Selamat datang di cerita baruu~
WkwkwkCuman mau ingetin, jangan lupa follow, vote dan komen cerita aku yaaa....
Ini masih bener-bener aja, nggak tau kalo pertengahan, pasti absurd banget kaya kapal pecah😭😭
HAPPY READING MAN TEMAN🌷🌷❤️❤️
***
"Terong ... Pinky boleh ikut tidak?" Pinky berujar dengan kedua mata yang berbinar, berharap Galte mengajaknya juga.
"Enggak." potong Galte dengan cepat.
Pinky mengerucutkan bibirnya lucu. Mati-matian Galte untuk tidak melihat pemandangan menggemaskan itu, ia mencoba mengacuhkan Pinky dihadapannya.
"Ih pokoknya Pinky harus ikut, Terong! Takut tahu kalo Pinky dirumah sendirian, memangnya Terong mau kalo Pinky diculik sama pocong merah terus dibunuh?" perempuan itu memasang wajah polosnya, dalam hati ia bergidik ngeri sembari membayangkan bagaimana jika nanti dirinya sendirian di rumah tanpa adanya orang lain lagi selain dirinya.
Galte menghela nafas pelan, ia menatap Pinky yang tengah memperlihatkan wajah cemasnya. Tolong siapapun tahan Galte supaya ia tidak mencium makhluk satu ini dengan tiba-tiba. "Di rumah saya nggak ada begituan, Pinky."
"No! Aku nggak percaya tuh. Kata buku novel yang Pinky baca, semua rumah itu ada penjaganya! Mana tau disini ada pocong merah, kuntilanak, tuyul, sundel bolong, dan sebagainya? Itu mustahil kalo nggak ada, Terong." cerocos Pinky dengan pipinya yang mengembung akibat terlalu banyak bicara.
"Yaudah saya gak jadi pergi." Galte mengurungkan niatnya, dia berbalik badan dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya diatas.
Dengan gerakan cepat Pinky menahan lengan kekar dan besar Galte. Membuat lelaki itu seketika langsung berhenti melanjutkan langkahnya. "Kenapa begitu, kamu nggak suka aku ikut ya? Pinky cuman mau ikut saja, aku janji kok nggak akan ganggu Terong!" kekehnya sembari menatap Galte dengan puppy eyes nya.
Lagi, Galtero menghela nafas pelan. Dia berbalik badan menghadap Pinky yang tingginya sebatas dada. "Bukannya saya nggak suka kamu ikut, Pinky. Tapi tempatnya gak sesuai sama kamu, nggak boleh." tutur Galte pelan, tatapannya selalu membuat Pinky kesusahan mengartikannya.
"Emangnya tempat apa?"
"Club."
Pinky penasaran, ia mengernyit heran. "Klub itu apa? Tempat air blubuk-blubuk ya?" ceplos gadis itu mengerjap-ngerjapkan kedua matanya lucu.
Galte tersenyum tipis, saking tipisnya hilang lagi seperti sekelebat bayangan. "Iya." pria itu mengiyakan. Ternyata gadis dihadapannya ini benar-benar polos seperti bocah berumur 5 tahun.
***
Doain ceritanya supaya berjalan lancar seperti mengalirnya sungai Amazon 🐵😭
Next???
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girl
Teen FictionBagaimana jadinya jika Galtero satu atap dengan Pinky? Gadis polos yang menyebalkan, namun sialnya sangat menggemaskan. Kehidupannya menjadi berubah 290° derajat ketika bertemu dengannya. Gadis itu dengan beraninya telah menyebut Galte dengan sebuta...