🦋🦋🦋🦋
Asmara menggeliat dalam tidurnya, perlahan kedua kelopak matanya terbuka. Samar-samar sinar matahari terlihat mengintip dibalik jendela yang ditutupi gorden berwarna putih, saat ini posisi Asmara terlentang dan ia menolehkan kepalanya ke samping. Dewa masih ada di kamar ini ternyata, pria itu masih tertidur dengan posisi yang menyamping sehingga dahi Dewa menempel dengan bahu Asmara.
Perlahan Asmara bangun dari posisi baringnya, Dewa tidak terusik sedikit pun oleh pergerakan Asmara. Pria itu terlihat sangat lelah, bisa Asmara lihat dari kelopak mata Dewa.
"Mas Dewa nggak ke kantor?" Katanya dengan kedua bola mata yang masih menatap Dewa.
Asmara menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan sang suami, satu tangan Asmara terangkat untuk menyentuh baju Dewa. Asmara menggoyangkannya pelan.
"Mas Dewa." Panggil Asmara.
"Mas, mau ke kantor enggak?"
Kelopak mata Dewa tampak bergerak-gerak, mengusap wajahnya yang masih mengantuk.
"Jam berapa sekarang?" Tanyanya dengan mata yang masih terpejam ia menarik bantal guling untuk dipeluk.
Asmara menoleh pada jam dinding yang tertempel di dinding kamarnya. "Jam sembilan."
Setelahnya Dewa tidak lagi menyahut, nafas pria itu kembali teratur yang artinya ia kembali tertidur.
"Mas" Asmara kembali menggoyangkan bahu Dewa.
"Iya-iya nanti." Balas Dewa dengan kedua bola mata yang masih terpejam.
Asmara menggelengkan kepalanya, ia menyibak selimut yang masih menutupi setengah tubuhnya Asmara bangkit dari duduknya lalu ia membawa langkahnya ke kamar mandi yang tersedia di dalam kamarnya.
Beberapa menit berlalu, Asmara sudah selesai membersihkan tubuhnya. Kening Asmara mengerut saat melihat Dewa yang masih tertidur sedangkan sekarang sudah hampir pukul 10. Asmara berjalan mendekati ranjang.
"Mas Dewa sudah mau jam sepuluh." Beritahu Asmara sembari menyibak selimut yang menutupi tubuh Dewa.
Dewa terpaksa membuka matanya, ia membalikkan tubuhnya menghadap Asmara yang berdiri di samping ranjang. Dewa nyatanya tidak langsung bangun, pria itu malah kembali memejamkan matanya.
"Cape, saya nggak ke kantor dulu kayanya" ucap Dewa dengan suaranya yang sedikit serak.
Kelopak mata Dewa terbuka saat hidungnya menghirup wangi yang sangat menenangkan, Dewa menatap Asmara dari atas sampai bawah. Penampilannya sangat segar, bahkan Dewa tidak rela untuk memalingkan pandangannya.
"Ya sudah Mas lanjut tidur aja kalau gitu, aku siapin sarapan dulu ya."
Dengan gerakan cepat Dewa merubah posisi baringnya menjadi duduk saat melihat Asmara yang ingin pergi dari kamar.
"Asmara" panggil Dewa yang membuat Asmara menghentikan langkahnya.
Asmara kembali membalikkan tubuhnya dan ia melihat Dewa yang melangkahkan kaki mendekatinya.
"Kenapa Mas?" Tanya Asmara saat Dewa sudah berhenti tepat di depannya.
Dewa tersenyum tipis, kedua tangannya terangkat untuk merengkuh pinggang Asmara. Dewa membawa Asmara ke dalam dekapannya, ia mencium aroma menenangkan yang berasal dari tubuh Asmara, Dewa semakin mengeratkan pelukannya. Bahkan kini Dewa semakin berani mengendus bahu hingga leher Asmara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Asmara (in another universe) | Tamat
RomanceRaden Sadewa terpaksa menikahi gadis bernama Asmara karena wasiat yang diberikan oleh sang Ayah.