BAB 38

7 0 0
                                    

Cliff keluar dari mobil seraya menenteng tas kerja, lalu mengunci pintunya. Sekarang pukul 12.45. Mata Cliff seketika memicing akibat terik matahari yang begitu menyilaukan saat menatap bangunan yang beberapa hari ini sering ia kunjungi. Kantor polisi Hornsby.

Setelah kembali ke rumah untuk mandi dan mengganti pakaian, Cliff langsung bergegas ke tempat ini. Ia tidak ingin memberikan keleluasaan bagi Brad untuk bernapas. Ia pun sudah tak sabar ingin melihat betapa ketar-ketirnya pria itu setiap kali mendapat tekanan darinya.

Cliff melangkah menuju gedung kepolisian sembari mengingat setiap komentar dan protes Mors mengenai perubahan sikapnya. Cliff berusaha menjaga pikirannya agar tetap jernih, terlebih lagi karena saat ini ia harus menyelesaikan masalah yang sedang merongrong kehidupan Molly.

Ia menyadari, kesepakatannya dengan Mors layaknya buah simalakama. Tapi hanya itu yang bisa Cliff lakukan demi membungkam kekecewaan Mors. Menolak keinginan serta keberadaan Mors, sama saja seperti tidak menghargai setiap perjuangan yang mereka lalui bersama hingga mereka berada di titik sekarang ini. Namun, menerima permintaan Mors sama saja mengancam keselamatan dan keamanan Molly.

Berat rasanya membagi Molly dengan Mors. Namun saat Mors mengetahui besarnya perasaan yang Cliff miliki terhadap Molly, Mors pun cemburu dan tidak terima. Mors selalu ingin menjadi yang pertama dan utama dalam setiap keputusan yang Cliff ambil. Mors selalu menunjukkan bahwa pria itulah yang paling kuat dan berkuasa dalam dunia Cliff. Dan yang lebih parah, Mors selalu ingin menjadi prioritas di kehidupan Cliff. Namun sialnya, Cliff tidak bisa mengelak bahwa sesungguhnya posisi Mors perlahan-lahan mulai tergantikan oleh kehadiran Molly, baik dalam kesehariannya, maupun dalam hati dan jiwanya.

Hingga saat ini, Cliff belum bisa melupakan detik-detik ketika Mors memberanikan diri untuk mencium Molly. Cliff tahu niat terliar yang berusaha Mors wujudkan semalam. Namun, Cliff hanya bisa menelan penolakan yang berusaha ia lontarkan demi menjaga perasaan Mors, dan membiarkan pria itu mencium liar serta menjamah Molly yang tertidur pulas.

Cliff bak terkungkung oleh keputusan yang sudah ia ambil. Namun sekuat apa pun Cliff menahan diri, tetap saja ia tidak bisa menutupi bahwa dirinya tak siap membagi Molly dengan Mors. Cliff cemburu, dan Mors tidak menyukai perasaan itu. Gelenyar panas yang merambat dan membara dalam dada ketika melihat Mors mencium Molly, terasa bak pecutan keras nan menyiksa yang berusaha menyadarkan Cliff bahwa dirinya telah mengambil sebuah keputusan yang salah.

Ini gila! Cliff tahu, perasaan yang ia miliki terhadap Molly lambat laun pasti akan menghancurkan hubungannya dengan Mors. Tapi entah mengapa sisi lembut dalam dirinya seakan mendukung hal tersebut. Perasaannya yang begitu kuat pada Molly pun selalu memaksa Cliff untuk berani bersikap tegas dan menentukan jalan terbaik demi masa depannya.

Masa depan? Apakah aku masih memiliki masa depan yang cerah? Apakah Molly siap menjalani masa depan yang kelam bersamaku? Atau ..., apakah Molly akan bertahan hingga akhir jika dia mengetahui sudah berapa banyak darah yang membasahi tangan dan wajahku? batin Cliff gelisah seraya menapaki tiap-tiap anak tangga.

Sebisa mungkin Cliff kembali memusatkan perhatiannya pada masalah Molly yang akan ia tangani saat ini. Ketika ia membuka pintu bangunan tersebut, Cliff menemukan keberadaan Brad yang sedang berbicara dengan salah seorang petugas kepolisian bertubuh tinggi dan tegap. Brad langsung menoleh ketika teman bicaranya memberi isyarat dengan melemparkan tatapan ke arah Cliff.

Wajah Brad yang sedang tersenyum, seketika berubah menjadi kaku dan tegang. Tatapan mata pria itu pun menunjukkan dengan jelas betapa tidak sukanya Brad akan kehadiran Cliff.

"Saya ingin melihat hasil CCTV itu sekarang," ucap Cliff datar tanpa basa-basi sedikit pun ketika berhenti di depan Brad.

"Pihak penyidik sedang memeriksanya. Saya akan memanggil Anda jika semuanya sudah siap," balas Brad tipis sembari menunjukkan tatapan sinis padanya.

Can I Trust You? (21+) - The "C" Series No. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang