☆☆☆
Vegas berlari cepat yang ia bisa... Bahkan tak perduli pada langkah kaki yang begitu keras ketika menaiki tangga. Perusahaan Z tidak aktif lagi, sehingga liftnya tidak disambungkan dengan listrik. Bangunan yang cukup besar dengan tiga lantai itu Vegas detak jantungnya yang bergemuruh.
Ia tak perduli pada suara sirine ambulan yang mendekat. Mengevakuasi Phi Jean yang meninggal di tempat, dengan pendarahan akibat patah tulang yang parah. Sampai di sana Vegas masih tak ingin berpikir apapun, Vegas hanya ingin sampai dan menemukan Pete.
Tuhan memberi manusia penderitaan karena apa?
REM!
Langkah Vegas nyaris luruh saat melihat apa yang ada di depannya. Lantai keramik yang agak berdebu itu terlihat sangat berantakan. Ditambah dengan tetesan darah di lantainya, cukup banyak dan membuat Vegas kehilangan kata-katanya.
Terutama... Sosok cantik yang memejamkan mata di sofa itu. Kedua genggaman di kedalaman yang berlumuran darah. Tubuhnya berbaring di sofa dengan cara yang sangat tenang, ketenangan yang menakutkan bagi Vegas. Percikkan darah tampak di pipinya yang berisi, disertai bekas tetesan air mata yang mengering. Bibirnya terlihat pucat dan agak mengering, mungkin dia banyak berteriak sebelumnya.
Entahlah ... Vegas takut menduga-duga.
"Pete." Vegas menemukan kata-katanya, dan hanya itu yang bisa ia katakan.
"Please, No ..." Vegas menyadari dia benar-benar ketakutan.
Vegas mendekati si cantiknya dengan tangan bergetar. Memeriksa tubuh Pete dengan bibir terus menggumam, pikirannya kosong. Ada luka besar di lengan Pete yang membuat Vegas segera merobek ujung kemejanya, membalut luka itu hingga darah menenuhi sobekan kain.
Tangan Vegas yang bergetar memeriksa tubuh kekasihnya. Mengusap wajah cantik berpipi tembam itu yang nampak pucat. Hanya dengan segala pikiran kosong Vegas, sampai menyadari jika sosok itu masih hangat.
Pete is still alive.
Dengan itu Vegas menggendong Pete di depan dadanya. Pandangannya terarah sekilas pada seorang wanita yang bersandar di dinding. Wanita itu masih hidup, tetapi sebuah pisau menempel di bahunya perutnya. Darahnya terus mengucur deras, membuat lantai ruangan itu dipenuhi oleh darah.
"Ini berakhir kah?" bisik wanita itu, tapi Vegas tak berniat menjawab apapun.
Berakhir atau tidak, itu keputusan wanita itu.
Ketika Vegas berjalan keluar dari ruangan, berpapasan dengan beberapa polisi yang masuk. Mereka berbagi untuk memeriksa ruangan, dan sebagian dari mereka berusaha memberi pertolongan pertama pada wanita itu. Sedangkan Vegas, dia berjalan dengan cepat dengan Pete yang berada di gendongannya.
TEP!!
Mendadak seorang petugas menghentikan mereka di pintu keluar. Padahal Nop sudah membuka pintu mobil di kejauhan. Vegas menatapnya tajam, sehingga dengan gugup petugas itu menunjukkan tanda pengenalnya. Ia melirik pria cantik yang berada dalam gendongan Vegas, masih betah memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side | VegasPete
RandomSejak kembali dari kematiannya yang menyedihkan, Pete belajar banyak hal. Ada banyak skenario di hidupnya, bahkan sampai pada fakta jika Pete tidak bunuh diri. Berpegangan pada ingatan masa lalu dan rasa dendamnya sendiri. Di sisi lain dari kehidupa...