👇003👇

14.5K 829 14
                                    

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀●●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀



" Tuan, tuan buruan bangun! Apakah tuan lupa kalau malam ini, anda harus pergi ke festival lampion? "

" Astaga gue lupa sistem! "

Buru-buru Laverza bangun dari tidur nya dan beranjak dari ranjang nya menuju kamar mandi, setelah beberapa menit ia pun sudah bersiap untuk pergi ke festival.

" Sistem, gue gak tau tempat nya diadakan nya festival itu-! Lho harus jadi petunjuk arah buat gue pergi kesana."

" Tenang saja tuan, saya selalu ada buat anda! "

" Makasih sistem.."

" Sama-sama tuan! "

...........

Perjalanan dari penginapan ke tempat festival memang cukup jauh, karena semua penginapan di area festival sudah penuh dengan pengunjung yang datang dari daerah lain.

Setelah menempuh cukup lama, disinilah Laverza berada (ditengah alun-alun tempat festival itu berada).

Banyak pedagang menjual lampion, aksesoris dan makanan.
Setiap tahun nya akan di adakan, untuk memeriahkan acara sakral di zaman ini. Laverza yang belum sepenuh nya percaya dengan mitos itu pun, akan mencoba nya malam ini.

Ia mendatangi penjual lampion, membeli satu lampion untuk ia bawa ke danau buatan, yang kata nya tempat untuk memanjatkan harapan/doa.

Tapi fokus Larenza terbuyarkan dengan pemandangan drama, yang tak jauh dari hadapan nya.
Ia mengamati ke tiga orang tersebut, terasa familiar dengan ciri-ciri ketiga nya.

Sedang sibuk mengamati dan mengingat-ngingat siapa ke tiga orang itu, Laverza dikejutkan oleh suara sistem nya.

" Tuan, anda punya misi."

" Aakk setan! Kau mengejutkan ku, sistem- "

" Maaf tuan, ini misi mendadak untuk anda. "

" Baiklah, terus apa misi nya? "

" Anda harus membela pemeran antogonis, yang akan di tampar oleh pratagonis pria yang ada di depan anda."

" Maksud kamu, tiga manusia yang sedang mendrama itu? "

Laverza menunjuk tiga orang yang sedang..., entahlah? Kalau dilihat-lihat mereka sedang adu mulut atau cekcok antara laki-laki dan si perempuan.

Pantas saja, ia merasa tak asing dengan ketiga nya. Ternyata mereka si tokoh protagonis dan antagonis di dunia ini.

Melihat si pria melayangkan tangan besar nya, untuk menampar cewek didepan nya. Laverza buru-buru berlari ke arah mereka.

" Wooe banci, berhenti gak lho. Bisa-bisa nya seorang laki-laki ingin melukai seorang perempuan.." Ucapan Laverza setelah sampai dihadapan ketiga orang tersebut.

LAVERZA SI FIGURAN  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang