Maaf aku up lamaa😔
Aku lagi kurang enak badan temen-temen 😭😭
Tapi, aku up dua hari inii😍
***"Eh, Pagii Mbak Laya... tumben Mbak dateng ke sini pagi-pagi?" sapa Pak Redo yang baru datang hendak duduk di dekat garasi, namun tak sengaja matanya melihat Alaya yang baru saja turun dari mobilnya di depan gerbang.
Perempuan dengan baju coklat serta rok selututnya itu tersenyum manis. Menenteng tas kecilnya seraya berjalan mendekat pada Pak Redo.
"Pagi juga Pak. Sebenarnya tadi saya habis ke rumah teman Ayah saya karena baru pulang dari Bogor, dan kebetulan lewat sini sekalian mau mampir dan ketemu Galte. Galte nya ada Pak?" tanya Alaya menatap pintu rumah serba putih itu.
"Ada Non, mau saya antar ke dalam atau saya panggil kan kesini?"
"Siapa yang cari Terong Pak Redo?" sahut Pinky yang baru datang di belakang mereka, tadinya gadis itu hendak menuju taman depan rumah. Tetapi samar-samar ia mendengar percakapan mereka dan menyebut nama Galtero.
Dua orang itu sontak langsung menoleh ke arah Pinky. Gadis dengan kaos putih oversize dan juga celana training berwarna hitam dengan dua garet garis berwarna putih.
Pak Redo tersenyum ramah pada Pinky, begitupun sebaliknya. "Eh Non Pinky, ini Non ada Mbak Laya. Katanya mau cari Mas Galte." ujarnya menatap Alaya dan Pinky bergantian.
Pinky mengangguk-angguk, lalu menatap tak suka pada Alaya. Perut perempuan itu sepertinya mulai sedikit membesar, mungkin jika dilihat bisa dikatakan masih hanya seperti orang gemuk saja. Belum sepenuhnya membesar.
Dan entah kenapa Pinky jadi kesal sendiri ketika mengingat itu. "Mbak mau bilang sesuatu sama Terong? Biar Pinky sendiri yang sampaikan ke dia." tanya Pinky menatap Alaya penasaran.
Bukan soal siapa perempuan itu, melainkan dengan panggilan Galtero yang menjadi 'Terong' entah siapa gadis ini, yang jelas tatapannya seperti tak menyukai kepadanya.
"Ah, gakpapa kok. Biar saya tunggu di sini Galtero nya," jawab Alaya tersenyum ramah.
Dengan cepat Pinky kembali menyahut. "Mbak tenang aja, Pinky bisa kok menyampaikannya dengan baik. Mbak gak percaya sama Pinky ya?" sambungnya sedikit kesal.
Alaya menggeleng cepat. "Eh bukan begitu maksud saya-"
"Ada apa Al kamu cari saya?" suara bariton Galtero terdengar dari arah belakang Pinky.
Laki-laki itu tampak segar, sepertinya baru selesai mandi. Tubuh besarnya berdiri tepat di belakang tubuh kecil Pinky dengan dekat.
"T-terong?" gumam gadis itu terkejut saat mendengar suara Galtero, terlebih sekarang lelaki itu berada tepat di belakangnya.
Hey sejak kapan lelaki itu berada di belakangnya? Tunggu. Pinky sekarang jadi was-was berada di situasi seperti ini.
"Mas Galte maaf, tadi Non Alaya kebetulan habis pulang dari temen Ayahnya terus mampir kesini, katanya mau ketemu sama Mas. Kalo gitu saya permisi dulu ya," pamit Pak Redo setelah menjelaskan semuanya pada Galtero.
Galtero tersenyum sekilas pada Pak Redo, lalu berjalan satu langkah di samping Pinky dan menghadap Alaya.
"Itu lho Gal, aku cuman mau bilang tugas skripsi aku udah aku kirim ke kamu buat kamu cek. Aku cuman pengen mastiin aja kalo semuanya gak ada yang harus diperbaiki kalo perlu, selain itu aku juga mau undang kamu sama Bunda kamu ke pesta ulang tahunnya aku besok, boleh kan?" papar Alaya panjang lebar.
Mendengar hal itu Pinky dibuatnya semakin kesal, bisa-bisanya ia kemari hanya untuk itu? Tidak bisakah lewat WhatsApp saja?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girl
Teen FictionBagaimana jadinya jika Galtero satu atap dengan Pinky? Gadis polos yang menyebalkan, namun sialnya sangat menggemaskan. Kehidupannya menjadi berubah 290° derajat ketika bertemu dengannya. Gadis itu dengan beraninya telah menyebut Galte dengan sebuta...