Note: abaikan jam pada pov chat
🦋🦋🦋🦋
Bisingnya suara deru mesin kendaraan memenuhi jalan raya pada pagi hari ini. Jakarta terlihat sangat sibuk di hari senin ini, terlihat banyak orang-orang yang berlalu-lalang ingin pergi ke tempat tujuan mereka. Beruntungnya matahari tidak terlalu menyengat di hari ini sehingga mereka yang sedang di jalanan tidak mengeluh panas.
Mobil sedan bercat hitam terparkir gagah di parkiran khusus untuk para petinggi, terlihat seorang pria berpakaian formal muncul dari kursi kemudi. Kedatangannya disambut penuh hormat oleh para pekerja di sana, pria itu adalah Raden Sadewa seorang pewaris utama PT. Bumi Raden Jaya Tbk. Merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti, berdiri sejak tahun 1965 telah dikenal sampai luar negara dan diakui sebagai perusahaan tersukses se-Indonesia.
Pendiri perusahaan ini adalah Mahadewa Raden Laksmana telah memberi amanah kepada cucu pertamanya yaitu Raden Brahmana untuk memegang perusahaan tersebut hingga nantinya akan diturunkan pada keturunannya. Hingga kini perusahaan tersebut telah beralih pimpinan kepada Raden Sadewa setelah Brahmana meninggal dunia.
Langkahnya gagah begitu berwibawa melewati beberapa karyawan yang tampak menunduk memberi hormat kepada pemimpin tertinggi di perusahaan ini. Dewa masuk ke dalam ruangannya diikuti oleh sang asisten di belakang.
"Apa ada jadwal penting hari ini?" Dewa bertanya setelah duduk di kursi kerjanya.
Adam tampak membolak-balikkan kertas yang dipegangnya untuk melihat jadwal sang majikan di hari ini.
"Tidak ada Pak, hari ini Bapak hanya mengecek pengeluaran yang sudah disusun oleh tim di bagian keuangan." Jawab Adam.
Dewa menganggukkan kepalanya untuk menanggapi ucapan Adam, selanjutnya Dewa membuka laptop yang ada dihadapannya tak lupa untuk memakai kacamata minus yang tidak pernah ia tinggalkan.
"Ya terima kasih, kamu boleh melanjutkan pekerjaanmu." Ucap Dewa tanpa menatap Adam.
"Baik Pak," balas Adam, setelahnya pria dengan setelan formal itu melangkah pergi keluar ruangan majikannya.
Dewa menghembuskan sejenak nafasnya, kedua mata pria menatap telapak tangannya yang diperban akibat kejadian kemarin sore. Senyumannya tiba-tiba terukir saat mengingat interaksinya dengan sang istri kini semakin baik, Dewa merogoh kantung kemejanya untuk mengambil ponsel pintar miliknya di sana.
Dewa membuka aplikasi chatting di ponselnya pria itu membuka room chat-nya bersama Asmara. Jari-jarinya bergerak lincah mengetik sesuatu di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Asmara (in another universe) | Tamat
RomanceRaden Sadewa terpaksa menikahi gadis bernama Asmara karena wasiat yang diberikan oleh sang Ayah.