HOLLAAAA~GIMANA HARINYA? SELALU BAIK DONG, HARUS!!
BERHARAP KALIAN SEBANYAK" NYA DI LAPAK INI.
MAU BACAA??? BACANYA JANGAN BURU-BURU YAAA 🎉🎉
***
"Sayang.... kapan kamu mau nikahin aku?"
Sontak pertanyaan tersebut membuat Gerynal langsung berhenti menjilat es krim nya. Ia beralih menatap Renata disampingnya yang tengah menatapnya penuh harap sembari memakan Snack ditangannya.
"J-jangan sekarang. N-nanti aku bilang sama Daddy dan Bunda dulu ya sayang," jawab lelaki itu dengan gugup. Dia membuang es krim nya yang sedikit lagi, tangannya yang dingin karena memegang es kini menggenggam erat tangan Renata.
Renata berdecak kesal sembari menaruh kedua tangannya di depan dada. "Bosen tau nggak denger jawaban kamu itu-itu lagi. Emangnya aku kurang apa sih Ger? Keluarga kamu malu punya istri dari keluarga yang menengah??" cerocos Renata penuh amarah.
Lelaki dengan Hoodie hijau tua itu merayu gadisnya dengan manis. "Bukan begitu sayang. Keluarga ku mau kok! Beliau tidak pandang dari hartanya. Cuman aku belum siap untuk nikah, lagipula kita kan masih kuliah??" jawabnya dengan nada lembut, siapa sangka hal itu membuat Renata menjadi luluh kembali.
"Ya tapi kan kita udah lama pacaran Ger. Mau sampai kapan kaya gini terus?" gerutunya menatap Gerynal lesu.
Pria itu kembali mendekat dan menempelkan keningnya dengan sang pacar. "Aku janji secepatnya. Tolong kasih aku waktu lagi ya??" Gerynal membelai lembut pipi Renata. Deru nafas mereka kini saling bertabrakan.
Mata keduanya saling berhadapan, Gerynal memegang tengkuk leher Renata. Lelaki itu tanpa aba-aba langsung menyambar bibir Renata rakus. Renata mulai terbawa suasana hingga mengalungkan kedua tangannya ke leher Gerynal.
***
Cahaya matahari mulai naik keatas dan menembus indra penglihatan Galtero lewat jendela kamarnya. Lelaki itu memalingkan wajahnya saat cahaya terang tersebut menerpa wajah tampannya.
Laki-laki itu mulai mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Tak sengaja mata tajamnya menangkap jam kamar di dindingnya yang menunjukkan pukul 06.13. Ia pun mulai Merenggangkan kedua otot-ototnya dan beranjak dari kasur. Hari ini hari Minggu, tidak ada kelas yang harus ia kejar cepat-cepat.
Galtero mulai berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Seperti biasa jika hari libur, Minggu pagi ia selalu joging ke taman dekat rumahnya yang sering banyak di kunjungi oleh para anak muda seusianya.
Tak membutuhkan banyak waktu untuk menyegarkan wajahnya. Lelaki itu kini mulai berjalan keluar kamar dan menuruni anak tangga.
Ceklek!
"Pagii.... Terongku??" panggilan yang tak asing ditelinga Galte itu kini sudah berwujud berada di hadapannya. Pinky tersenyum lebar seraya memegang sesuatu di tangannya.
Galte hendak mengacuhkannya dan melangkah pergi, tetapi gadis cantik itu menahan pergelangan tangannya. "Tunggulah aku Terongku. Aku pengin ikut padamu ya??" ucap gadis itu mengerjap lucu.
"Gak."
"Eh, aku ikut dong! Kan kamu sudah menjadi pacarku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girl
Novela JuvenilBagaimana jadinya jika Galtero satu atap dengan Pinky? Gadis polos yang menyebalkan, namun sialnya sangat menggemaskan. Kehidupannya menjadi berubah 290° derajat ketika bertemu dengannya. Gadis itu dengan beraninya telah menyebut Galte dengan sebuta...