22. PAPER HEART

141 33 25
                                    

🌚🌚🌚

Layaknya kertas yang mudah robek, itu juga yang Sohyun rasakan setelah mengetahui kalau Taehyung lah yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi.

Layaknya secangkir kopi yang di tinggalkan, kehangatan itu kini terasa dingin bahkan hanya untuk menatap ekspresi wajah Taehyung yang anehnya tak bisa Sohyun tebak.

Semua ini terlalu cepat, dan juga terlalu rumit. Polemik kehidupan antar keluarga yang saling bermusuhan, menampar telan dirinya yang ingin berlari pergi.

Jeratan yang awalnya Sohyun kira telah melonggar, kini kembali mencekiknya tanpa belas kasih. Membuat dadanya sesak dengan nafas yang tercekat saat bagaimana untuk pertama kalinya dia menodongkan pistol tepat di depan dahi Taehyung.

Malam malam hangat yang pernah mereka lalui kembali terlintas layaknya kaset kusut zaman dulu. Bayang-bayang itu tidak seharusnya ia ingat, kembali menamparnya keras-keras.

Sebenarnya, mereka itu hidup di dunia seperti apa?

Kenapa mereka di paksa untuk saling menjatuhkan dengan tak tau dirinya. Semua yang telah lewat, kini hanya tersisa puing-puing yang tak pantas untuk Sohyun genggam lagi.

Hari ini. Dia sendiri yang mengakhiri hidup Kim Taehyung. Pria yang pernah ia cintai dalam waktu singkat. Dan berakhir, dalam waktu yang singkat pula.

"Wae?" seru Sohyun setelah terdiam cukup lama.

Berusaha untuk tetap berpijak pada kakinya, walaupun rasanya ia ingin menjatuhkan diri ke dalam pelukan pria didepannya ini.

"Kenapa kau tenang saja saat aku menodongkan pistol padamu? Kau mengakui kesalahan mu? Sebenarnya.... apa yang tidak ku ketahui Taehyung?" Sohyun bertanya dengan susah payah, suaranya terdengar parau seperti tengah menahan tangis.

Tanpa mengubah ekspresi wajahnya, Taehyung hanya menatap Sohyun dalam diam. Tangannya menggenggam pergelangan tangan Sohyun yang memegang pistol di depan dahinya. Dengan sekali sentak, malah menuntun tangan Sohyun menuju areal dadanya, tempat jantungnya berada.

Otomatis Sohyun terkejut dengan apa yang terjadi. Alih-alih emosi, Taehyung seperti membuka diri agar Sohyun menembaknya. Seolah-olah dia sedang menantang Sohyun untuk melakukan hal ini segera.

"Daripada kepala, kenapa tidak kau tembak aku tepat di jantung? Agar aku benar-benar mati, dengan membawa semua debaran ku setiap bersama dengan mu." tangan Taehyung masih berada di pergelangan tangan Sohyun, semakin menekan moncong pistol tersebut ke areal dadanya.

Niat yang awalnya kuat, tiba-tiba gentar begitu saja. Tanpa bisa di cegah, Sohyun meneteskan air mata, "Wae? Aku ingin kau menolaknya Taehyung! Aku ingin kau memberontak dan bilang kalau semua ini tidak ada sangkut-pautnya dengan mu! Tapi kenapa... KENAPA?!!" teriak Sohyun di akhir katanya.

Genggaman tangan Sohyun pun terasa lemas, dengan pistolnya yang terjatuh ke bawah dengan pikirannya yang kembali kacau.

Jujur. Sohyun ingin membunuh Taehyung dengan tangannya sendiri. Setelah apa yang pria itu lakukan terhadap dirinya bahkan kakaknya.

Sohyun marah.

Sohyun benci.

Sohyun tidak mau percaya, tapi foto itu dan ucapan seseorang yang ia dengar di hari kecelakaan, cukup meyakinkan bahwa Taehyung lah yang turut serta dalam membuatnya mengalami kecelakaan. Menyebabkan kakaknya meninggal dunia.

Sohyun meluruh ke lantai, untuk pertama kalinya Sohyun meraung keras untuk rasa sakit yang baru kali ini terasa seperti merobek lukanya berkali-kali. Seakan-akan ada yang menyiram alkohol ke atas lukanya yang masih baru.

KALOPSIA [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang