01. - GADIS IMUT

1K 52 10
                                    

Masih awalan, jadi agak gugup🎉

Hiksssss tandai typoo, jari watashi suka kepeleset, maap🙏🏻🙏🏻🙏🏻

***

Mobil sedan hitam milik Gavid melaju pelan menuju rumahnya. Sedari tadi sore bumi cukup diguyur deras oleh air hujan di area Jakarta. Jalanan menjadi becek dan berlumpur. Cuaca buruk yang sedang terjadi di London pun membuat Gavid dan Ellen jadi terhalang untuk segera pulang ke Indonesia. Namun pada akhirnya kedua pasutri itu bisa pulang dengan tenang setelah menunggu cuaca buruk mereda di sana, kala itu mereka langsung pergi ke bandara untuk terbang menuju Indonesia.

"Mas. Aku sudah tidak sabar menemui anak-anak. Mereka berdua pasti sudah menunggu lama kepulangan kita," Ellen berujar antusias, dia sudah tidak sabar ingin cepat-cepat pulang dan menemui kedua putranya yang tampan-tampan itu. Ya, Ellen menemani sang suami pergi ke Landon karena meeting penting perusahaannya bersama pengusaha besar disana.

Pria yang duduk di kursi pengemudi itu terkekeh kecil mendengar penuturan istrinya. Satu tangan kiri Gavid memegang sibuk setir mobilnya, sedangkan satu tangan kanannya ia gunakan untuk mengelus pelan tangan punggung istrinya. "Iya istriku. Tenang saja, sebentar lagi kita akan pulang dan bertemu mereka." ujar Gavid tersenyum kecil kearah istrinya.

"Ah sungguh senangnya aku!" wanita paruh baya itu bergirang senang, membuat Gavid menatap gemas kearah istrinya, membuat dirinya menjadi tak pokus menyetir mobilnya.

"Mas awas!" teriak Ellen kencang. Matanya tak sengaja menangkap seseorang yang tengah terbaring lesu di jalanan akibat lampu dari cahaya mobilnya. Cepat-cepat Gavid menginjak rem mobil dengan kuat.

Cittt.

Suara decitan mobil terdengar nyaring di sana. Namun sayang, suana sangat sepi dan sunyi. Tak ada kendaraan atau orang lain yang mendengarkannya. Segera Ellen dan Gavid menuruni mobilnya, dan menghampiri orang itu.

"Mas s-siapa yang telah menabrak dia? B-bagaimana ini?" lirih Ellen bergetar hebat, sampai-sampai suaranya seperti ingin menangis, ia takut. Untungnya saja ia melihatnya dengan cepat, kalau tidak sudah dipastikan orang itu akan terlindas mobilnya kalau Ellen tidak segera memberitahukan suaminya.

Gavid menoleh, dia mengusap pelan punggung istrinya. "Kau tidak perlu takut, kita akan membawanya kerumah sakit. Tolong bukakan pintu mobilnya, aku akan mengangkatnya untuk masuk kedalam." perintah Gavid, dia bersiap untuk menggendong gadis itu. Ellen mengangguk, dengan cepat ia berlari kecil menghampiri mobilnya dan segera membukakan pintu.

Gavid dengan entengnya membawa gadis kecil itu untuk masuk kedalam mobilnya. Diikuti Ellen yang nantinya akan menjadikan pahanya sebagai bantal gadis itu. Ia tak risih ataupun marah, malahan ia takut akan terjadi sesuatu pada gadis ini.

Mesin mobil kembali hidup setelah Gavid kembali duduk di kursi pengemudi dan menyalakan mobilnya. Dia menoleh kebelakang untuk memastikan semuanya dengan aman. "Sudah jangan menangis Ellen. Kita akan membawanya ke rumah sakit. Kau tenang saja, semuanya akan baik-baik." ucap Gavid menenangkan, dia melihat istrinya yang menangis sembari mengusap lembut pipi gadis asing yang berada di pahanya.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Galtero dan Gerynal mondar-mandir karena cemas akan terjadi sesuatu pada kedua orang tuanya. Pasalnya bundanya itu sudah mengatakannya lewat telpon di sore hari bahwa ia dan Gavid akan tiba dirumahnya pada pukul 9 malam, tapi sudah satu jam mereka menunggu kehadiran itu datang namun tak kunjung datang juga.

Drttt ...

Bunda is calling.

My Little Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang