Bab 1

2K 82 0
                                    

Sang mentari menyapa pagi hari dengan senyumannya yang sangat mengagumkan hati. Senyumannya memancarkan kehangatan teriknya kala pagi hari yang sangat dingin. Pagi hari berhias kabut yang sangat tebal. Kabut yang sangat tebal mendekap seluruh jiwa. Berselimut mantel sangat tebal yang menghangatkan sekujur ragaku.

Sama halnya dengan manusia satu ini yang masih menutup tubuhnya dengan selimut, sementara burung-burung sudah berkicau sejak tadi yang menandakan hari sudah pagi

"NARESS BANGUNNN, INI UDAH JAM BERAPA KAMU MAU TELAT SEKOLAH"

"Iya mah, bentar 5 menit lagi" jawab sambil malas

"Gak ada 5 menit 5 menitan, cepat bangun ini dah jam berapa"

"Iya-iya ini dah bangun"

"Cepat mandi mama sama papa tunggu dibawah" ucapnya setelah itu pergi

Pagi yang indah bukan, diawali dengan omelan mama

Nares pun turun ke bawah untuk sarapan sama mama papanya

"Gimana sekolahmu" tanya Dirga (papa Nares)

"Ya kan belum sekolah pah, orang akunya aja masih disini" jawab Nares dengan mutados

"Maksud papa hari sekolahmu kemarin-kemarin ress" emang agak ngeselin anaknya, papa harus banyak-banyak sabar

"Ya gitulah pah, kayak biasanya aja"

"Kamu jangan bikin ulah ya" ucap Vera (mama Nares)

"Apa sih mah, kapan aku bikin ulah aku ini anak baik-baik lho"

"Ohh anak baik-baik yaa, apa mama perlu panggil gurumu kesini buat ngomong sama mama"

"Hehehe janganlah mah, guruku tuh sibuk semua jadi jangan nambah-nambahin beban mereka mah" sambil cengengesan

"Maksud kamu mama beban gituhh"

"Aku gak ngomong gitu, udahlah aku mau berangkat" sambil salim kedua orang tuanya

"Ingat jangan buat masalah" peringatan papa

"Iyaa kalo ingatt" ucapnya sambil lari

Di lain tempat, ada juga seorang remaja yang sedang menikmati sarapannya seorang diri.

Jika kalian tanya dimana kedua orang tuanya? Mereka ada, mereka masih hidup kok cuma mereka nggak tinggal serumah. Entah apa alasannya hanya mereka yang tau. Walaupun tidak tinggal serumah tapi hubungan mereka masih sama yaitu masih akrab dan harmonis

Saat sedang menikmati sarapannya tiba-tiba muncul notif dari hp sang remaja

Papa

"Hari ini, hari pertama kamu sekolah disekolah baru kan?"

"Papa harap kamu bisa betah disana dan nggak pindah sekolah lagi"

"Jika ada apa-apa kabari papa sama mama"

Remaja itu hanya membaca tanpa ada niat untuk membalasnya. Kedua orang tuanya pun maklum dengan sikap sang anak karena mereka memang sudah terbiasa.

Setelah selesai menghabiskan sarapannya, dia-pun bergegas berangkat ke sekolah menggunakan motornya.

Ini hari pertama dia sekolah di sekolah barunya, semoga semua berjalan baik tanpa ada gangguan.

Saat sampai di sekolah entah mengapa semua atensi siswa mengarah ke Davino, apakah ada yang salah sama penampilannya. Walaupun begitu Davino hanya cuek dan menganggap tatapan mereka hanyalah tatapan biasa. Pikirnya mungkin karena penampilannya yang culun mungkin, tapi emang siapa yang peduli. Ini hidupnya dia bebas penampilan seperti apa asalkan tidak melanggar aturan, menjadi culun bukan berarti melanggar aturankan

Psiko & BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang