27

1.5K 137 2
                                    

dirumah keluarga vanisa, ada greeselo, gito, adelio, dan amanda. mereka sedang berdiskusi rencana yang akan mereka laksanakan, yaitu mencari rachel. anaknya lulu.

"gimana? malem ini jadi nya?" tanya adelio. oniel masih berpikir keras, apakah tindakan nya bagus ataukah tidak.

"gimana nih niel? gua ikut lu aja" balas manda, dan di angguki oleh gito dan greeselo, tidak ada jawaban, oniel tetap saja masih diam.

dia menghela nafas pelan, lalu mulai membuka suara.

"jangan dulu sekarang, inget kan kalian tentang rachel yang mau nyetubuhin delynn? sebaiknya jangan gegabah karna zean juga ga selamanya ada buat delynn" ucap oniel.

"bener juga, makin gede nanti masalahnya" balas manda setuju.

"kita harus cari informasi nya lewat delynn kalau gitu caranya, cuma dia yang tau abigail rachel ada dimana" ucap greeselo.

"iya bener, jangan dulu ambil kesimpulan cepet cepet, kalau sekalinya hancur malah gabisa diubah lagi" ucap adelio dan di angguki oleh yang lainnya.

skip, mereka pulang ke rumah masing masing, tidak dengan greeselo yang masih saja di rumah oniel. karna janjinya, mereka akan mancing bersama.

ditempat pancing, tidak ramai orang, tapi ada juga selain mereka berdua.

"niel menurut lu kita ngejodohin erine oline terlalu cepet gasi?" tanya greeselo.

"ngga juga, malah mereka nya kalau udah saling suka kita ga usah repot² buat deketin mereka lagi" jawab oniel, dan benar adanya juga.

"iyadah bener juga tumben pinter" ucap greeselo, lalu oniel yang mendengarnya langsung menoyor kepala temannya itu, sangat bodoh. jika oniel tidak pintar dia tidak mungkin menjadi orang yang terpandang hari ini.

disekolah, bel pulang telah berbunyi. benar yang dikatan oline, dia akan menemui erine diruang osis, padahal sangat lama. sekitar 20-30 menit, erine baru selesai.

erine keluar dengan menunjukkan muka masam nya, cemberut, merah, seperti sedang kesal. oline yang melihatnya, bukannya takut tapi malah gemas, sungguh.

"kenapa cemberut gitu? jelek tau" ucap oline meledek. mendengar hal itu erine malah semakin badmood di buatnya.

"apasi! ngga tau! ish" ucapnya berdengus kesal. oline terkekeh pelan akan sikap erine itu, lalu mengacak acak rambutnya.

"yaudah maaf ya ethereal, mau ikut ga nih jadinya? kalau marah terus aku gamau bawa" ucap oline.

"ish ngga ngga oyen! iya aku udah ga marah, tadi kesel tau pas di ruang osis, mereka nya pada susah di atur!" ucap erine mengeluh, dan lagi lagi oline terkekeh dibuatnya.

"iya udah dong jangan marah marah terus sayangku, beli eskrim ayo?" tanya oline, erine yang mendengarnya langsung memberikan senyuman lebar di wajahnya, karna eskrim adalah sumber kekuatannya.

"AYO AYO AYO" ucap erine excited. lalu selalu saja, oline dibuat terkeleh oleh sikap erine yang seperti bocil. padahal jika mode osis, dia sangat galak.

oline membelikan erine eskrim, rencana nya. di malam ini, dia akan menembak erine, tapi untuk pulang sekolah, biarkan mereka bersenang-senang dulu, pikirnya.

"eyin ini eskrim nya" ucap oline memberikan eskrim strawberry kepada erine, lalu erine menerima nya dengan sangat senang hati.

"makasih ya oyen" ucap erine tersenyum, lalu oline mengangguk lalu duduk dekat erine.

"erine aku mau ngomong soal tadi pag-" mulut oline di tutup erine menandakan jangan bicara.

"jangan bahas itu lagi ya" ucap erine tersenyum.

Tentang Kita (Orine) [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang