Serius ini ngga ada yang mau vote, follow, komen?
Jahat banget, kalian ngga kasian aku yaa???😭
***
Selesai pulang mengantarkan Pinky kerumahnya. Althar sempat mampir dulu sebentar ke markas lalu kembali pulang kerumahnya. Lelaki itu pulang kerumahnya pukul 8 malam. Biasanya ia akan pulang lebih larut dari ini, tapi Althar merasa khawatir kepada Ibunya yang tengah sakit dirumah sendirian.
Motor sport biru milik Althar melaju kencang di pusat jalanan kota. Suasana ramainya malam hari tak memperdulikan dirinya yang membawa motornya secepat kilat.
Althar membelokkan setang motornya ke kanan, dimana arah gang menuju rumahnya. Tanpa sadar dengan arah berlawanan mobil hitam milik seseorang hendak belok ke kiri di dalam gang.
Untungnya mobil tersebut dan juga motor Althar berhasil mengerem dengan tepat sebelum terjadi sesuatu. Jalan yang hanya memuat untuk dua mobil itu lumayan sepi, jadi Althar kira tak perlu menghidupkan lampu sen atau meng-klakson motornya agar tidak terjadi hal yang diinginkan. Tapi nyatanya sama saja, meskipun sepi mobil itu sendiri juga tidak meng-klakson mobilnya untuk memberitahukan pengemudi lain. Alhasil mereka hampir terjadi tabrakan.
"Woi! Bisa bawa mobil gak sih? Lain kali klakson dong! Untung aja gak jadi tabrakan." kesal Althar yang turun dari motornya dengan helm full face nya yang masih tertera di kepalanya.
Lelaki dengan seragam putih abu-abu yang absurd itu mengetuk kencang kaca mobil Galtero. "Keluar lo. Kita belum selesai." pinta Althar dengan nada tak terima.
Galtero tanpa menunggu lama pun langsung keluar dari dalam mobil. Kemeja hijau tua dengan celana jeans hitamnya terlihat sedikit berantakan. Pasalnya setelah banyak melakukan aktivitas, terlebih ia tadi di kampus sempat membantu Gery yang membersihkan kamar mandi dibelakang. Permintaan adiknya yang memaksa Galte untuk membantunya, Galte merasa kasihan, jadi ia menurut untuk membantu adiknya. Bodoh memang!
"Mau apa? Mau saya gantiin kerusakan di motor kamu? Berap-"
"Gue nggak butuh duit lo itu. Gue mau lo bawa mobil yang bener, jangan seenaknya santai gitu aja. Kalo tabrakan gimana? Asal lo tau, nggak semua masalah bisa lo tebus dengan duit lo seenaknya gitu aja." sewot Althar dengan sedikit mengejek. Ia sudah geram dengan tatapan pria itu yang sok-sokan acuh kepadanya.
Galtero menatap malas pria itu. "Saya udah ngomong baik-baik sama kamu. Jadi jangan cuman gara-gara masalah sepele kaya gini kamu besar-besar in. Nggak ada yang luka kan? Lagian salah kita berdua nggak klakson satu sama lain. Masih untung mau saya gantiin kerugian kamu meskipun nggak ada yang lecet."
"Tetep salah lo lah karena lo dari dalam! Harusnya lo yang klakson karena mau keluar gang. Mikir dong, gimana kalo orang yang di luar gang gaktau kaya gue tadi?!" ucapnya dengan nada tak terima.
Karena tak mau ambil pusing, Galtero mulai mengeluarkan dompet miliknya dari saku celananya. Mengambil beberapa uang kertas bewarna merah lalu memberikannya pada Althar. "Udah cukup kan? Lain kali kamu juga pasang cctv buat pantau in terus jalanan disini." ketus Galtero, kesannya seperti mengejek. Hal itu mampu membuat emosi Althar meluap-luap seketika.
Althar berdecak sebal. "Dasar sombong." gerutunya setelah mobil hitam Galtero kembali melesat pergi melewati Althar begitu saja.
***
Semenjak sore tadi pulang diantar Althar, Pinky ketiduran di kamar tamu bersama Milen. Setelah pulang ia hanya membersihkan badan lalu kembali mengajak Milen masuk ke dalam kamar tamu, sampai lupa membawa kucing itu kembali ke tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girl
Teen FictionBagaimana jadinya jika Galtero satu atap dengan Pinky? Gadis polos yang menyebalkan, namun sialnya sangat menggemaskan. Kehidupannya menjadi berubah 290° derajat ketika bertemu dengannya. Gadis itu dengan beraninya telah menyebut Galte dengan sebuta...