🌚🌚🌚
Sohyun terduduk di tepi tempat tidur bersama sang ibu yang terus-menerus mengusap rambutnya penuh kasih sayang.
Berulang kali mengatakan untuk tidak perlu memasukkan kata-kata appa ke dalam hati.
Sohyun membawa kepalanya ke atas pangkuan sang ibu, menyamankan dirinya di sana yang entah berapa lama Sohyun tidak melakukan hal ini.
Tanpa menghentikan usapan di rambut Sohyun, Dami kembali berkata, "Asal kau tau Sso, semua yang appa dan Yoongi lakukan semata-mata karena mereka menyayangi mu. Jadi tolong, jangan berkata seperti itu lagi ya sayang?"
Sohyun terdiam, tak tau harus bagaimana menanggapinya. Sebenarnya Sohyun juga tidak berniat berkata sejahat tadi, tapi emosinya benar-benar tidak tertahankan saat lagi-lagi ayahnya dan Yoongi berkata seenaknya.
Dia itu manusia. Bukan hewan yang bisa mereka kekang dan ikat.
"Walaupun keluarga kita seperti ini. Bahaya di mana-mana. Tapi bagaimana pun juga kita tetaplah keluarga Sohyun. Dan appa adalah kepala keluarga. Kau harus menghormatinya." lanjut Dami kembali memberikan pengertian pada putri bungsunya itu.
Sohyun menghela nafas, kemudian bangkit duduk dan menatap ibunya sendu, "Tapi apa boleh, appa bersikap seperti itu? Aku sudah tidak tahan lagi eomma. Aku juga mau bebas. Bahkan burung saja, dia tidak suka terus-menerus tinggal di sangkar. Dia ingin terbang bebas. Bukannya di atur-atur seperti ini."
Benar.
Bahkan, walaupun burung itu tinggal di sangkar emas, dia tetap ingin terbang bebas dan lebih suka bepergian ke manapun yang ia mau.
Itulah definisi Min Sohyun.
Dia adalah burung yang tinggal di sangkar emas. Burung yang sedang membutuhkan pertolongan, agar bisa terbebas dari jeratan tali yang ayahnya dan Yoongi ikat.
Burung itu bukan hanya tinggal di sangkar, tapi juga diikat agar jika sangkar itu rusak, burung itu tetap tak akan ke mana-mana. Dan itulah Sohyun.
Dami tersenyum tipis, "Seperti yang eomma katakan. Mereka, sangat menyayangi mu Sohyun. Eomma yakin, setelah kau tau, kau akan berterima kasih karena mereka telah melindungi mu."
Sohyun mengernyitkan dahi, tidak mengerti tentang apa yang ibunya katakan. Berterima kasih? Untuk apa ia berterima kasih karena sudah di kekang oleh ayahnya dan Yoongi.
...
Jungkook masuk ke dalam kamarnya setelah di ceramahi oleh ayahnya habis-habisan. Masih untung tidak di tambahkan pukulan nya.
Tapi tetap membuat Jungkook tak habis pikir. Tidak. Lebih tepatnya, kenapa dia harus melakukan yang ayahnya katakan? Kenapa dia, harus menghilangkan perasaannya terhadap Sohyun?
"Kalau kau pintar, kau harus nya bisa mengesampingkan perasaan mu. Apalagi, yang kau sukai itu Min Sohyun. Putri dari Min Yohan. Orang yang sudah menampung kita dan memberikan kita pekerjaan. Bagaimana pun juga, kita harus mengabdi kepada nya sampai akhir Jungkook!"
Jungkook mendesah berat, mengacak-acak rambutnya gusar dan membanting tubuhnya ke atas tempat tidur.
Ini bahkan, lebih berat dari tugas-tugasnya yang selalu berbahaya. Jungkook memang tidak takut pada apapun. Tapi jika itu mengenai Sohyun, Jungkook takut kalau sampai akhir dia tidak bisa mendapatkan perhatian Sohyun.
Di tambah dengan sikap Sohyun yang selalu ketus dan cuek. Itu semakin membuat Jungkook menjadi gila.
Haa~
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA [M]
FanfictionKalopsia berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu "kallos" artinya cantik dan "opsis" berarti mata. Secara sederhana Kalopsia berarti kecantikan yang ada di mata. ... Indah, namun menjerat. Keindahan fana, yang mampu membuat manusia terperdaya. Kisah...