Chapter 2: First Puzzle Piece

2.4K 315 59
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆


Setelah sarapan yang memuakkan itu, Pete nyatanya tak kembali ke ruang makan lagi.

Ia beralih untuk bersiap karena dia harus mencari uang. Bagaimana pun Pete masih berpikir untuk meneruskan pendidikannya jika dia memiliki uang lebih nantinya. Nyatanya mencari uang tidak semudah seperti menghabiskannya, Pete tak bisa apa-apa saat pendapatannya juga sedikit.

Orangtua Pete memang hanya keluarga yang sederhana, sehingga hanya rumah sederhana ini yang ditinggalkan Ayah dan Ibunya. Ayahnya pergi saat Pete remaja, katanya kecelakaan ... Ibu Pete juga meninggalkan sekitar tiga tahun yang lalu, karena sakit.

"Pete ... Ibu hanya punya ini. Kau bisa menjualnya kalau kehabisan uang."

Gelang emas milik ibunya. Beratnya tak seberapa, tapi Pete ingat ibunya menabung cukup lama hingga bisa membelinya. Dan mungkin karena itu sesusah apapun Pete, dia tak menjualnya.

Hahh ...

Pete memandang wajahnya yang terpantul dari cermin di depannya sekali lagi. Kenapa dia malah mengingat masa lalu?

Ting.

Notifikasi terdengar dari ponsel Pete di atas kasur. Pete meraihnya sambil mengoleskan lipbalm di bibirnya. Hanya agar tidak terasa kering karena sekarang mulai masuk musim panas.

Pesan yang masuk diponselnya ialah dari menejernya, Phi Jean.

"Aku sudah di depan."

Bukan hanya menejer Pete sebenarnya. Dia tidak se-eksluksif itu. Phi Jean mengurus beberapa artis dan model di bawah naungan yang sama dengan Pete. Pria itu berpenampilan seperti pria Thailand yang kebaratan, karena dia memiliki darah Amerika di wajahnya. Pria itu terlalu tampan untuk menjadi menejer, dia bahkan bisa menjadi bintang juga. Menurut Pete.

Kebetulan hari ini Pete ada jadwal pemotretan di majalah musim panas, itulah kenapa Phi Jean menjemputnya.

Itu pun karena Phi Jean sedang ada urusan di dekat kediaman Pete, makanya Pete menumpang.

Yah, minimal menghemat uang Pete untuk pergi ke tempat pemotretan.

Pete segera memasukkan barang-barangnya ke dalam tas kecilnya. Hanya ponsel, dompet, lipbalm, serta earphone. Sebelum keluar Pete memastikan penampilannya, dan menghela napasnya lagi.

Tap.

Tap.

Tap.

"Woww, apa kau kekasihku?"

Pete memahan dirinya untuk memutar matanya ketika mendengar suara Tanawat. Pete kira Tanawat sudah masuk ke dalam kamar untuk bermain game seperti biasanya. Fern jelas sudah pergi bekerja, karena Fern sempat bercerita ada pekerjaan mendesak pagi ini.

The Other Side | VegasPete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang