8: Pria Tempramental

11.4K 702 40
                                    

🦋🦋🦋🦋

"Maaf Mas, perempuan kampungan seperti aku tidak pantas tidur di kamar milik pemimpin seperti kamu."


Asmara melepaskan paksa tangan Dewa yang melingkar pada perutnya, namun Dewa tidak mau menyerah begitu saja. Pria itu kembali menarik lengan Asmara sehingga Asmara tidak jadi melangkahkan kakinya.

"Jangan bicara seperti itu Asmara, maafkan saya, tolong maafkan saya." Ucap Dewa penuh permohonan.

Asmara tidak menjawabnya kedua matanya menghindari tatapan Dewa. "Aku mau tidur."

"Tidur di kamar saya." Asmara menggelengkan kepalanya sebagai balasan.

"Ya sudah di kamar kamu, tapi saya tidur di sana."

"Aku mau tidur sendiri, aku kangen tidur sendiri."

Akhirnya cekalan tangan Dewa pada lengannya terlepas juga sehingga memudahkan Asmara untuk melangkahkan kakinya menjauh dari Dewa. Asmara melangkah cepat untuk sampai kamarnya, pintu kamar yang semula ingin Asmara tutup kini ditahan oleh satu tangan Dewa.

Asmara menghembuskan nafasnya. "Kenapa lagi Mas?"

"Izinkan saya masuk."

"Mas Dewa punya kamar sendiri."

Dewa menundukkan kepalanya sedetik kemudian ia kembali menatap Asmara. "Asmara ... " Lirih Dewa.

"Besok Mas Dewa ke kantor kan, lebih baik sekarang masuk kamar takut nanti kesiangan. Tadi pagi saja berangkat pagi-pagi banget sampai enggak sempetin sarapan." Setelahnya Asmara menutup pintu kamar tanpa perduli panggilan Dewa di luar sana.

Bukan maksud apa-apa Asmara bersikap seperti ini, ia hanya takut jika jatuh terlalu dalam ke hati Dewa. Apa yang Dewa lakukan pastinya akan terulang kembali.

Di luar kamar Asmara Dewa masih berdiri di sana, kedua matanya menatap pintu kamar Asmara yang kini sudah tertutup rapat. Dewa menyesal setelah termakan omongan Anjani, sikap tempramental-nya membuat Dewa bisa meluapkan emosinya kapan saja dan pada siapa saja.

Dewa membuang nafasnya berat, benar apa yang orang-orang katakan. Penyesalan selalu ada di akhir, kini Dewa merasakan penyesalan akhir itu. Dewa memang pernah menjalin hubungan dengan beberapa wanita tetapi pria itu masih belum ahli mengambil hati perempuan yang tengah marah, saat itu jika pasangannya marah Dewa akan mendiamkannya dan menunggu pasangannya mengucapkan kata maaf padanya.

Tetapi saat ini hati Dewa sangat tidak tenang, ia bahkan sudah mengucapkan kata maaf berkali-kali pada Asmara. Namun perkataannya sangat menyinggung dan membuat Asmara jadi seperti ini. Dewa melangkahkan kakinya menuju sofa ruang tamu, ia menidurkan dirinya di sofa panjang satu lengannya Dewa letakan pada wajahnya. Perlahan Dewa memejamkan matanya saat rasa kantuk tiba-tiba menyerang.

🦋🦋🦋🦋

Pagi hari telah tiba setelah selesai mandi Asmara turun ke bawah untuk memulai harinya. Asmara terkejut saat melihat Dewa yang sedang tertidur di ruang tamu pakaian pria itu masih sama seperti semalam. Asmara menggelengkan kepalanya, Asmara berjalan menghampiri Dewa.

"Mas bangun, sudah pagi" ucap Asmara sembari menggoyangkan lengan Dewa.

Dewa langsung terusik saat mendengar suara Asmara, pria itu membuka matanya dan merubah posisi tubuhnya menjadi duduk.

Dewa Asmara (in another universe) | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang