Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya, selamat membaca...
🦋🦋🦋🦋
Pagi ini, Asmara baru selesai membuat sarapan. Namun Dewa tak kunjung turun ke bawah, Asmara tidak berani masuk ke kamar Dewa tanpa seizin pria itu.
Kini Asmara berada di halaman belakang rumah, terdapat kebun kecil yang ditumbuhi oleh tanaman-tanaman bunga di sana Asmara pun beranjak untuk mengambil sprayer yang terletak di atas meja penyimpanan di dekat pintu masuk ke dapur.
Sedangkan di dalam kamar Dewa sedang menggerutu mencari dasi yang seharusnya ia gunakan hari ini tidak ada di tempatnya, sudah berkali-kali Dewa mencari namun tak kunjung ia temukan. Pada akhirnya Dewa berhenti untuk mencari dasi tersebut saat merasakan perutnya keroncongan. Mungkin Dewa akan sarapan terlebih dahulu.
Dewa membuka pintu kamarnya kepalanya menoleh ke samping untuk melihat pintu kamar Asmara, pintunya tertutup apa gadis itu masih tertidur? Tak mau memikirkannya Dewa lanjut melangkahkan kakinya menuju tempat makan.
Seperti yang terlihat semalam, meja makan penuh dengan makanan yang tertata rapi serta beberapa buah yang sudah dipotong-potong.
"Bi Nur." Panggil Dewa pada asisten rumah tangganya yang sedang menyapu lantai.
Mendengar namanya dipanggil Bi Nur pun bergegas menghampiri majikannya. "Iya Pak, ada apa?"
"Asmara yang memasaknya lagi?" Tanya Dewa.
Bi Nur menganggukkan kepalanya. "Iya Pak, pagi-pagi sekali sebelum saya datang Non Asmara sudah berada di dapur. Kalau Pak Dewa cari Non Asmara, sekarang dia ada di taman belakang sedang menyirami tanaman." Balas Bi Nur.
Dewa menatap ke arah pintu kaca yang langsung tertuju pada taman belakang, tanpa membalas ucapan Bi Nur Dewa melangkahkan kakinya menghampiri Asmara. Dewa menggeser pintu tembus pandang itu dan dapat Dewa lihat Asmara yang sedang berjongkok sembari menyentuh beberapa bunga-bunga yang bermekaran.
Dewa melangkahkan kaki mendekati Asmara, Dewa berdehem membuat Asmara segera berdiri dari posisi jongkoknya dan membalikkan tubuhnya menghadap Dewa yang kini berada tepat di hadapannya.
"M—Mas Dewa sudah sarapan?" Tanya Asmara sedikit gugup karena jarak mereka yang sangat dekat.
Dewa menggelengkan kepalanya. "Kamu, sudah?"
"Belum."
"Kenapa belum? Nungguin saya lagi?"
"Lain kali kalau mau makan, makan saja. Jangan menunggu saya." Dewa melanjutkan ucapannya.
Asmara menundukkan kepalanya, sedikit tidak nyaman mendengar nada suara Dewa.
"Aku belum lapar sekarang, jadi belum makan."
"Kapan kamu lapar? Saya tunggu kamu lapar, agar kita bisa makan bersama seperti semalam" balas Dewa yang membuat Asmara kembali mendongakkan kepalanya.
"Mas Dewa makan duluan saja, nanti terlambat berangkat ke kantornya" ucap Asmara sembari melihat penampilan Dewa dari atas sampai ke bawah.
Dewa masih menggunakan kemeja lengan panjang tanpa jas formal, dan juga tanpa menggunakan dasi.
Dewa mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalau gitu, kamu temani saya makan saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Asmara (in another universe) | Tamat
RomanceRaden Sadewa terpaksa menikahi gadis bernama Asmara karena wasiat yang diberikan oleh sang Ayah.