Hiksrot tolong akuu gemetaran leee😓😭😭😭***
Flasback onn.
Gadis mungil yang dikuncir dua itu kini akan di ajak pergi oleh kedua orang tua angkatnya, entah apa yang mereka rencanakan. Beberapa minggu lalu setelah kelulusan Pinky di SMA, keduanya selalu mengatakan bahwa sebentar lagi Pinky akan hidup mandiri dan mendapatkan suami yang tampan.
Pinky berantusias untuk menuruti perkataan Regard dan juga Salma. Kedua orang tua angkatnya malam ini katanya akan membawa Pinky menemui calon suaminya, Pinky tak menolak, ia sangat-sangat gembira untuk hal itu, namun ada rasa sedikit mengganjal dihatinya, yaitu takut kehilangan mereka berdua untuk selamanya. Seperti dimana ia kehilangan kedua sosok berharga dalam hidupnya, yaitu Leo dan Violet, juga kakak laki-lakinya yang sangat amat menyayangi nya yaitu Veron.
Karena semenjak kedua orang tua Pinky meninggal dunia, Pinky diurus oleh Regard dan Salma, teman dari almarhum papanya. Semua fasilitas yang Violet dan Leo berikan kepada anaknya kini di pegang dan dikuasai hebat oleh Regard setelah kedua temannya itu tiada. Pada saat itu Pinky belum mengerti apa-apa karena usianya masih menginjak lima tahun. Pada akhirnya ia ikut senang karena akan mendapatkan orang tua baru di hidupnya.
"Sekarang kamu masuk. Kita berdua akan mengantarkanmu ke tempat suami mu berada." perintah Regard seperti memaksa, namun Pinky tetap menurutinya tanpa berfikir panjang.
Dengan senang hati Salma pun kini ikut masuk kedalam mobil dan duduk manis disamping Pinky. Pinky menggeser posisi duduknya untuk Salma yang akan duduk disampingnya.
Kini mobil sedan bewarna putih itu melaju kencang membelah jalanan. Di dalam perjalanan yang katanya menuju rumah suaminya, Pinky tak henti-hentinya terus berbicara dan mengoceh. Gadis itu sangat senang dan tak sabar. "Ibu. Pinky akan mempunyai suami ya?" ujar Pinky pada Salma disampingnya yang tengah tersenyum kaku kearahnya.
"Mungkin begitu." jawab Salma dengan senyuman paksa yang ia buat-buat.
"Ibu dan om Regard akan membawaku kemana? Sepertinya jauh sekali ya? Sampai mobilnya melaju kencang," seru Pinky kembali bersuara, dia menatap kaca mobilnya yang menampilkan pepohonan besar yang gelap.
Sedari dulu memang Pinky tak berani memanggil Regard dengan sebutan 'Ayah', karena lelaki itu pernah memarahi dirinya karena tak suka dipanggil 'Ayah'. Dan beberapa hari setelah diurus oleh Regard dan juga Salma, ia jadi takut memanggil Regard dengan sebutan itu lagi, lebih baik ia menganggapnya seperti pamannya sendiri. Terkadang ia juga merasa sedih karena Regard dan Salma tidak se-lembut kedua orang tuanya dulu, mereka selalu bersikap kasar dan keras, bahkan untuk menemani Pinky belajar pun mereka tak mau, padahal setelah kedua orang tuanya meninggal, mereka sendiri yang menawarkan untuk siap mengangkat Pinky sebagai putri angkat mereka.
"Pinky jangan kebanyakan bertanya, lihat saja nanti." ketus Salma sembari menghela nafas kasar.
Pinky mengangguk lesu, padahal dia hanya ingin bertanya. Gadis itu kemudian kembali memandangi jendela mobil yang selalu menampakkan pepohonan besar yang gelap, ia takut jalanan seperti ini. Sebenarnya mereka berdua akan membawa dirinya kemana?
"Turun disini atau saya akan tembak mati kamu?!" Salma bersuara mengancam, dia memegang pistol ditangannya sembari mencondongkannya siap ke wajah Pinky, membuat gadis itu bergetar ketakutan.
Pink menggeleng pelan, ia takut dengan keadaan seperti ini. "I-ibu Salma mengapa ingin membunuh Pinky? B-bukannya Ibu sangat menyayangi aku?" tanya Pinky berhati-hati, ia sedikit mundur kebelakang hingga terpentok di pintu mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girl
Genç KurguBagaimana jadinya jika Galtero satu atap dengan Pinky? Gadis polos yang menyebalkan, namun sialnya sangat menggemaskan. Kehidupannya menjadi berubah 290° derajat ketika bertemu dengannya. Gadis itu dengan beraninya telah menyebut Galte dengan sebuta...