Chapter 3: Solid Plan

2.2K 294 72
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆


Ketika Pete memasuki rumah, dia bisa melihat sepatu miliknya, yang dipinjam Fern sebelumnya. Itu berarti Fern sudah pulang kerja, tetapi ... saat Pete menuju ke kamarnya, yang ia pikir Fern akan berada di sana, nyatanya kamarnya kosong.

Rumahnya begitu sunyi hingga Pete menuju ke arah kamar Tanawat. Jemari Pete nyaris membuka knop pintu, tetapi suara erangan pelan terdengar dari dalam sana. Membuat Pete menghela napasnya dengan wajah yang agak kaku.

Jadi kalian sudah mulai bercocok tanam selama ini!

Dulu Pete kenapa sepolos itu sampai tahunya sangat lama? Atau sebenarnya Pete hanya tak ingin merepotkan banyak hal. Itu yang sebenarnya. Bohong jika Pete tak merasa sakit, Tanawat bersamanya sudah tiga tahun lebih.

Setidaknya ada masa di mana Pete benar-benar mencintai Tanawat. Walau sekarang rasanya agak samar. Pete tak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaannya, tetapi jika ditanya kenapa dia tak masuk dan menangkap basah mereka, maka Pete menjawabnya belum.

Jika Pete melakukan itu maka hanya akan terjadi hal yang klise. Tanawat akan mati-matian menjelaskan pada Pete, lalu Tanawat akan semakin terlihat brengseknya. Nyatanya itu hanya sekedar ucapan semata, karena di dalam hati Tanawat tak ada rasa bersalah sedikit pun.

Itu tak setimpal, bagi Pete. Dia bukannya pendendam, Pete itu mudah ingat kejadian yang menyedihkan. Itu saja.

Pete berjalan menuju ke dapur untuk mengambil jus apel di sana. Mengisi gelas hingga terisi separuh, Pete mungkin tak makan malam lagi karena sebelumnya ia makan bersama Porsche, Tankhun, serta Pol dan Arm. Tankhun berkata tentang party untuk merayakan edisi majalah kali ini.

Jelas Pete tak masalah untuk diundang di acara makan, lumayan lah makan gratis. Pete bahkan menghabiskan sekotak ayam goreng untuk dirinya sendiri. Jika nanti suaranya berubah mirip ayam, jangan ditanya lagi.

Oh ya, bahkan Pete membeli lagi sekotak daging panggang pedas. Awalnya dia berpikir kalau dirinya kenyang, tetapi kalau dia pulang tanpa membeli pasti rasanya akan menyesal sekali. Makanya Pete sekarang membuka kotak daging panggang itu, Pete mungkin akan menyicip sedikit karena sudah kenyang rasanya.

"Pete, beli makanan di luar?" Suara Fern terdengar memasuki dapur.

Pete sedikit mengangkat kepalanya. Melihat Fern yang masuk ke dapur dengan rambut yang basah. Wajahnya terlihat sumringah, sangat menyebalkan di mata Pete. Bagaimana bisa wajahnya seperti tanpa bersalah sedikir pun?

Pete memasukkan sepotong lagi daging di mulutnya hingga menggembung. "Emm ... Khwau phulang mwalam?" tanya Pete dengan mulut penuhnya.

Basa-basi sedikit kan. Nanti Pete yang dikira berubah, padahal mereka yang aneh. Bagaimana bisa setenang itu setelah berselingkuh di belakang Pete, di rumah Pete sendiri. Sungguh tebal muka yang tidak patut untuk diberi apresiasi.

The Other Side | VegasPete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang