Chapter 19

5.7K 347 2
                                        

WARNING!!!!!!!!
Aku mau ngadain opfoll nihh!! 2 orang pertama yang ngefollow aku, aku follback deh! Kalau yang gak aku follback, jangan unfollow aku ya:( nanti aku sedih. Di chapter chapter lain aku akan opfoll lagi! Makasih! Enjoy the story!!

~~~~~All For You~~~~~

"Maafkan aku sayang.. Maafkan aku... Aku sayang kamu.."

Aku masih saja tetap berada di balik selimut ini. Aku sungguh kesal! Sangat kesal! Orang tuaku saja sama sekali tidak pernah membentakku apalagi menamparku. Hatiku sakit. Sangat sakit.

"Aku hanya kebawa emosi tadi.. Maafkan aku..." Kata dia yang meminta maaf padaku. Gak seharusnya aku seperti ini. Dia kan sudah minta maaf. Apa yang perlu aku ributkan lagi? Aku gamau nanti ujung ujungnya malah kita jadi putus.

"Hiks hiks.. Tadi kan aku khawatir sama kamu.. Kenapa sih? Kan aku cuman mau jadi pacar yang perhatian buat kamu.. Apa aku salah?!" Kataku dengan nafas yang belum beraturan

"Iya sayang.. Kamu gak salah. Aku yang salah. Maafin aku ya..." Kata Ali yang mengelus kepalaku yang masih terbungkus selimut

"Hiks.. Hiks.. Iya. Aku udah maafin kamu kok. Aku gak akan pernah bisa marah sama kamu dengan jangka waktu yang lama" kataku yang masih didalam selimut. Lalu Ali membuka selimutku dan memelukku sangat erat.

"Aku sudah gagal ya, jadi pacar yang baik buat kamu??" Tanya Ali yang mengelus rambutku dalam pelukannya yang membuat aku terkejut

"Yaampun, sayang.. Kamu itu udah yang terbaik buat aku.. Ngapain lagi kamu berusaha jadi yang terbaik? Aku tau kok kamu emosi tadi. Jadi kita sama sama salah.." Jawabku yang masih memeluknya erat

Ali melepaskan pelukannya dan mendongakkan kepalaku.

"Makasi... Ahhh!! Sayang! Hidung kamu berdarah!" Teriak Ali

"Hah?!" Aku sangat kaget ketika Ali berteriak. Tapi sehabis itu aku santai. Kenapa? Karena aku sudah biasa biasa begini

"Ohh.. Tidak apa apa" kataku yang menahan darahnya dengan tanganku

"Kok kamu santai aja sih?!"

"Ngapain harus panik? Kalau panik darah ini makin keluar banyak jadinya"

"Aku bersihin dulu ya honey.." Kataku yang berlari ke kamar mandi tapi terhenti karena tangan Ali menahan tanganku

"Aku bantuin ya.."

"Gausah Honey.. Aku gpp. Mendingan kamu ambilin obat aku deh.."

"Oh baiklah.."

Aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan sisa darahku. Aku melihat pantulanku di jendela.

"Sampai kapan aku harus begini? Apakah aku masih bisa bertahan dengan bantuan obat itu?! Aku tak boleh selalu bergantung pada obat itu. Aku harus segera mencari pendonor itu!" Batinku menyeruak

"Bie???"

Ali POV

Aku sangat menyesal karena aku telah menampar Prilly. Gadisku sendiri. Aku terlalu emosi tadi.

Tapi aku bisa meminta maaf padanya dan semuanya baik baik saja. Tapi itu berakhir dengan pahit. Aku melihat Prilly mengeluarkan darah lagi dari hidungnya! Apa sih sebenarnya yang terjadi dengannya?! Apa yang tak kuketahui?!

Aku sangat panik tapi tidak dengan Prilly. Dia sangat santai. Seperti tidak terjadi apa apa sekarang. Aku tak mengerti padanya.

Dia kekamar mandi untuk membersihkan darah darah itu. Saat aku mau membantu, dia malah menolaknya. Aku malahan disuruh mengambil obatnya.

All For You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang