Qois berangkat Haji (2)

9 2 0
                                    

Kota pelabuhan di ujung Utara Pulau Swarnadwipa,yang Kota itu bernama Kutaraja. Kapal Perang Angkat Laut Kesultanan Atjeh sedang berpatroli,menjaga Kapal kapal yang singgah di Kota Kutaraja.

Arunika yang ketika terbit ia bersinar di pagi hari, Sekarang mulai tertutupi awan mendung yang menjadi awal pertanda munculnya hujan yang akan mengguyur kota pelabuhan yang di singgahi Qois dan lain lain.

Di Bagian Buritan kapal,Ruqaya Hamidiv, Abdullah Isa,Firoz Hamidiv dan Shazwani Al Syirazi sedang ngobrol santai.

Abdullah Isa:
Kira kira berapa lama kita akan sampai di Tanah Suci ?.

Ruqaya Hamidiv:
5-6 Pekan lagi kita akan sampai di Tanah Suci.

Firoz Hamidiv:
Semoga Allah memberkati perjalanan ini.

Shazwani Al Syirazi:
Iya,apalagi kalau tak ada penjarahan dari kapal Burtungal.

Abdullah Isa:
Tenang bi, sebentar lagi kita akan berlabuh di kota pelabuhan kesultanan Atjeh.

Ruqaya Hamidiv:
Kesultanan Atjeh memiliki hubungan yang dekat dengan Kesultanan Utsmani jadi wajar persenjataan mereka jauh lebih canggih di bandingkan dengan Kesultanan atau kerajaan di Nusantara.

Shazwani Al Syirazi:
Lalu bagaimana dengan rute pelabuhan selanjutnya ?

Firoz Hamidiv:
Setalah sampai di kota pelabuhan Kesultanan Atjeh kita akan pergi menuju kepulauan Maldives atau ke kota pelabuhan yang ada di ujung selatan Tanah Hindustan.

Ruqaya Hamidiv:
Bukankah Penjajah Burtungal memiliki wilayah jajahan di Tanah Hindustan?.

Firoz Hamidiv:
Iya, Burtungal memiliki wilayah jajahan di Tanah Hindustan yaitu kota Goa di sebelah Barat Tanah Hindustan.

Shazwani Al Syirazi:
Ampun Paralun (amit-amit), akan terjadinya hal buruk.

Firoz Hamidiv:
Enya(Iya),مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ.

Artinya: "Segalanya atas kehendak Allah, tiada kekuatan selain milik Allah." (HR Ibnu Sinni dari Anas RA)

Abdullah Isa:
(Di dalam lubuk kalbu Isa),Gusti(Tuhan) lindungi kami sampai kami bisa kembali  pulang ke Tanah air kami.

Sementara itu di tempat lain,di ciwi ciwi yang sekapal dengan Qois banyak yang membicarakan ketampanannya.

Ada Hiu di atas Genteng.
Di Lab ada stearat.
Dia sangatlah Ganteng.
Dan semanis Coklat.

Ia elok laksana pelangi.
Setiap gadis yang melihat wajahnya.
Maka wajah gadis itu akan merah merona.
Laksana Bunga Mawar yang mekar di Taman.

Qanun Asmara yang Azam.
Oleh karena itu menjadi sila.
Inti dalam kisah yang Nirmala.
Selayaknya cinta yang berasal dari kalbu.

Setiap hal tak selalu berakhir ceria.
Yang penting apa hikmahnya.
Antara Bumi dan Bulan.
Hari di kehidupan laksana rempah rempah.

Sore telah sirna datangnya senja lalu bergantinya ia menjadi malam yang gelap.

Kapal yang ditumpangi Qois beserta penumpang lainnya pun langsung berangkat dan meninggalkan pelabuhan. Di waktu setelah maghrib yang disertai dengan hujan gerimis, Qois merenung di atas ranjang kamarnya

Qois:
Apa sesungguhnya keberuntungan orang-orang yang memiliki akhlak, terkadang aku merasa heran dengan orang orang yang sering melaksanakan ritual ibadah, konsisten dengan perintah agamanya, akan tetapi mereka melupakan aspek interaksi dengan sesama makhluk dan tidak memiliki akhlak yang baik, terkadang aku dipertemukan dengan mereka yang memiliki sifat hasad,iri dengki,sombong,takabur,zalim, aniaya,benci,dendam dan lain-lain. Seakan-akan berinteraksi dengan sesama manusia bukan merupakan bagian dari agama. Mereka berpandangan bahwa orang yang memiliki akhlak baik tidak akan mendapatkan pahala sebaliknya orang yang berperangai buruk juga tidak akan mendapatkan hukuman. Mereka juga menyangka bahwa perbuatan zalim bukan merupakan sebuah dosa, padahal kezaliman itu melebihi kezaliman seorang hamba terhadap dirinya sendiri, Karena hak-hak manusia didasarkan pada rasa benci dan benturan, sementara hak-hak yang sebenarnya didasarkan pada sikap toleransi. Sebenarnya insan yang jauh dari sang khalik, kapanpun di manapun bisa meminta ampunan kepadanya sedangkan orang yang melakukan kezaliman kepada orang lain, belum tentu ia dimaafkan oleh yang terzalimi. Bahkan perlu diketahui hak-hak manusia mencakup hak-hak sang Ilahi dan hak manusia. Sang khalik penguasa semesta alam tidak pernah meridhoi kezaliman, dan insan yang paling dicintai oleh Khalik penguasa semesta alam adalah orang yang paling berguna bagi sesama manusia serta orang yang bisa menjaga hak-haknya dan mewujudkan maslahat bagi mereka.

Sementara itu di tempat lain di saat Layla terjaga di saat malam ia tak bisa tidur karena ia sedang merenung.

Layla:
Gusti (Tuhan) Maha Esa melarang untuk berbuat buruk kepada orang tua membangkang mengucapkan "Ah" menghardik memaki menjelek-jelekkan dan merendahkan mereka. Kalaupun Ayah ada di sini aku rasanya ingin sekali memeluknya karena selama ini aku telah berprasangka buruk kepadanya.

Layla merasa kesulitan melepaskan pikirannya bagaimana jika ia di posisi ayahnya, waktu itu saat Laila mengetahui ayahnya membelot dan berada di pihak penjajah rasanya ia ingin iya tidak ingin memiliki Ayah seperti itu dan ingin ia segera dijemput malaikat  Maut. Tapi setelah Laila mengetahui apa yang sebenarnya terjadi ayahnya juga melakukan itu karena ingin bangsa mereka tidak terjajah.

"Tiada satupun dosa yang layak dipercepat balasannya oleh sang khalik kepada pelakunya di dunia dengan tetap mendapat balasannya di akhirat selain dari dosa akibat berbuat zalim dan memutuskan silaturahmi".

Layla & Qois (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang