21: Pelengkap Kebahagiaan

10K 472 19
                                    

🦋🦋🦋🦋

Beberapa hari yang lalu perusahaan Dewa sedang membuat proyek kerjasama dengan perusahaan PT. Indonesia Sejahtera yang ada di kota Bandung, dan kemarin pria itu berpamitan dengan Asmara jika Dewa akan pergi ke Bandung kurang lebih selama 2 hari saja.

Namun awalnya Asmara tidak menjawab dan memilih untuk mendiami Dewa, tetapi akhirnya Asmara mengerti juga dan mengizinkannya dengan syarat handphone milik Dewa harus tetap aktif dan harus selalu mengabari Asmara kapan pun dan dimana pun pria itu berada.

Dewa berangkat sore tadi, sekarang sudah malam bahkan adzan isya sudah berkumandang 10 menit yang lalu tetapi Dewa belum menghubunginya juga. Beberapa kali Asmara membuka room chat Dewa berharap ada pesan masuk saat itu tetapi tidak ada, menurunkan gengsinya Asmara pun mengirimkan pesan terlebih dahulu kepada Dewa.

|Mas Dewa|

Mas Dewa udah sampai belum?|

Masih terus menunggu hingga 4 menit berlalu Dewa tidak kunjung membalasnya juga, Asmara berdecak kesal dan memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Kali ini Asmara tidur sendiri tanpa ditemani oleh suaminya, satu tangannya bergerak untuk mengusap perutnya yang sudah sedikit buncit. Malam-malam biasanya Asmara akan tertidur lelap jika Dewa mengusap perutnya, tetapi kali ini ia harus mengusapnya sendiri tanpa bantuan tangan Dewa.

Saat mata Asmara sudah terpejam tiba-tiba handphone milik Asmara berdering, Asmara segera mengambil handphone miliknya dan kedua matanya berbinar saat melihat nama si penelepon, tapi Asmara tidak mau terlihat senang ia harus terlihat marah.

'Assalamu'alaikum sayang, maaf Mas baru buka HP. Tadi habis makan malam.'

'Kamu sudah makan malam?'

Hanya mendengar suaranya saja Asmara sudah sangat merindukan Dewa dan ingin memeluk pria itu saat ini juga.

'Sayang, kok nggak dijawab?'

"Udah Mas."

Balasan Asmara justru membuat Dewa heran diseberang sana.

'Kok gitu nada suaranya? Kamu nggak suka kalau Mas telepon?"

Asmara tiba-tiba merasa kesal setelah mendengar ucapan Dewa barusan. Ia pun menjawab.

"Mantiin aja teleponnya, lagian aku nggak penting!"

'Kok gitu ngomongnya? Mas ubah jadi panggilan video ya?'

Asmara tidak menyahut dan ia juga mengabaikan panggilan video dari Dewa.

'Angkat sayang, Mas kangen nih sama kamu.'

Terpaksa Asmara mengangkatnya sebenarnya ia pun sangat-sangat merindukan Dewa, namun ia tidak mau jika ia menjadi orang pertama yang mengucapkannya. Alis Dewa menyatu saat melihat setengah wajah Asmara saja, lain hal dengan dirinya yang menampakkan seluruh wajahnya yang membuat Asmara jadi semakin merindukan Dewa.

'Kok setengah doang sayang? Semuanya dong, Mas mau lihat wajah cantik kamu, ayo.'

"Nggak mau, aku lagi jelek."

'Istri Mas tidak pernah jelek, ayo ah kasih lihat mukanya."

Akhirnya Asmara pasrah juga dan menunjukkan seluruh wajahnya yang sedang berbaring miring di atas ranjang.

Dewa Asmara (in another universe) | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang