1: Wasiat Dari Ayah

35.5K 1K 35
                                    

Tadinya kepikiran mau tulis cerita ini di platform lain, tapi gak jadi. Lebih nyaman di wattpad.

Selamat membaca....

🦋🦋🦋🦋

Wasiat yang diberikan sang Ayah sebelum meninggal membuat Raden Sadewa terpaksa menikah dengan gadis desa yang masih berumur 23 tahun. Kanjeng Dewi Asmara, ia hidup menyendiri setelah kedua orangtuanya meninggal akibat bencana gempa bumi 16 tahun lalu.

Saat itu Brahmana masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat berkunjung langsung ke lokasi bencana gempa bumi di salah satu desa yang ada di Jawa Barat. Saat itu Brahmana bertemu dengan gadis kecil yang masih berusia 7 tahun sedang menangis di pelukan putra pertamanya yang saat itu masih menjadi anggota Basarnas dan ikut menjadi relawan di sana.

"Dewa, kenapa?" Brahmana menyentuh bahu Dewa.

Dewa yang sedang berjongkok sembari menenangkan gadis kecil yang sedang menangis pun menoleh dan mendongak ketika mendengar seseorang memanggil namanya.

"Keluarganya tidak ada yang selamat, hanya dia yang selamat." Beritahu Dewa lalu ia berdiri membiarkan Brahmana mendekati anak perempuan tersebut yang masih belum berhenti menangis.

Dewa tidak mendengar apa yang Ayahnya ucapkan pada gadis yang Dewa tahu bernama Asmara itu, dia memilih untuk pergi membantu teman-temannya yang lain. Ternyata tanpa sepengetahuan Dewa, Brahmana telah mengucapkan beberapa janji pada gadis kecil itu termasuk jika Asmara sudah beranjak Dewasa Brahmana akan meminang Asmara menjadi menantunya.

Oleh sebab itu Brahmana selalu berkata tidak setuju pada beberapa perempuan yang Dewa bawa ke rumah, karena Brahmana telah berjanji untuk menikahkan Dewa dengan Asmara. Hingga sampai saat ini umur Dewa telah menginjak 47 tahun, ia belum juga melepas masa lajangnya bahkan Dewa sudah tidak memikirkan pernikahan karena ia sudah pasrah sang Ayah selalu menolak beberapa perempuan yang telah dikenalkan padanya.

Sampai pada akhirnya satu hari setelah Brahmana meninggal Dewa telah resmi menikah dengan Asmara, gadis yang pada saat itu menangis di dalam pelukannya. Sesungguhnya Dewa tidak mengharapkan pernikahan ini, apalagi umur mereka terpaut sangat jauh. Tetapi apa boleh buat, ini permintaan terakhir sang Ayah sebelum ia pergi menyusul sang Ibu.

Sebelumnya, kedatangan Dewa ke desa membuat orang-orang terkejut, apalagi setelah mendengar tujuan Dewa datang untuk menikahi Asmara. Tentu saja Asmara pun sama terkejutnya, Asmara masih ingat siapa Dewa bahkan ia juga masih ingat dengan Brahmana, namun Asmara tidak ingat dengan janji yang Brahmana ucapkan 16 tahun lalu.

Ijab kobul dilaksanakan di desa dan hanya disaksikan oleh kepala desa dan beberapa perangkat desa lainnya. Dewa tidak peduli dengan beberapa rangkaian acara resepsi dan lainnya, yang terpenting Dewa sudah memenuhi permintaan terakhir sang Ayah.

Di dalam kamarnya Asmara menatap sedih dirinya sendiri di depan cermin, reaksi seperti apa yang harus Asmara tunjukkan. Kejadian ini sangat cepat dan terjadi begitu saja tanpa bisa Asmara kendalikan, ditambah Asmara tidak punya keluarga di sekitarnya, hal itu membuatnya semakin kesulitan.

Ceklek

Pintu kamar Asmara terbuka menampilkan Dewa dengan penampilan yang masih sama seperti tadi saat pria itu mengucapkan janji suci dihadapan penghulu.

"Bereskan semua pakaianmu, ikut saya ke kota." Perintah Dewa sembari mencopot kemeja putih hingga ia bertelanjang dada.

Asmara melihat setiap pergerakan Dewa lewat cermin di depannya, Asmara mengalihkan pandangannya agar tidak menatap Dewa yang sedang bertelanjang dada di sana.

Dewa Asmara (in another universe) | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang