Holaa~
Kalian masi nunggu aku kan???
Enggak juga gaoaoa🙏🏻
TAPIIII AKUU MAKSA LHOOO:)
***
Dua hari lagi Regard dan Salma akan mengadakan pesta ulang tahun pernikahannya. Kedua pasutri itu sudah banyak mempersiapkan segalanya dengan mudah, uang yang selama ini terus mengalir lancar berkat perusahaan temannya tak membuat hidupnya sengsara.
Ia bebas melakukan apa saja. Lihatlah sekarang. Kedua pasutri itu tengah berjalan santai dengan kedua asisten pribadinya dibelakang yang setia menemani mereka berdua untuk membeli baju yang akan dikenakan pada waktu pesta ulang tahun pernikahannya nanti.
"Sal. Apa menurutmu warna yang cocok untuk kita berdua??" tanya Regard seraya memandang beberapa baju gaun juga kemeja dan jas pria yang terpampang jelas disana dengan warna yang berbeda.
Salma mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan jari telunjuknya. Berfikir sejenak guna membayangkan warna apa yang cocok untuknya. Tak lama wanita paruh baya itu menyahut dengan cepat. "Ungu! Atau tidak biru tua. Kita sangat cocok. Lagipula pestanya kan diadakan di hotel milik kita, jadi tidak perlu dengan warna-warna yang begitu formal."
"Boleh. Aku setuju. Kalau begitu pilihlah yang kau mau, berapa pun." lanjut Regard sambil merengkuh erat pinggang ramping sang istri.
Dengan senang hati Salma pun mulai memilih baju keinginannya, tak lupa ditemani asisten juga Regard yang setia berada disampingnya. Mereka tak memperdulikan berapa harga dan banyaknya uang yang akan mereka keluarkan. Semua itu telah ditanggung oleh kantor milik almarhum temannya dulu, Ayah Pinky.
***
Terdengar kecil suara dengkuran halus Pinky ketika tertidur dengan lelap di sofa panjang yang terletak di ruang tamu utama. Gadis itu ketiduran setelah tadi menonton film Drakor kesukaannya. Pagi tadi Pinky bangun dini hari sekali karena mimpi buruk tentang mendiang Ibunya. Ia jadi tak bisa tidur sampai pagi.
Boneka Terongnya ia peluk erat agar tak jatuh. Bahkan remote tv ditangannya pun masih tergenggam erat meskipun sudah tertidur pulas.
Hari ini Gerynal tidak pergi ke kampus karena mendadak badannya panas dimalam hari dengan suhu yang cukup tinggi. Ellen sibuk menemani putra keduanya di kamar atas karena permintaan menjadi Gery. Sedangkan Gavid seperti biasa akan disibukkan oleh pekerjaan di kantornya.
Suasana rumah yang sepi namun harus tetap terjaga itu Galtero rela ikut tidak masuk ke kampus karena untuk menjaga rumah. Iya itu sangat tidak masuk akal. Lagipula pelayan dan asisten dirumahnya cukup banyak kan? Tapi Ellen kata sekalian untuk bergantian menjaga Gerynal karena lelaki itu tak mau pergi ke rumah sakit dengan alasan takut mempunyai penyakit dalam. Padahal jelas-jelas lelaki itu takut bertemu dokter karena ia takut pada suntikan.
"Anjir ngapa pada kalah sih?! Padahal dikit lagi menang tuh!" umpat Gerynal heboh sambil menatap layar ponselnya kesal karena dirinya kalah memenangkan game-online kesukaannya.
Galtero yang tengah duduk di sofa single sembari pokus menatap laptop itu kini beralih ke sumber suara. Lelaki itu berdecak pelan seraya menatap adiknya dingin. "Tau gitu lo mending sakit parah Ger. Gak kasian lo liat Bunda yang rela jagain lo dari semalem sampe ketiduran dan lo malah seenaknya teriak-teriak gakjelas? Dasar anak bodoh." celetuk Galtero dengan suara pelan namun terdengar menyakitkan. Jika sudah ada sangkut pautnya dengan Ellen, lelaki itu akan langsung seperti perempuan yang sewotnya minta ampun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girl
Teen FictionBagaimana jadinya jika Galtero satu atap dengan Pinky? Gadis polos yang menyebalkan, namun sialnya sangat menggemaskan. Kehidupannya menjadi berubah 290° derajat ketika bertemu dengannya. Gadis itu dengan beraninya telah menyebut Galte dengan sebuta...