Chapter 27

67.9K 3K 21
                                    


"Cantik," gumam kaiser sembari menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah Helena.

Kaiser menoleh ke sampingnya dan tak pernah dia duga kalau wajahnya dan wajah Helena hanya berjarak beberapa senti saja. helena mengambil banyak tempat saat dia tidur dan ketika kaiser membuka matanya kepala helena sudah berada di samping telinganya dan tangan helena berada di atas pundaknya.

Kaiser segera masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya sedangkan helena masih berbaring di tempat tidur dengan selimut yang tebal menutupi sebagian wajahnya.

Tidak lama setelah kaiser masuk ke dalam kamar mandi helena terbangun juga. helena beranjak duduk sambil mengucek kedua matanya, dia duduk beberapa saat untuk mengumpulkan nyawanya.

Beberapa menit kemudian kaiser keluar dari kamar mandi sambil bertelanjang dada dan bagian bawah-nya hanya di tutupi oleh lilitan handuk putih, tubuhnya yang kekar dan berotot itu terekspos sehingga helena yang berdiri di depannya bisa melihatnya.

Tak seperti kebanyakan wanita yang akan berteriak begitu mendapatkan pemandangan seperti itu, helena hanya diam dan berwajah datar seperti tidak melihat apa-apa di depannya.

"Kau sedang menungguku?" tanya kaiser dengan bangga

"Tidak," singkat helena lalu pergi mendahului kaiser masuk ke dalam kamar mandi.

Kaiser segera berpakaian lalu merapikan rambutnya, menatanya seperti biasanya, kemudian menggunakan parfum favoritnya. sesaat kemudian helena keluar dari dalam kamar mandi dengan gaun selutut dengan motif bunga tulip, kemudian rambut helena yang panjang dalam keadaan basah dibiarkannya tergerai.

kaiser memperhatikan helena sebentar dan helena  ikut menatap kaiser saat pria itu menatapnya kemudian kaiser segera menoleh kearah lain.

"Kau bersikap baik padaku secara tiba-tiba, aku tahu kau punya alasan" kata helena pada kaiser segera setelah dia duduk di depan cermin.

kaiser fokus memasang dasinya dan menjawab ucapan helena "Ya aku memang punya alasan, baguslah kalau kau langsung mengerti"

"Apa alasannya?" tanya helena sambil mengeringkan rambutnya

"Aku rasa kau akan kecewa dengan alasannya helena" kaiser tertawa remeh

"Tidak akan"

"Aku hanya berpura-pura baik padamu agar kakek kembali mempercayaiku, aku harus mendapatkan apa yang ayahku tinggalkan untukku"

"Kakek mengancammu?,"

"Hmm, dia akan menyumbangkan semua yang ayahku tinggalkan pada badan amal, tapi kalau aku bersikap baik padamu dia tidak akan melakukannya"

Helena menarik sudut bibirnya"Lalu kalau dia sudah mempercayai mu kau akan bersikap buruk padaku lagi?"

"Lebih buruknya seperti yang ku katakan setelah pernikahan kita, kau ingat atau harus ku ingatkan lagi?,"

Helena tersenyum kecut "Aku masih ingat dengan baik"

"Aku punya alasan lain Helena, kau mau dengar atau tidak?"

Helena menolehkan pandangannya "Saat ini tidak, aku tidak penasaran untuk alasan keduamu"ujarnya sembari tersenyum kemudian beranjak berdiri dari tempat duduk kecil di depan cermin.

"Helena kau akan pergi kemana?" tanya kaiser mengikuti Helena di belakang, keduanya berjalan bersama keluar dari kamar.

"Pergi sarapan, kau tidak mau sarapan?" jawab Helena tanpa menoleh

"Tentu saja mau"

***

"Ck! kalau kau tidak bisa bekerja dengan baik seharusnya bilang dari awal!"

Helena's revenge: stay away from Kaiser Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang