10.000 Dollar!
Mata Molly terbelalak dan bibirnya terbuka lebar mendengar harga yang Cliff ucapkan. Bahkan saking terkejutnya, ia bisa merasakan bagaimana jantung, napas, serta seluruh aliran darah dalam tubuhnya berhenti seketika. Cliff, yang berdiri cukup jauh dari tempatnya duduk, malah terlihat begitu tenang seakan menganggap 10.000 Dollar adalah nilai yang kecil.
Cliff memasukkan salah satu tangan ke dalam saku celana, sementara tangan yang lain mencengkeram pinggiran grand piano. Tubuh tinggi dan tegap itu terlihat serasi dengan piano hitam, membuat pesona tegas dan mengancam Cliff terasa begitu kuat. Tatapan Cliff begitu tajam, mengunci Molly yang masih tenggelam dalam keterkejutannya.
"K-kamu tidak salah? 10.000 Dollar?" ulang Molly, berharap pendengarannya salah.
"Minimal. Jangan lupakan kata itu," jawab Cliff tenang. Molly tidak mengerti bagaimana seseorang bisa bersikap setenang dan sedamai itu. Cliff tampak seperti tak memiliki emosi sedikit pun, sedangkan dirinya sedari tadi berusaha keras agar tidak menangis sewaktu menceritakan kembali tentang pembunuhan itu.
Tak ada ekspresi yang berarti di wajah Cliff. Bahkan senyuman kecil yang sempat terlihat di ujung bibir pria itu, sekedar menunjukkan bahwa Cliff menyimak setiap ucapannya. Mungkin, Cliff sudah sering mendengar masalah seperti yang ia alami. Atau, mungkin juga Cliff menganggap masalahnya tidak terlalu menarik.
Molly tidak tahu apa yang Cliff pikirkan. Tapi saat ini ada yang lebih penting dari sekedar membaca mimik wajah pria itu. Ia harus memikirkan bagaimana caranya agar Cliff mau menangani kasusnya. Molly menarik napas panjang, berpikir sejenak sembari terus menatap Cliff dengan debaran jantung tak tenang.
"Emm, bolehkah ... maksudku, apa boleh kurang?" tanya Molly ragu dengan suara pelan.
Seumur hidupnya, Molly tidak pernah berurusan dengan seorang pengacara. Molly juga tidak tahu apakah seorang klien boleh menawar jasa pengacara sebelum mengurus suatu masalah. Meskipun Molly malu menanyakan hal ini, setidaknya ia harus mencoba.
"Kurang?" ulang Cliff menaikkan salah satu alis mata, seakan pertanyaan Molly adalah hal teraneh yang pernah pria itu dengar. Molly hanya bisa mengangguk kaku disertai senyum malu.
Ia tidak tahu apakah pertanyaan itu sudah membuat Cliff tersinggung atau tidak. Molly hanya berharap semoga saja pria itu tidak mengusirnya. Ia tidak meminta pria itu untuk membantunya secara suka rela, namun setidaknya Cliff mau memberinya harga spesial, mengingat dirinya bukanlah orang berada seperti klien-klien yang biasanya pria itu tangani.
"Kamu menawar jasaku?" tanya Cliff lagi, mempertegas pertanyaan Molly. Ia bisa merasakan gelombang panas mulai mewarnai wajahnya. Molly langsung tertunduk malu dan mencengkeram tali tas seerat mungkin, berusaha menekan rasa gugup dan takut yang terasa semakin menyesakkan dada.
"Kenapa kamu tidak mencoba mencari pengacara lain yang sesuai dengan kemampuan keuanganmu?" tanya Cliff datar, bingung dengan keberanian Molly untuk menawar. Molly mengangkat wajah, menatap raut datar Cliff yang membuatnya semakin sulit bernapas.
"K-karena ... aku tidak ... hanya saja ... aku tidak mau," jawab Molly jujur.
Tentu saja ia bisa mencari pengacara yang lebih murah. Tapi ia tidak mau. Lagi pula, Molly enggan untuk mengungkapkan kembali masalah ini kepada orang asing. Datang ke sini dan menceritakan semuanya pada Cliff saja sudah menguras hampir tiga per empat tenaga dalam tubuhnya.
"Tidak mau? Kenapa?" tanya Cliff yang mulai melipat kedua tangan di depan dada, tampak curiga. Molly bukanlah tipe orang yang mudah percaya pada orang lain. Jika bukan karena saran Kevin, dapat dipastikan ia tidak akan berada di sini dan meminta Cliff menjadi pengacaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Trust You? (21+) - The "C" Series No. 4
RomanceWARNING 21++ !! (Cerita ini mengandung unsur adegan dewasa, kekerasan, dan kata-kata yang tidak diperuntukkan untuk anak di bawah umur. Harap kebijakannya dalam membaca. Sadar diri, sadar umur.) ***** Berdarah dingin. Kejam. Menyukai darah. Pecinta...