Sebuah gedung bercat hitam dan putih yang menampilkan keindahan lampu disco yang selalu membuat para pengunjung menari serta bau alkohol yang sudah menjadi ciri khas tempat itu. Dua orang yang sedang menikmati minumannya dan juga tak lupa tangannya membelai setiap lekuk tubuh seorang wanita di samping mereka. Keduanya selalu seperti ini, menikmati malam yang penuh dengan gairah masing-masing.
"Permisi tuan."
Kedua orang itu menatap ke arah seseorang yang kini menghampirinya. "Katakan
"Semua rencananya sudah saya ketahui tuan, mereka akan segera melakukan rencana yang sudah mereka buat sendiri."
"Lumpuhkan salah satunya."
"Baik tuan. Saya permisi."
Keduanya saling memandang satu sama lain. Sebuah senyuman remeh tercetak jelas di wajah mereka setelah itu melanjut kegiatan mereka dimana membelai dan mencumbu bibir para wanita-wanita seksi itu.
"Kita hanya perlu menunggu mereka berdua menyerah."
"Akan ku pastikan mereka akan menyerah dengan sendirinya. Tapi aku rasa mereka bukan tipe orang yang mudah menyerah, tapi kita akan selalu menang."
Kedua orang itu saling tertawa mengingat bagaimana mereka sudah menghancurkan semuanya dan tak lupa kini keduanya akan melakukan aksinya untuk menikmati tubuh korban selanjutnya.
Dengan susah payah felix serta bangchan saling bekerja sama dalam memecahkan permasalahan ini, keduanya sering mendapatkan ancaman karena hasil pemeriksaan mereka berdua mengarah bahwa yang terjadi pada korban bukan sepenuhnya kesalahan para korban, tetapi perbuatan dari seseorang yang sudah mengelabui mereka. Sebuah peringatan buat bangchan dan felix agar tidak ikut campur dan meneruskan mencari cara untuk menyelesaikan ini.
Pagi felix sudah sangat buruk. Bagimana tidak buruk, kini pemuda manis itu dengan susah payah membangunkan pemuda tampan bak pangeran yang sedang tertidur seperti orang mati. Ya felix kini tinggal berdua bersama hyunjin di apartement miliknya, karena ini perintah dari bangchan yang khawatir jika sewaktu-waktu felix mendapatkan acaman lagi. Orang tua hyunjin tinggal di Amerika sedangkan orang tua felix juga berasal di Australia, kini keduanya menjalankan tugas di Korea secara bersamaan.
"Bangun pemalas."
"Ini sudah pagi, kamu akan memulai pekerjaan mu di hari pertama, jangan menyusahkan ku dengan terus membangunkan mu." Ucap felix dengan tangannya terus menepuk kaki hyunjin.
"BANGUN." Felix berteriak tepat di telinga hyunjin dan berhasil membuat hyunjin terbangun.
"Banguninnya bisa lebih lembut dikit bisa kan?"
Felix memutar bola matanya. "Aku sudah membangunkan mu dari nada yang selembut sutra sampai hampir menyerah pun tidak berguna."
Dengan iseng hyunjin menarik pergelangan tangan felix dan membuat felix berada di atas tubuh hyunjin.
"A-apa yang kamu lakukan?" Tanya felix gugup.
"Tebak aku mau melakukan apa?"
"Lepas."
"Manis sekali jika dilihat semakin dekat."
"Lepas." Sentak felix.
Cup
Seperti biasa tanpa permisi dan tanpa dosa hyunjin mengecup bibir felix dengan tiba-tiba.
"Ciuman selamat pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Big Secret [Hyunlix]
Teen FictionSeorang pemuda manis yang berprofesi sebagai Dokter outopsi dan pemuda tampan yang berprofesi sebagai Detektif. Dipertemukan di suatu keadaan yang tak terduga dan berakhir bekerja sama dalam memecahkan sebuah kasus yang sejak lama tidak pernah terpe...