Chapter 46

60.1K 3.2K 96
                                    

"Siapa disana?"

Kaiser berdiri tanpa melepaskan tatapannya lurus Ke depan, pada sosok yang berdiri di tengah kegelapan kamarnya. Kaiser tidak tahu siapa yang ada disana dengan posisi diam tak bergerak sama sekali, dia seolah melihat patung. Jantung kaiser berdebar kencang, rasa takut mengisi pikirannya, bukan takut kalau yang di depannya adalah seorang pembunuh, Melainkan takut kalau yang di depan sana bukanlah orang yang dia pikirkan.

Dan semua keraguan yang dia pikirkan segera sirna begitu lampu kamarnya dinyalakan, dan yang menghidupkan pencahayaan kamarnya adalah orang yang masuk tanpa izin ke kamarnya.

Kaiser menghirup udara dalam-dalam sambil memejamkan kedua matanya, kemudian setelah merasa siap dia membuka kedua matanya setelah hembusan nafasnya.

"Hi Eiser."Seru sosok itu, namun dia terdengar bingung.

Kaiser menatap tanpa ekspresi, berusaha berpikir jernih dan percaya dengan apa yang dia lihat.

Helena berdiri di depannya, Kaiser merasa nafasnya tercekat dengan kehadiran Helena di depannya. Beberapa hari terakhir dia berhalusinasi dengan kehadiran Helena dalam kondisi mabuk, sekarang dia tidak mabuk tapi dia melihat Helena berdiri di depannya. kehadiran Helena terasa nyata, dia sedang tidak berhalusinasi bukan?.

Helena merasa tidak mengenal sosok yang ada di depannya. Dia tahu itu Kaiser, tapi dia tidak terlihat seperti kaiser. Selama yang dia kenal, Kaiser selalu berpenampilan rapi dan selalu tenang dalam kondisi apapun. bukannya berantakan, acak-acakan dan secemas yang dia lihat sekarang. Kaiser terlihat takut, dan kecemasan menyertainya seolah dia baru saja melihat hantu.

"Kau terlihat cemas dan sangat berantakan, apa telah terjadi sesuatu?"tanya Helena pada kaiser yang diam mematung ditempatnya.

Helena melihat sekitarnya, kamar mereka menjadi sangat berantakan. Semua barang-barang tersebar kemana-mana, sofa tidak lagi dalam posisinya yang siap diduduki, singkatnya Helena melihat kamar mereka telah berubah menjadi Kapal pecah.

Kemudian Helena kembali menoleh kearah kaiser dan fokusnya langsung teralihkan pada goresan luka berdarah segar di pelipis Kaiser. Lantas Helena menyentuh luka baru itu, dan kaiser merasa perih ketika Helena menyentuhnya.

Selain luka itu, Helena melihat goresan berwarna merah muda di lengan dan pundak Kaiser, lantas Helena memegang pundak Kaiser, dan tanpa sadar ekspresi wajah khawatir Helena tunjukkan pada Kaiser.

"Apa aku tidak berhalusinasi?,"Tanya kaiser namun dengan nada lirih.

Helena menautkan kedua alisnya tidak mengerti dengan maksud ucapan Kaiser. "Apa maksudmu?"tanya Helena

Kaiser menarik senyuman pahit ke sudut bibirnya, dia membuang muka dari Helena, baginya itu hanya sebuah ilusi karena Helena tidak akan mungkin kembali.

"Pergilah, kau selalu menghantuiku, Jangan membuat hatiku sakit dengan Halusinasi sialan ini."Katanya

Helena tersenyum tipis ketika mendengar ucapan Kaiser. "Kau merasa perih saat aku menyentuh lukamu, setahuku tidak ada rasa sakit saat kau berhalusinasi."

Kaiser langsung menatap wanita di depannya itu dan Helena tersenyum kepadanya. Kaiser mencoba mengusir keraguannya dengan menyentuh pergelangan tangan Helena, dan dia bisa menyentuhnya. Helena tidak menghilang dari hadapannya, dia masih di tempatnya memasang senyuman yang selalu damai dan menggenggam tangan Kaiser untuk meyakinkan kalau Dia sedang tidak berhalusinasi.

"Ini kau?."Kaiser mulai tersenyum lalu Helena menganggukkan kepalanya meyakinkan ucapan Kaiser, lantas mata Kaiser langsung berkaca-kaca.

"Aku Merindukanmu."

Helena's revenge: stay away from Kaiser Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang