Bab 9

1.1K 51 0
                                    

"Ughhhhh" lenguh Nares menggeliat

"Gilaaa gue tidur nyenyak banget, lebih nyenyak dari biasanya malah"

"Jam berapa toh sekarang" ucapnya sambil melihat jam di atas nakas

"Busettt baru setengah 6 pagi, tapi kok gue ngerasa lama banget ya tidurnya"

"Ughhhhh aduhhh" lenguhnya sambil merenggangkan otot tangannya

"Eh anjirr kok kamar gue berubah sih" ucapnya sambil melihat sekitar

"Bangsatt ini mah bukan kamar gue" ucapnya kaget saat menyadari jika itu bukan kamarnya

Saat Nares ingin berdiri, dia merasa ada sesuatu yang berat di pinggangnya. Saat dia melihat kebawah ada sebuah tangan yang memeluknya pinggangnya, dia pun mencoba melihat tangan milik siapa itu

"WOHHHH"

DUGGGG

"Sssttt" meringis Davino sambil memegang pinggangnya yang sakit karena di tendang Nares

"LU NGAPAIN ANJIR DISINI"

"ini kan kamar gue" jawab Davino

"Hah?" sambil melihat sekitar dan saat melihat Davino dia baru sadar kalo makhluk di depannya ini gak pake baju

"L-LU LU NGAPAIN GAK PAKE BAJU" tanya-nya dengan nada marah

"Gue? Hehe coba lu inget lagi deh kejadian semalam" ucapnya dengan terkekeh

Nares-pun langsung berlari menuju kaca yang ada di ruangan tersebut, dan betapa shock-nya dia saat melihat ada bekas cupang di leher, bukan hanya di lehernya tapi di dadanya juga ada bekas cupang. Dan Nares pun baru sadar jika dia bukan pake baju yang dia pake kemarin melainkan piyama.

Nares yang melihat itu pun sangat marah, dia segera berjalan menuju Davino

Bughhh

"APA YANG LU LAKUIN BANGSAT" ucapnya marah sambil menonjok Davino

"LU NGELECEHIN GUE HAH?!!"

"ANJING LU"

Bughh

"JAWAB BANGSAT" ucap Nares dengan amarah yang bertubi-tubi, terhitung sudah 2 kali Nares menonjok Davino, dan apa respon anak itu, anak itu hanya terkekeh yang membuat Nares semakin emosi

"Gue niatnya baik lho bawa lu pulang dari bar"ucap Davino dengan tenang

"Harusnya lu berterima kasih sama gue"

"Gue udah baik lho gantiin baju lu biar lu gak gerah, tapi saat gue lihat badan lu, gue cukup takjub"

"Seorang badboy sekolah yang terkenal dengan nakalnya ternyata punya badan sebagus itu"

"Gue hanya megang tubuh lu dan karena gue gak bisa jaga nafsu gue jadinya gue ngasih lu sedikit karya gue"

"Dan itu salah lu karena punya tubuh sebagus itu dan udah buat gue nafsu sama lu" ucap Davino sambil berjalan mendekat Nares

Nares yang mendengar itu semua tentu saja emosi dan apa tadi? salahnya?, itu salah dia karena nafsuan bukan salahnya

"BANGSAT LU YA"

Bughhh

"LU DENGAR BAIK-BAIK GUE BAKAL BUAT PERHITUNGAN SETELAH APA YANG LU LAKUIN KE GUE, GUE BAKAL BUAT PERHITUNGAN YANG GAK BAKAL LU LUPAIN, INGET ITU!!" ucap Nares setelah itu mendorong tubuh Davino agar menjauh

"Gue bakal inget kok dan gue bakal selalu nunggu itu anak manis" ucapnya dengan smirk

Nares-pun segera pergi dari tempat itu, dia gak peduli dengan penampilannya yang masih menggunakan piyama, yang ada dalam pikirannya dia harus cepat pergi dari tempat itu.

Saat udah di depan gedung Apartemen dia baru sadar jika dompet dan hp-nya masih tertinggal di dalam. Terus sekarang gimana dia mau pulang gimana coba, kalo balik lagi ke dalam kan malu ceritanya kan tadi marah

"Anjing lah pake acara ketinggalan lagi" dumel Nares

"Masa gue balik lagi sih, malu woiiii mau di taruhhh di mana coba muka gue"

Nares-pun mencoba berpikir gimana caranya agar dia bisa pulang. Masa dia harus jalan kaki pulang ke rumah bisa-bisa patah kakinya. Nares-pun mencoba berpikir lagi.

Tanpa Nares sadari, Davino sedang memperhatikan tingkahnya lewat jendela dengan smirk di wajahnya

"Bodoh memang, gimana caranya lu pulang kalo dompet dan hp lu disini" ucapnya dengan smirk yang selalu menghiasi wajahnya, setelah itu menutup jendelanya dia yakin pasti Nares bakal balik lagi buat ambil hp dan dompetnya

"Aishhhh udahlah" Nares-pun akhirnya memutuskan buat balik lagi. Malu pun malu lah yang penting dia bisa cepat pulang.

Nares-pun masuk ke dalam kamar itu pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara. Sepertinya Davino sedang mandi jadi dia harus cepat-cepat ambil hp dan dompetnya biar gak ketahuan

"Mana sih dia naruhnya" ucapnya pelan sambil mencari

"Nahhh ini dia, akhirnya ketemu" akhir hp dan dompet ketemu di dalam laci. Nares-pun harus segera cepat-cepat pergi dari sini

"HUAAA" teriaknya kaget

"Ngapain lu balik lagi, kangen sama gue" tanya Davino

"Lu ngapain sih berdiri di belakang gue, kaget tau gak" marah Nares

"Gue tanya sama lu, kenapa lu malah tanya balik" ucap Davino sambil mengeringkan rambutnya

"Y-ya gue mau ambil hp sama dompet gue lah, dahlah minggir-minggir" ucap Nares sambil mendorong tubuh Davino. Davino yang melihat itu-pun hanya bisa tersenyum

"Anying malu-nya gue" ucapnya sambil berjalan dengan cepat dia pun lalu memanggil taksi.

Saat sampai di rumah-pun Nares langsung ke kamarnya, dia segera mandi. Saat mandi dia mencoba menghilangkan bekas cupang ini tapi gak bisa hilang bahkan sampai kulit Nares terasa panas akibat gosokan yang kuat pun masih belum hilang juga.

"Si Davino anjing emang"

Dia pun akhirnya menutupi bekas cupang itu dengan hansaplast. Dia pun segera bersiap-siap untuk berangkat

"Semoga aja gak ada notis deh" ucapnya sebelum turun ke bawah

"Lho Nares kapan kamu pulang" tanya Dirga

"Hehehe barusan kok pah habis itu langsung mandi" jawab Nares

"Mama kira kamu udah gak ingat rumah makanya gak pulang" ucap mamanya dari arah dapur sambil bawa makanan

"Ya enggak dong mah, kalo aku gak ingat rumah terus aku tinggal dimana"

"Yaudah cepat makan habis itu berangkat, ini udah jam tujuh kurang 15 nanti kamu telat lagi"

"Iya iya mah"

⭐️⭐️⭐️
Jangan lupa vote dan komen

Psiko & BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang