O9. Konfrontasi Tanpa Kata

6.6K 332 32
                                    

selamat membaca semua! KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA! semoga suka❤️

───

HAPPY READING

──

O9. Konfrontasi Tanpa Kata

•••

Kelas A+

Langkah Rana terhenti di depan sebuah pintu besar dengan ukiran rumit yang tampak seperti penghalang menuju dunia lain. Tulisan KELAS A+ terukir dengan gaya klasik di atas sebuah papan logam, menambah kesan eksklusif yang membuatnya ragu untuk masuk. Ruangan ini adalah tempat yang tak pernah terlintas dalam bayangannya. Tempat di mana hanya siswa-siswa jenius dengan kemampuan luar biasa yang berhak berada.

Udara dingin dari pendingin ruangan di sepanjang lorong terasa menusuk, tapi tubuhnya tetap di banjiri keringat dingin. Tangannya menggenggam erat tali ransel di bahunya, mencoba meredam gemetar yang tak kunjung berhenti.

Pikirannya melayang ke hari tes. Ia masih bisa mengingat dengan jelas soal-soal yang baginya terasa seperti teka-teki tanpa akhir. Rana mengisi sebagian besar dengan asal, yakin bahwa nilainya akan jatuh di bawah rata-rata. Tapi kenyataannya, namanya malah tercantum dalam daftar Kelas A+, berdampingan dengan siswa-siswa terpandai di SMA Garuda Bangsa.

Apakah ini keberuntungan? Atau kesalahan besar?

Berbekal napas yang dia kumpulkan, Rana mendorong pintu perlahan. Suara engsel pintu terdengar nyaring, seperti tanda bahwa Rana baru saja melangkah masuk ke zona berbahaya. Pemandangan dibalik pintu membuat Rana terpaku.

Para murid duduk dalam keheningan yang tak biasa, sibuk dengan aktivitas masing-masing. Tidak ada suara gaduh, tidak ada obrolan santai seperti kelas biasa. Setiap gerakan mereka tenang, namun penuh perhitungan. Suasana itu menekan, seperti udara di ruangan tersebut di penuhi dengan kompetisi tak terlihat.

Mata Rana terhenti pada kelompok yang duduk di tengah kelas. Enam orang yang memancarkan aura yang berbeda. Mereka duduk dalam formasi yang sempurna, seolah sengaja menunjukkan bahwa mereka adalah pusat dunia ini.

SIXTH.

Rana langsung mengenali mereka. Nama-nama ini adalah legenda SMA Garuda Bangsa. Mereka tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga di berbagai bidang lain. Enam siswa yang namanya di ucapkan dengan nada kagum, sekaligus penuh ketakutan.

Pandangan mereka kini terarah padanya. Keenam pasang mata itu memindai dirinya seperti hakim yang sedang mengevaluasi terdakwa di ruang sidang. Rana merasa telanjang di bawah tatapan mereka, seperti semua kekurangannya terlihat jelas.

Sebuah suara memecah keheningan.

"Ngapain lo diem di situ aja? Sini masuk," ajak Ratu sambil tersenyum lembut melambaikan tangan, seolah mereka teman lama.

Dengan keanggunan yang membuat semua mata tertuju padanya, Ratu berdiri dari kursinya dan melangkah mendekati Rana. Wajahnya sempurna, seperti boneka porselen hidup. Setiap gerakannya memancarkan kendali penuh, tidak ada satu pun yang tampak dilakukan tanpa perhitungan.

Senyum itu mungkin tampak ramah, tetapi Rana bisa merasakan sesuatu yang berbeda. Ada ketegangan yang tak terlihat, seperti kawat berduri tersembunyi di balik sutra halus. Ratu menggandeng tangan Rana dengan gerakan halus namun otoritatif, menariknya ke tengah ruangan.

Suasana sunyi, hanya terdengar suara langkah mereka yang bergema di lantai mengilap.

Pangeran terkekeh mengejek, seperti desis ular yang hendak menyerang. Dia menyandarkan tubuh ke kursi, tetapi matanya menatap Rana dengan tajam. "Jadi ini yang udah bikin formasi SIXTH rusak?" tanya Pangeran dengan ekspresi sinis menghiasi wajahnya

THE SIXTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang