Delapan belas

3.7K 358 4
                                    

Lisa melihat tiga wajah tak asing yang sedang duduk di ruangan tamu mansion milik keluarganya

"Yakkkkk dasar brengsek, karena kalian aku bercerai dengan jennie"

Brakkkkk, duarrrr, bukkkkk, prankkk

Lisa melempar benda apapun yang ada di dekatnya kearah tiga temannya

"Awwwww...." Bambam memegang kepalanya setelah vas bunga milik ibu lisa mengenai keningnya

"Aduhhhh..." giliran seulgi yang menerima lemparan guci kerajaan warisan turun temurun keluarga lisa

Dan tentu saja dendam terbesar lisa ada pada amber, pergulatan terjadi bogem mentah lisa layangkan pada tubuh amber, tentu amber pasrah saja menerima pukulan dari sahabatnya, karena amberlah lisa kini berada di dalam masalah

Nafas lisa dan amber tersengal-sengal puas meluapkan emosinya lisa duduk di sebelah amber yang masih berbaring menahan darah segar yang keluar dari hidungnya

"Kenapa kalian kesini? Apa kalian sudah puas melihatku hancur?" Lisa mulai menangis sesegukan

"A-aku minta maaf karena kelakuanku kau jadi bercerai dengan jennie" ucap amber yang merangkak kearah lisa

"Sudah terlambat, dia akan menikah dengan pria pilihan keluarganya" lisa masih terus menangis

"Kami semua akan menjelaskan pada jennie, ayo kita kembali ke korea dan menyelesaikan semuanya"

"Tidak perlu, aku memang tidak pantas untuknya... aku brengsek... aku——— huaaaaaaaaa" lisa semakin menjadi-jadi kini pria itu meraung-raung diatas lantai

Bukkkkkkk

Ibu lisa datang karena mendengar keributan dari arah ruang tamu, melihat anaknya yang sedang tantrum, nampan minuman di dekatnya menjadi alat untuk memukul anak semata wayangnya agar berhenti bertingkah seperti orang yang tak waras

"Maae....... S-sakit huaaaaaaa" lisa melihat ibunya sepintas kemudian kembali menangis

Bukkkkkkk

Pukulan kedua dari ibunya berhasil membuat lisa diam dan membeku

"Jika kau masih terus-terusan bertingkah seperti ini, aku akan menenggelamkanmu di laut, dasar anak tidak berguna!!!"

Ketiga sahabatnya hanya bisa diam terpaku menatap kepergian ibu lisa, memang benar sosok seorang ibu sangat berpengaruh mengendalikan sorang anak yang sedang tak terkendali seperti yang sedang dialami oleh lisa dan hanya dua orang yang bisa megendalikan lisa orang itu tak lain adalah jennie dan ibu lisa sendiri

"Wah ibumu... j-jennie kedua?" Ucap seulgi yang melihat lisa yang sedang diam dengan tatapan kosong

"Sssssssssssst.... Jangan sebut-sebut nama itu dulu" bambam berbisik

"A-ayo ke kamarku" lisa bangkit dan mengajak ketiga temannya untuk berpindah ke kamarnya, lisa dan yang lainnya perlu mengganti baju mereka yang sudah ternoda oleh darah dan tentu saja mengobati luka-luka mereka

.
.
.

Pernikah jennie dan jisoo akan di langsungkan besok pagi, saat ini jennie sedang memandangi langit-langit kamarnya, ini terlalu berat dan jennie harus melewati segalanya sendiri, besok ia harus memasang wajah seolah-olah bahagia dengan pernikahannya padahal hatinya begitu sakit, melupakan lisa tidak lah mudah baginya terlebih di dalam perut jennie ada janin buah cintanya dengan lisa

Jika tidak sedang mengandung mungkin saat ini jennie sedang menenggak minuman keras melewati malam-malam yang menyakitkan seorang diri, bolehkah ia berharap ada keajaiban datang? Dimana lisa lah yang berdiri di atas altar untuk menikahinya lagi bukan kim jisoo yang dijadikan tameng oleh keluarga kim

"Jen..." seorang wanita cantik masuk kedalam kamar yang jennie tempati

"Ya unnie..." song hye kyo masuk ke dalam kamar jennie, mendudukan dirinya di pinggir ranjang

"Apa kau baik-baik saja?" Kyo sedikit menghawatirkan kondisi jennie, pasti ini semua tidak mudah untuknya

"Apa aku terlihat baik-baik saja unnie?" mata jennie mulai berkaca-kaca

"Jika kau masih mencintainya hubungin dia dan minta dia untuk menjemputmu"

"Aku tidak yakin akan bahagia jika aku hidup bersamanya unnie, dia-dia terlalu brengsek"

"Manusia bisa berubah, aku yakin lisa bukan orang yang seperti itu walaupun aku belum lama mengenalnya tapi sepertinya lisa pria yang baik dan ia juga sangat mencintaimu aku bisa melihat dari tatapan matanya padamu"

.
.
.

"Kau yakin tidak mau kembali ke korea dan menemui jennie? Besok pagi pernikahannya, kita bisa menggunakan privat jet kerajaan milik pamanmu" satu tawaran lagi di berikan oleh ayah lisa, fasilitas yang bisa dengan mudah ia gunakan ada di depan mata

Lisa dan ketiga temannya memang sedang berbincang dengan kedua orang tua lisa dan menjelaskan semua permasalahan lisa ketika ia masih berada di korea

"Lisa belum yakin bisa membahagiakan jennie... dan lisa belum yakin jika suatu saat nanti lisa tidak kembali menyakiti jennie..."

"Lalu apa kau yakin pria itu bisa membahagiakan jennie dibanding denganmu?"

"Tapi itu pilihan keluarganya sudah pasti pria itu adalah pria baik-baik"

"Aku pernah menjodohkanmu dengan wanita baik-baik tapi kau selalu menolaknya mentah-mentah apakah wanita itu tidak baik? Dimatamu tentu tidak, jika dimatamu wanita itu baik tidak mungkin kau akan menolaknya, begitu juga dengan posisi jennie saat ini, kau tidak bisa mengukur mana yang lebih baik bagi jennie kau atau pria itu..."

"Kau harus yakin jika jennie lebih bahagia bersamamu, bahwa kau lebih bisa membahagiakan jennie dibanding pria itu... kau bilang kau sangat mencintainya, kupikir kau hanya bercanda jika melihat tingkahmu yang seperti ini..."

"B-Baiklah phoo dan maae bisakah kita berangkat sekarang..."

Bersambung....

Hidden husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang