Persiapan kesultanan Jawi

21 4 0
                                    

Ketika dedaunan terbang saat angin berhembus dan diantara tanaman yang merambat dan tak merambat.kalimat yang baik bagaikan pohon yang elok,akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke angkasa.Dan Kalimat yang buruk bagaikan pohon yang jelek, akarnya rapuh dan tak dapat tetap tegak sedikit pun.

Di sebuah tempat terpancil lebih tepatnya di perkemahan pasukan Kesultanan Jawi.Ada 1452 orang pasukan dari seluruh wilayah kekuasaan kesultanan Jawi sedang berlatih untuk Persiapan menaklukkan kota Sunda kelapa.

Lalu saat waktu istirahat tiba pasukan kesultanan Jawi keturunan Arab,Persia dan Hindustan melakukan kolaborasi memainkan alat musik khas Timur Tengah dan Asia selatan sehingga pasukan kesultanan Jawi pun Menari, menyanyi dan bersenang senang saat waktu istirahat mereka.

Lirik Lagu yang Mereka Kidungkan saat waktu istirahat adalah sebagai berikut:
Tiada yang aku ketahui tentang cinta.
Kecuali namanya, cinta.
Rasa cinta seringkali memperbudak manusia.
Yang merasakan cinta di lubuk hatinya.

Bunga mawar berasal dari Eropa.
Semakin indah bunga mawar, semakin tajam durinya.
Jika semakin besar rasa cinta.
Maka akan semakin besar rasa sakitnya.

Jika kehilangan sosok atau sesuatu.
Yang memunculkan rasa cinta.
yang dirasakan manusia itu.
Di dalam lubuk hatinya.

Jangan memaksakan cinta.
Meskipun hatimu menjerit meronta ronta.
Seperti dalam kisah Ramayana.
Antara Rahwana dan sinta.

Bunga mawar berasal dari Eropa.
Semakin indah bunga mawar, semakin tajam durinya.
Jika semakin besar rasa cinta.
Maka akan semakin besar rasa sakitnya.

Jika kehilangan sosok atau sesuatu.
Yang memunculkan rasa cinta.
yang dirasakan manusia itu.
Di dalam lubuk hatinya.

Jangan memaksakan cinta.
Meskipun hatimu menjerit meronta ronta.
Seperti dalam kisah Ramayana.
Antara Rahwana dan sinta.

Lalu terdengar suara hentakan kaki dan suara kuda yang sedang berlari kencang, seketika pasukan kesultanan Jawi kaget dan alunan musik pun berhenti, kenapa ada orang yang tahu tempat latihan pasukan kesultanan Jawi yang ada di sebuah tempat terpancil,itulah pikiran pasukan kesultanan Jawi ketika mendengar suara hentakan kaki kuda yang sedang berlari kencang.

"Assalamualaikum" ucap seorang wanita yang baru saja sampai setelah memacu kudanya dengan kencang.

"Waalaikumsalam warohmahtulahi wabarokatuh" ucap pasukan kesultanan Jawi.

Dan ternyata Wanita tersebut adalah "Gusti Ratu Pembayun" Anggota keluarga kesultanan Jawi.

Ratu Pembayun:
Saya dengar pasukan dari Madura sudah tiba,mana pimpinannya ?.

Seorang pasukan dari Madura:
Kami juga membawa Salam dari Raden Hadiri,Kanjeng Ratu.
Kami di Madura sangat mengagumi Kanjeng Sultan Demak.

Ratu Pembayun:
Kesetiaan Madura baru akan terbukti kalau berhasil membantu menghilang Burtugal dari Pulau Jawa ini !.
Kita harus menang,berapa banyak pasukan Madura yang di kirim oleh keponakanku Raden Hadiri.

Bupati penggih:
Mohon maaf Kanjeng Ratu Pembayun, Semua kegiatan kami ini tidak boleh ada yang tahu.

Ratu Pembayun:
Saya harus tahu bupati penggih,kakakku telah Syahid bersama dengan ribuan orang kita ketika melakukan penyerangan kepada Burtugal di Malaka.
Jadi Saya harus tahu seberapa banyak pasukan kita yang terkumpul saat ini.

Bupati penggih:
Maaf Kanjeng Ratu,Saya harus patuh pada perintah, seharusnya Ratu juga tidak boleh ada di sini,apalagi tanpa pengawalan.

Ratu Pembayun:
Memang siapa yang berani melarang Saya datang kesini, Kanjeng Sultan ?.

Bupati penggih:
Bukan tapi Suami Kanjeng Ratu sendiri,Kyai Fatahillah.
Karena kalau Rahasia ini bocor,Maka bisa saja rencana ini akan gagal.
Sebentanya saya di perintahkan Oleh Kyai Fatahillah untuk menangkap,siapa saja yang mengetahui kegiatan kami.

Ratu Pembayun:
Saya tidak mau di tangkap.

Bupati penggih:
Maka silahkan Ratu Pembayun meninggalkan tempat ini dan saya minta Kanjeng Ratu melapor sendiri kepada Kyai Fatahillah, bagaimana Kanjeng Ratu bisa tahu tempat terpancil ini yang jauh dari Ibu kota kesultanan.

Ratu Pembayun:
Saya kemari untuk mengobarkan semangat para ksatria kesultanan Jawi.

Bupati penggih:
Tapi Ki Fatahillah memerintah untuk menangkap siapa saja yang tinggal di tempat ini tanpa izin darinya,yang melanggar akan saya tangkap.

Ratu Pembayun:
Assalamualaikum

Pasukan Jawi:
Waalaikumsalam

Ratu Pembayun pun memacu kudanya dan pergi meninggalkan pasukan kesultanan Jawi untuk kembali ke kota Demak Ibu kota kesultanan Jawi.
Sementara itu di Istana kesultanan Jawi para petinggi militer sedang membahas penyerangan ke kota Sunda kelapa sambil melihat salinan peta kota Sunda kelapa dan pulau Jawa.

Dan ketika malam setelah sholat Maghrib Ki Fatahillah mengutus Koh Im san seorang prajurit angkatan Laut yang berpengalaman keturunan Tionghoa yang beragama Islam untuk berlayar ke kota Surasawanpura.

Untuk menemui Raden Hasanuddin Putra Sultan Priangan (Sunan Gunung Jati) yang sedang mendakwahkan Agama Islam di Negeri Bantania,karena Raden Hasanuddin adalah kerabat Raja Bantai (Raja Surawisesa) Maka Raden Hasanuddin
Di perkenankan untuk menyebar agama Islam di Negeri Bantania.

Tujuan Ki Fatahillah mengutus Koh Im san untuk menemui Raden Hasanuddin adalah memberikan kepada Raden Hasanuddin dan meyakinkan supaya kerajaan Bantania tidak ikut campur dengan Penakluk kota Sunda kelapa oleh kesultanan Jawi yang di bantu oleh kesultanan Priangan.

Dan Ki Fatahillah menyegerakan selesainya kapal kapal perang kesultanan Jawi yang sedang di buat.
Setelah Sholat Isya Sunan Kudus menuntun Ki Fatahillah untuk bertemu dengan sunan Muria putra Sunan Kalijogo di tempat rahasia kesultanan Jawi.Sunan Muria memberitahu kalau Beliau mendapat Informasi dari nelayan di kota Malaka dan Mata mata Kesultanan Priangan kalau Burtugal akan memperkuat kekuasaan di Kota Sunda kelapa yang mereka sewa dari kerajaan Bantania.

Dan Sunan Muria memberikan Sebuah Gulungan yang berisi Daftar Bupati dan Senopati di wilayah Kerajaan Bantania yang tidak setuju kalau kota Sunda kelapa di sewakan ke Burtugal,supaya siapa tahu Bupati dan Senopati Bantania bisa membantu atau meyakinkan Raja Bantania supaya tidak ikut campur dalam penaklukan kota Sunda kelapa.

Sunan Muria mendapatkan Gulungan tersebut dari Mata mata Kesultanan Priangan yang sekarang menjadi orang kepercayaan Burtugal di Kota Sunda kelapa. Ki Fatahillah pun berterima kasih kepada Sunan Muria dan Sunan Muria mendoa Supaya penaklukan kota Sunda kelapa ini berjalan Lancar.

Dan setelah setelah Pertemuan itu saat Ki Fatahillah sampai di rumahnya ia mendengar suara kecapi dan suara kecapi itu berasal dari Kamar Ratu Ayu Istri kedua beliau yang ialah Putri Sunan Gunung Jati dan Ratu Ayu berpesan kalau Ia tak ingin kalau sampai kehilangan Ki Fatahillah dalam perang melawan Burtugal di kota Sunda kelapa.

Dan kebesokan harinya Sultan Trenggono dan Ki Fatahillah sedang duduk di taman Kesultanan Jawi sambil minum kopi dan membahas Apakah proses persiapan kesultanan Jawi untuk menaklukkan kota Sunda kelapa harus di berhenti dulu supaya tidak tergesah gesah dan dikhawatirkan nantinya penaklukan kota Sunda kelapa akan menjadi sia sia.

Lalu tak lama Ratu Pembayun datang,Ratu Pembayun sempat di hadang oleh Ratu Ayu karena Ratu Ayu tidak ingin mengganggu Ki Fatahillah dan Sultan Trenggono,tapi Ratu Pembayun tetap keukeuh kalau ini akan tetap menemui Sultan Trenggono dan Ki Fatahillah meskipun ia kemungkinan akan di marahi Sultan.

Ratu Pembayun tidak setuju kalau penaklukan kota Sunda kelapa di hentikan dan untungnya Ratu Pembayun tidak di marahi Sultan Trenggono justru Sultan Trenggono senang kalau Ratu Pembayun datang. 

Dan dari diskusi Sultan Trenggono,Ki Fatahillah dan Ratu Pembayun di sepakati kalau Ki Fatahillah akan berkunjung ke Kesultanan Priangan bersama Ratu Ayu untuk mengajak Kesultanan Priangan membantu menaklukkan kota Sunda

Dan Ratu Pembayun akan mengawasi dan memimpin Proses Pembuatan kapal kapal perang kesultanan Jawi untuk menaklukkan kota Sunda kelapa,karena untuk antisipasi adanya korupsi oleh oknum pejabat saat pembuatan kapal kapal perang kesultanan Jawi karena biaya produksinya sangat besar.

Layla & Qois (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang