10. - PERKARA MILEN

302 26 5
                                    

Guys... kalian nggak ada niatan komen atau vote gitu?

Sedih banget 😭😭😭😭😭

***

"Betah tidur dengan kondisi berantakan kaya gini?" celetuk Galtero dengan nada tegasnya.

Meskipun terdengar pelan namun siapa sangka hal itu berhasil membangunkan dua insan yang tertidur pulas di sofa hitam. Gerynal terlonjak kaget sampai refleks berdiri hormat menghadap Galte. "Siap!" ucapnya tegas.

Pinky yang mendengar suara nyaring itu mulai mengerjap-ngerjapkan kedua matanya lalu tertawa kecil melihat tingkah konyol Gery yang berdiri hormat. Tak lama tawa kecilnya itu berhenti ketika melirik sekilas Galtero yang menatapnya dingin.

Gadis itu berdiri takut dibelakang punggung Gery. Lelaki itupun yang mulai kembali kesadarannya pilih menurunkan tangannya. Menetralkan wajahnya yang terlihat gugup. "M-maksud lo apaan sih?? Ngagetin gue aja!" seru Gerynal membuka suara.

Belum ketiga detik, pria itu kembali bersuara. "Anjir! Gue ada nonton sama pacar. Woylah bisa kena amukan nih." hebohnya sendiri. Ia berbalik badan menghadap Pinky dibelakangnya yang terkejut.

Pinky mengangkat dagunya pelan, pertanda kalau ia membutuhkan jawaban. "Adekku manis, Gery tampan mau pamit pergi ya. Sudah tidak sedih lagi kan??" tanya Gerynal tersenyum manis. Pinky menggeleng pelan sebagai jawaban, ia hendak menahan lengan Gery untuk tidak pergi meninggalkannya seorang, tapi lelaki itu keburu lebih cepat pergi.

"Gal. Maaf numpang beresin dong, gue mau ketemu pacar." ujarnya pelan seraya menepuk pelan pundak kakaknya.

Galtero tak menyahut, ia menatap datar Gerynal yang berjalan pergi.

Beberapa detik Gerynal pergi, Pinky masih setia mematung ditempat sembari menunduk dalam. Memainkan jari kemarinya berharap Galtero juga ikut pergi. Wajahnya terlihat cemas dan ketakutan ketika seseorang telah berdiri tegap dihadapannya.

Galtero berdehem pelan sambil menatap datar Pinky. Tangan kirinya masih setia berada didalam saku celananya, sedangkan satu tangannya lagi ia gunakan untuk mengangkat dagu Pinky. "Jangan nunduk. Saya-"

"I-iya aku tahu Terong pasti marah kan liat keadaan ini jadi berantakan?? Maafin Pinky. Pinky juga nggak akan memaksa lagi Terong untuk mau menyukai Pinky." gadis itu bertutur dengan nada lirih dan gemetar. Matanya sedikit berkaca-kaca ketika menatap mata Galte.

Galtero mengerutkan keningnya bingung. Apa yang dikatakan dia? Maksudnya ia tak bermaksud untuk memarahi gadis itu lagi. Ia hanya ingin meminta maaf karena telah berbicara dengan nada membentak tadi. "Saya-"

"Oke tidak apa-apa Terong. Aku tidak akan memaksamu." lanjut Pinky sambil melangkah pergi meninggalkan Galtero. Lelaki itu mengurungkan niatnya untuk menahan, ia rasa belum saatnya berbicara padanya. Pasti Pinky sudah salah mengartikannya.

***

Gerynal mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Dia akan pergi ke sirkuit balapan. Sebelum berangkat ia sudah melihat jam yang menunjukkan pukul 1 siang. Gila, ternyata dunia berpihak padanya. Ia punya kesempatan untuk bermesraan bersama sang pacar selama satu jam sebelum menonton pertandingan.

Lelaki itu membelokkan setir mobilnya ke kanan dengan senyuman lebarnya yang tak pernah luntur ia perlihatkan. Memutar musik kesukaan gadisnya melalui earphone yang dipasang di kedua telinganya.

Tak membutuhkan waktu beberapa menit, arena sirkuit balapan mulai terlihat. Gerynal dengan cepat memarkirkan mobilnya ditempat yang sudah disediakan dengan rapih. Tak lupa sebelum itu ia menutup kembali pintu mobilnya dengan tanpa melepaskan earphone yang masih setia menempel dikedua telinganya.

My Little Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang