Kembali ke Nusantara

12 2 0
                                    

Mereka berlayar dari Laut Merah.
Hingga sampai ke Laut Arab.

Singgah di kepulauan Maldives.
Berlayar di Samudra Hindia,Lalu berlayar ke Kota Kutaraja.

Demi angkasa yang menjadi saksi.
Ketika malam dan hari silih berganti.

Ke kota di sebelah barat Swarnadwipa.
Hingga sampai di kota Surasawanpura.

Ada yang berlayar ke kota Cirebon.
Lalu melanjutkan perjalanan ke Kota Sukapura.

Malam yang ditaburi Najam (Bintang) dan Candra (Bulan).Si Pujangga dan Istrinya bertemu dengan Mata-mata Sultan Cirebon yang bertugas di Kota Sunda kelapa.di Mahligai (Keraton/Istana) kota Cirebon.

Yusuf Qasim:
Assalamualaikum.

Qois dan Layla:
Waalaikumsalam.

Layla:
Ayah (teriak Layla sambil mendekap).

Yusuf Qasim:
Maafkan Ayah, karena tidak memberitahumu sebelumnya !.

Layla:
Tidak,tidak apa-apa karena itu memang tugas Ayah yang harus Ayah lakukan.

Yusuf Qasim:
Ayah pasti akan menjadi pohon yang rindang menaungi kalian dari terik panasnya matahari.

Layla:
(Menangis).

Yusuf Qasim pun mengelus-elus punggung Layla putrinya yang sedang menangis.

Di dalam kalbu Qois:
Cinta seorang Ayah bagaikan mentari pagi yang selalu menyinari, menghangatkan, dan menerangi langkah putri tercintanya.

Yusuf Qasim:
Qois kemarilah.

Qois:
Siap.

Yusuf Qasim:
Maaf ya,Ayah tidak bisa menghadiri acara pernikahan kalian.

Qois:
Tidak apa Ayah,Ayah tak perlu meminta maaf.

Layla:
Iya Ayah,Ayah tak perlu meminta maaf.

Yusuf Qasim:
Yasudah kalau begitu,dan selamat atas pernikahan kalian, semoga Allah SWT menjadikan pernikahan kalian menjadi sakinah mawadah warahmah.

Layla dan Qois:
Aamiiin.

Yusuf Qasim:
Qois anakku, mau kamu bawa putriku ini ke gunung maupun ke pantai, mau diberi makan sehari tiga kali pun silahkan, Ayah tidak mempermasalahkan hal itu, tapi ingatlah satu hal ini, didikan yang Ayah berikan kepada putriku Layla,ketika ia lahir dan sampai ia belum opmenjadi istrimu itu adalah tanggung jawabku, sekarang putriku sudah menjadi istrimu dan demi Allah bawalah anakku ini sampai ke Janahnya Allah SWT.

Qois tertegun setelah mendengar Kalam/ucapan Mertuanya.

Di dalam kalbu Qois:
Tidakkah nasihat bijaknya bagaikan mutiara yang tersembunyi di lautan luas kehidupan.

Dan sungguh, jika kamu mendapat karunia (kemenangan) dari Sang pencipta, tentulah ia mengatakan seakan-akan belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia, "Wahai, sekiranya aku bersama mereka, tentu aku akan memperoleh kemenangan yang agung (pula).

Layla:
Apakah Ayah akan mengunjungi Ibu dan kakak di kota Surasawanpura ?.

Yusuf Qasim:
Jika ada kesempatan dalam kesempitan pasti,akan mengunjungi Ibu dan Aa Darpa di kota Surasawanpura !.

Dimanakah Arunika di kala Kirana tiada.
Dimanakah Senja di kala Surya bercahaya.

Ini bukan tentang ada dan tiada.
Ini adalah tentang Asa dan Realita.

Yang terkadang tak selalu bersama.
Seperti Masnawi yang tak berirama.

Tapi entah kenapa semuanya berubah.
Terasa hangat nyata dan cerah.

Kini bersinar dalam cahaya Candra.
Jelas sekali di tempat yang seharusnya.

Sebelumnya suara mereka tenggelam dalam Guntur.
Sedih dan gelisah seakan-akan bercampur.

Jauhkan dari keputusasaan.
Yang seringkali bermula dari tangisan.

Barang siapa meninggalkan sembahyang.
Seperti rumah tiada bertiang.

Kalbu kerajaan di dalam tubuh.
jikalau zolim segala anggotapun rubuh.

Sekembalinya Yusuf Qasim ke Kota Sunda kelapa, Yusuf Kasim disuruh oleh Francisco untuk menjadi koordinator pertahanan benteng Kota Sunda kelapa yang dikuasai oleh Burtungal/Portugis.

Karena Fransisco menganggap Yusuf Qasim atau arnata sebagai orang lokal Kota Sunda kelapa, lebih mengetahui seluk beluk Kota Sunda kelapa daripada orang-orang Portugis lainnya, yang telah lama tinggal di Kota Sunda kelapa.

Yusuf Kasim yang awalnya setelah sampai di Kota Sunda kelapa berencana beberapa minggu kemudian untuk mengunjungi keluarganya di kota Surasawanpura, mau tidak mau terpaksa kandas, seperti api yang memakan kayu, yang membuatnya menjadi abu.
Tapi Yusuf Qasim memanfaatkan posisinya sebagai koordinator pertahanan benteng Portugis di Kota Sunda kelapa untuk mempermudah penaklukan kota Sunda kelapa oleh Kesultanan Jawi atau Demak dan kesultanan Priangan atau Cirebon.

Layla & Qois (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang