13: Candu Bagaikan Madu

16.1K 630 15
                                    

Note: maaf bab kali ini mengandung unsur 🔞

🦋🦋🦋🦋

Setelah menerima telepon dari Dewa Asmara segera keluar kamar dan berjalan menuju ruang kerja sang suami. Sampailah Asmara di hadapan pintu kayu berwarna cokelat tua itu, satu tangan Asmara terangkat untuk mengetuk pintunya.

Tok... Tok...

Hanya dua kali ketikkan saja pintu sudah di buka oleh seseorang dari dalam ruangan sana, Dewa tersenyum pada Asmara lalu mempersilahkan sang istri untuk masuk. Asmara baru pertama kali masuk ke dalam ruangan kerja suaminya, menurut Asmara yang sangat suka dengan kebersihan ruangan kerja Dewa ini sangat berantakan. Lihat saja, banyak kertas-kertas yang berserakan tak tentu di atas meja serta map-map yang berjatuhan.

"Berantakan banget ruang kerja kamu Mas." Ucap Asmara sembari melihat ke sekeliling.

Dewa menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal. "Mas belum sempat bersihin, sibuk terus."

Asmara menolehkan kepalanya menatap Dewa yang berdiri di sampingnya, kepalanya sedikit mendongak agar bisa beradu pandang dengan sang suami.

"Mas bersihin sendiri?"

Dewa menganggukkan kepalanya. "Iya."

"Mas panggil aku ke sini mau suruh aku bersih-bersih ruangan ini?" Tebak Asmara yang membuat Dewa mendengus geli.

Pria itu berjalan ke arah meja kerjanya, Dewa duduk di sana dengan kedua bola mata menatap teduh Asmara yang masih berdiri di tempatnya. Aura kepemimpinan Dewa semakin terpancar saat pria itu duduk dengan gagahnya di sana, walaupun kini Dewa hanya menggunakan kemeja dengan celana panjang saja. Asmara jadi merasa rendah dan berpikir bahwa sebenarnya ia tidak pantas jika harus bersanding dengan Dewa.

"Hey, kenapa?" Panggil Dewa.

Asmara tersadar dari lamunannya ia memaksakan tersenyum dan dengan cepat Asmara menggelengkan kepalanya.

Dewa tampak menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang ia duduki, satu alisnya sedikit naik dengan kedua bola mata yang masih setia menatap Asmara.

"Jangan berdiri terus, sini."

Dengan langkah perlahan Asmara menghampiri Dewa yang sedang duduk bersandar di sana, wajah Dewa tampak bertanya-tanya saat melihat wajah ragu Asmara.

"Kenapa? Apa ada masalah?" Dewa meraih pergelangan tangan Asmara yang kini sudah berdiri di sampingnya.

Asmara tersenyum kemudian ia menggelengkan kepalanya. "Enggak ada apa-apa, memangnya kenapa?"

Dewa tersenyum sembari terus memandang wajah Asmara, lalu Dewa menarik pelan lengan Asmara sehingga terjatuh di atas pangkuannya. Perbuatan tiba-tiba yang dilakukan oleh Dewa membuat Asmara berteriak karena terkejut.

"Mas Dewa!" Tegur Asmara yang berusaha bangkit dari duduknya namun Dewa tampak menahan pinggang Asmara.

"Hm, ada apa sayang?" Jawab Dewa tanpa rasa bersalah.

Setelahnya terdengar Dewa yang menghembuskan nafas berat, pria itu semakin merapatkan pelukannya.

"Sayang" panggil Dewa.

"Hm?" Sahut Asmara.

Dewa melonggarkan pelukannya hal itu pun membuat Asmara ikut menggerakkan tubuhnya di atas pangkuan Dewa untuk mencari kenyamanan. Namun hal itu justru membuat Dewa kelabakan karena Asmara yang tidak sengaja menyenggol kejantanannya.

Dewa Asmara (in another universe) | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang