BAB 18

66 4 0
                                    

Molly menatap kepergian Brad yang bergegas meninggalkan ruangan. Mata Molly terbelalak dan jantungnya berdebar cepat melihat reaksi Brad yang geram berbalut amarah setelah mendapatkan pertanyaan sinis dari Cliff. Ia pun mengalihkan pandangan dan menangkap senyum tipis tanda kemenangan di wajah Cliff setelah berhasil membuat Brad kewalahan.

Molly benar-benar tidak menyangka bahwa Cliff bisa bersikap setenang itu saat menghadapi Brad. Bahkan, setiap kata yang Cliff ucapkan saat memberi pembelaan, atau lebih tepatnya memberi perlindungan terhadap dirinya, meluncur lancar tanpa keraguan sedikit pun. Dan hal tersebut menimbulkan percikan-percikan baru dalam hati Molly, yang kali ini memandang Cliff bak seorang pahlawan.

"Cliff," panggil Molly parau karena gelombang ketakutan itu masih cukup besar menyelimuti tubuhnya. Namun aura yang Cliff miliki saat ini membuat Molly semakin ketakutan. Terlebih saat pria itu menoleh dan menatapnya dengan senyum miring nan tipis sarat kekejaman.

Bulu kuduk Molly meremang menanggapi senyum itu. Cliff sangat jarang tersenyum, bahkan Molly tidak pernah melihat pria itu benar-benar melakukannya. Tapi sekarang, sekalinya Cliff tersenyum yang ia rasakan adalah takut.

"Tenang saja. Aku sudah melemparkan umpan empuk padanya," sahut Cliff datar sebelum beranjak dari kursi, seakan mengerti kerisauan yang terpampang jelas di wajah Molly.

"B-bagaimana kalau dia ... marah?" tanya Molly khawatir sembari berdiri dan menatap mata Cliff dalam-dalam.

"Memang itu tujuanku," jawab Cliff singkat, tak terdengar sedikit pun keraguan dalam suaranya. Molly hanya bisa mengerut bingung menanggapi jawaban itu, sementara Cliff melangkah menjauh darinya.

Pintu ruangan yang terbuka lebar setelah kepergian Brad membuat suara beberapa orang yang sedang berbicara di ruang sebelah terdengar cukup jelas bagi mereka. Cliff berhenti tepat di ujung pintu, lalu berbalik dan menatap Molly dengan tatapan tajam serta raut datar dan dingin khas Cliff yang ia kenal. Dengan sabar, Cliff menunggu Molly yang masih mematung di samping meja.

"A-apakah ada yang ... maksudku, bisakah kamu jelaskan padaku? Karena aku ... a-aku benar-benar tidak mengerti," ungkap Molly jujur.

"Kamu tidak perlu mengerti. Serahkan saja semuanya padaku," balas Cliff tipis. Masih sedikit terguncang dengan luapan amarah Brad, Molly mengalihkan pandangannya dari Cliff ke lantai yang berada di bawah pijakan kaki pria itu. Dalam benaknya, ia mengulang percakapan sengit yang terjadi antara Cliff dan Brad sebelumnya.

"Apa kamu berniat menginap di sini?" tanya Cliff sinis yang langsung membuat Molly mengangkat pandangannya, lalu beranjak dari pinggir meja dengan langkah kaku, dan menghampiri Cliff. Dengan gerakan tenang dan teratur, pria itu menutup pintu di belakangnya, lalu berjalan menjauh dari ruangan tersebut.

Molly bisa merasakan betapa kuat aura dan kharisma yang Cliff miliki saat melakukan pekerjaannya. Mungkin itulah yang membuat Cliff berhasil menjadi salah satu pengacara ternama. Siapa pun yang menatap Cliff pasti akan berpikir seribu kali sebelum mencari masalah dengannya. Tatapan tajam, raut wajah dingin dan datar, serta tubuh tegap, tinggi serta atletis, mampu menciutkan nyali siapa pun yang mencoba mengusiknya. Molly mengalihkan lirikannya dari wajah Cliff yang tak terusik sedikit pun dengan caranya menganalisis pria itu. Mereka terus berjalan di lorong yang tidak terlalu panjang tanpa berbicara sama sekali.

Saat berbelok, mereka akhirnya tiba di sebuah ruangan yang cukup luas. Ruangan tersebut berisi barisan meja. Beberapa polisi terlihat duduk di belakang meja sembari melemparkan tatapan menyelidik ke arah mereka. Cliff, yang tampaknya mampu merasakan kegugupan dan rasa takut yang menyerang Molly, langsung menarik tangannya. Kehangatan yang menyelimuti pergelangan tangannya membuat Molly tersipu malu dan langsung tertunduk sembari terus berjalan di samping Cliff.

Can I Trust You? (21+) - The "C" Series No. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang