☆☆☆
Ruangan itu cenderung gelap.
Hanya siraman cahaya bulan yang menerangi kaca balkon. Sehingga cahaya menimpa pada bagian tirai yang tak tertutup rapi. Garis cahaya bulan menuju ke kasur dengan selimut yang berantakan.
Seorang pria tertidur di sana dengan selimut setinggi pinggangnya. Sehingga punggung tegapnya terlihat karena ia tak memakai apapun di balik selimut. Hanya dia sendiri yang tidur miring, sedangkan sisi sebelahnya kosong.
Hanya ada bekas berantakan, pertanda seseorang sempat tidur di sana.
Mungkin sosok lainnya ialah pria cantik yang tengah duduk bersandar di sofa. Hanya dengan bathrobe yang terikat malas di tubuhnya. Dengan kakinya yang naik ke atas meja, sudah terlihat jika pria manis itu tidak memakai apa-apa di balik bathrobenya. Oleh karena itu pahanya yang penuh bercak merah terlihat.
Tak hanya dia, ada cahaya ponsel yang terlihat. Tangannya dengan lincah memeriksa sosial medianya yang benar-benar ramai. Setelah ponselnya dipenuhi panggilan tak terjawab dari Phi Jean, kini beratus notifikasi masuk. Juga telpon dari Tanawat, disertai pesannya yang cukup panjang.
Senyum tipisnya tak begitu tampak di kegelapan ruangan itu.
Lihatlah ... Panggung Pete sudah dimulai.
Dengan itu Pete dengan mudahnya menghapus sosial medianya. Yang pastinya akan menimbulkan banyak keributan lagi nantinya, tetapi ia perlu itu. Memang akan memperumit keadaan, tetapi Pete yakin ini akan semakin seru.
"Ya?"
"Ku kira kenapa kau menghubungiku." Suara tenang di seberang terdengar.
Pete menyandarkan tubuhnya dengan kernyitan di dahinya. Pertanda pinggangnya yang tak terasa nyaman.
"Kimhan."
"Tak perlu menyebut namaku. Terakhir kali kita bertemu ialah saat lulus sekolah?" ucap Kimhan yang ingat teman sekolahnya ini.
Hanya karena Pete tidak melanjutkan kuliah, makanya komunikasi di antara mereka terputus. Tetapi Kimhan cukup terkenal sekarang, termasuk pekerjaannya sebagai seorang youtuber. Konten-kontennya adalah tentang kasus kriminal dan misteri.
Meski saling mengenal, Pete tak berniat untuk 'terlihat' seperti mengenal Kimhan.
Itu karena temannya ini sebenarnya menyebalkan. Pete tak terlalu suka karena terkadang Kimhan ini seperti cenayang. Dia seperti biasa membaca hati dan pikiran orang lain.
"Bahas tentang kasusku di akunmu," ucap Pete langsung.
Kimhan berceletuk malas. "Kau menelponku pukul dua malam dan mengatakan hal aneh ini?"
Orang mana yang mau digosipkan? Pete sepertinya sangat masokis, mendekati sinting.
"Kau tak mau?" tanya Pete sambil memperhatikan Vegas yang masih tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side | VegasPete
De TodoSejak kembali dari kematiannya yang menyedihkan, Pete belajar banyak hal. Ada banyak skenario di hidupnya, bahkan sampai pada fakta jika Pete tidak bunuh diri. Berpegangan pada ingatan masa lalu dan rasa dendamnya sendiri. Di sisi lain dari kehidupa...