18: Bukti Cinta

10.4K 554 41
                                    

🦋🦋🦋🦋

Berbagai macam persiapan telah di selesaikan semua dalam waktu singkat dan tentunya perlu kerja keras yang berat dalam mempersiapkan acara resepsi yang direncanakan secara dadakan itu, dan hari ini hari di mana acara resepsi dilaksanakan. Terlihat tamu undangan sangat menikmati keindahan dekorasi serta makanan-makanan yang terhidang di sana.

Sederet acara telah dilaksanakan secara teratur, tampak para tamu undangan turut bahagia saat melihat senyuman merekah dari dua pasangan suami istri yang sedang duduk berdampingan di pelaminan. Seluruh keluarga besar Dewa dari pihak sang Ayah pun hadir di acara tersebut, begitu juga dengan sepupu Asmara—Sila dia hadir bersama suami dan juga anak-anaknya. Asmara sangat senang saat Sila datang dengan wajah bahagia dan memberikan ucapan selamat kepadanya.

"Terima kasih sudah menyempatkan hadir Sila, aku nggak nyangka kamu datang ke sini." Ucap Asmara setelah berpelukan sejenak dengan Sila.

Sila tersenyum dia mengusap lembut lengan Asmara. "Sama-sama, aku juga nggak nyangka kamu masih ingat sama aku. Aku kira kamu udah lupa." Asmara membalas senyuman Sila, setelahnya Sila bergeser untuk memberi selamat juga kepada Dewa.

Acara berjalan lancar hingga penutupan, semua tamu undangan yang hadir terlihat sangat bahagia dan terhibur, tentunya Dewa dan Asmara sangat bersyukur karena para tamu undangan menikmati acara ini. Setelah selesai acara Dewa mengajak Asmara untuk menginap semalam di hotel yang jaraknya sangat dekat dengan gedung tempat acara dilaksanakan.

Seperti yang biasa orang-orang lakukan, pastinya setelah melakukan aktivitas berat mereka akan membersihkan tubuh lalu berbaring di atas kasur dan beristirahat. Saat ini Asmara sedang menyisiri rambutnya sembari duduk di depan meja hias, sedangkan Dewa tadi setelah mandi pamit padanya untuk turun ke bawah berniat ingin membeli camilan.

Sebenarnya jika boleh jujur Asmara takut ditinggal sendirian, apalagi kamar hotel yang kini ditempati Dewa dan Asmara sangat luas, dan rasa takut tersebut hilang saat mendengar suara pintu hotel yang di buka tentunya oleh Dewa yang datang sembari tangan kirinya menenteng paper bag berukuran sedang lalu ia letakan pada meja yang terletak di depan sofa.

Asmara bisa melihat Dewa yang sedang berjalan ke arahnya lewat pantulan cermin. "Abis beli apa Mas?" Tanya Asmara bersamaan dengan ia yang memutar tubuhnya jadi menghadap Dewa.

Dewa menyentuh kedua lengan Asmara lalu pria itu menariknya perlahan sehingga Asmara berdiri dari duduknya. Dewa mendekatkan wajahnya lalu mendaratkan satu kecupan di dahi Asmara.

"Makanan ringan buat kamu." Jawabnya.

Asmara menganggukkan kepalanya. "Mau di makan sekarang?" Tanya Dewa saat melihat Asmara melirik paper bag yang tadi ia bawa.

Asmara menggelengkan kepalanya, kedua tangannya terangkat memainkan kerah baju yang Dewa pakai. "Aku mau tidur aja, udah ngantuk."

Dewa tidak mau diam saja, kedua tangan pria itu mendarat di pinggang Asmara memberi usapan lembut di sana. Dewa memandang Asmara penuh puja dari atas sampai bawah, Asmara malam ini menggunakan piyama tidur berlengan pendek sehingga kulit putihnya terpampang jelas di mata Dewa.

"Ajak saya dong." Balas Dewa sedikit berbisik.

Dewa semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Asmara sehingga kini dahi mereka menempel serta hidung keduanya saling bersentuhan. Mereka berdua sama-sama memejamkan mata, sampai Dewa kembali menjauhkan wajahnya dan menatap penuh keteduhan pada Asmara.

Dewa Asmara (in another universe) | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang