Holaaaa~
Maaf ya agak lama up😭
Hehe kalian nggak nanya juga aku bakal minta maaf kok:)***
"Lo bodoh Gal! Lo gila!" umpat Galtero sembari berjalan terus menuju kamarnya. Ia berniat untuk meninggalkan pesta karena tak begitu penting juga bagi dirinya.
Ceklek!
"Terong tunggu Pinky!!" dengan bersamaan ketika tangan kekar Galte membuka gagang pintu, suara lembut itu menahan lelaki itu yang hendak masuk kedalam kamar.
Pinky cepat-cepat memegang pergelangan tangan besar Galte. Berdiri tepat dibelakang laki-laki itu. "M-maapin Pinky karena ngebiarian Terong cium-" ucapnya terpotong.
"Lupain. Saya cuman nggak sengaja." potong lelaki itu tanpa berbalik badan.
"Tapi tadi Ter-"
"Saya bilang lupain, Pinky." sentak Galtero sambil menghadap ke arah Pinky. Gadis itu tak terkejut atau bereaksi lebih, ia sudah tau dengan dinginnya seorang Galtero Agaspati Alatas. Gadis itu malah terkekeh kecil seraya menatap Galte lucu.
"Telinga kamu merah lho, Terong. Serius Terong nggak sengaja? Pinky bilangin Bu-"
Dengan cepat Galte mendekat dan menempelkan telunjuk jari tangannya pada bibir Pinky. "Jangan. Kalo kamu sampe berani bilang sama Bunda, saya nggak akan segan-segan buat kasih kamu ke orang tadi lagi." ancam Galte, meskipun jantungnya berdebar karena takut. Tapi wajah sangarnya tetap ia tunjukkan dan menjadi terfavorit bagi Pinky.
"Baik. Pinky tidak akan kasih tau Bulen. Terong juga jangan kasih Pinky ke paman brewok tadi ya??" ujar gadis itu memohon menatap Galte sendu.
"Hm."
"Kalo begitu ayo ciuman lagi!!"
"Nggak." Galtero menatap Pinky tajam. Ia kembali membuka pintu dan masuk kedalam. Tak memperdulikan perempuan itu terus berceloteh.
Gadis cantik itu mengekori Galtero yang masuk kedalam. Ia mengikuti Galte yang duduk di salah satu kursi dekat dengan kasur tidurnya. Galtero menatap Pinky datar, menyimpan kedua tangannya didepan dada. "Mau ngapain?" tanya Galte mengangkat dagu. Dia melihat gadis itu berancang-ancang hendak duduk di paha besar miliknya.
"Galteku sayang. Kenapa Terong nggak pernah suka sama Pinky? Terus kalo nggak suka sama aku kenapa tadi tolong Pinky? Terus cium Pinky?" cerocos Pinky dengan pipinya yang mengembung. Galte merasa kaku dengan keadaannya sekarang, pasalnya ia selalu risih bersama perempuan. Tapi entah mengapa jika bersama Pinky ia seperti ingin terus mengendus-endus pada ceruk lehernya. Meskipun pura-pura sok tidak suka.
Galtero menatap malas Pinky, menghela nafas kasar juga menurunkan kedua tangannya. Menatap Pinky dari arah samping. "Stop panggil sayang-sayang an. Saya nggak suka apapun itu soal kamu. Saya juga udah bilang buat lupain kejadian tadi kan, kenapa sih terus bahas soal itu?" ucap Galte sedikit sewot.
"Karena aku mau Galte cium aku lagi. Soalnya ini pertama kalinya, tahu!" ceplos Pinky. Perkataan nya sudah berhasil membuat Galtero mematung di tempat. Jadi first kiss Pinky sudah diambil dirinya? Begitupun Galte, meskipun Pinky tak membalasnya tetapi hal ini adalah pertama kali bagi dirinya. Sialnya ia malah terlihat seperti sudah pro.
"Udah cukup saya risih sama pembahasan ini Pinky. Keluar kamu dari kamar saya. Kamu mau sia-sia in pesta kamu? Nggak berterima kasih banget sama Bunda dan Ayah saya yang udah ngeluarin banyak uang cuman buat ngadain pesta kaya gini." jelas Galtero menyindir perempuan yang duduk di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girl
Teen FictionBagaimana jadinya jika Galtero satu atap dengan Pinky? Gadis polos yang menyebalkan, namun sialnya sangat menggemaskan. Kehidupannya menjadi berubah 290° derajat ketika bertemu dengannya. Gadis itu dengan beraninya telah menyebut Galte dengan sebuta...