakukan hal yang sama denganku sambil memandangi foto yang sempat kami abadikan dulu.

Hari - haripun kami isi dengan kegiatan masing - masing. Aku sibuk dengan sekolah dan jadwal tariku. Bang Yovan juga sibuk dengan sekolah dan mess barunya.

* * *

Di sekolahku hari ini,aku mengikuti kegiatan belajar seperti biasanya. Hari ini hari selasa, bertepatan dengan hari ulang tahunku.

Aku tampak biasa - biasa saja karena tidak ada yang istimewa hari ini bagiku.

Tiba - tiba...

"Panggilan untuk Isabela Safitri kelas 11X.1 agar segera datang ke perpustakaan ketika jam istirahat".

Seruan dari guru piket dari pengeras suara itupun menggema di lingkungan sekolahku. Aku yang sedang mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia tersentak kaget seketika.

"Sekali lagi panggilan untuk Isabela Safitri kelas 11X.1 agar datang ke perpustakaan ketika jam istirahat, terimakasih".

Seketika tubuhku merasa merinding, karena selama ini aku tidak pernah di panggil secara khusus oleh pihak sekolah melalui pengeras suara.

"Bel, kamu dengarkan ada panggilan dari petugas piket", tiba - tiba Indri mengagetkanku dengan setengah berbisik.

"Eh iya Ndri, nanti temani ya,aku takut sendirian", ujarku merasa was - was.

Tiba - tiba saja dari arah jendela tampak seseorang berseragam putih Angkatan Laut melintas di depan kelasku. Seketika aku tersentak kaget, karena aku merasa tidak asing dengan wajah yang barusan lewat dan tersenyum manis ke arahku itu.

"Bel... Bel... Bang Yovan di sini", Indri menggoyang - goyangkan lenganku yang berada di atas meja.

"Ada apa sih Ndri?, aku lagi fokus nih",ucapku.

"Bel, itu Bang Yovankan yang barusan lewat?, kamu lihat ke arah jendela tadikan?", tanya Indri yang sepertinya juga terkejut atas kehadiran tiba - tiba Bang Yovan di sekolahku sambil berbisik di sampingku.

"Kayaknya iya deh Ndri, aku kira, aku yang salah lihat tadi karena terlalu rindu", mau tidak mau aku harus menjawab jujur.

"Ada apa ya Bel, kok tiba - tiba pagi ini Bang Yovan datang ke sini, udah kangen aja kali ya?", tanya Indri penasaran.

"Kepo..."

Setelah menyelesaikan jam pelajaran Bahasa Indonesiaku yang bertepatan dengan bel istirahat aku dan Indri segera berjalan menuju perpustakaan sekolah.

Juorney Of Love (Terbit - Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang